Liputan6.com, Jakarta - Minneapolis baru-baru ini jadi kota besar pertama di Amerika Serikat (AS) yang mengizinkan azan untuk disiarkan nyaring dari masjid lima kali sehari. Pada April 2023, Dewan Kota Minneapolis menyetujui perubahan peraturan suara kota.
Melansir Japan Today, Senin (26/6/2023), peraturan itu secara efektif menghilangkan batasan waktu yang sebelumnya mencegah azan subuh dan magrib untuk disiarkan. Bagi warga Minneapolis dan banyak Muslim di seluruh AS, ini merupakan momen bersejarah.
Jaylani Hussein, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam Minnesota, menggambarkan ini sebagai kemenangan kebebasan beragama dan Konstitusi AS. Resolusi tersebut menunjukkan bahwa umat Islam tidak hanya "diterima di sini, tapi mereka juga ada di sini."
Advertisement
"Mereka adalah bagian dari keragaman kota ini dan negara kita," katanya dalam sebuah pernyataan. Sebagai sarjana Islam dan Muslim di Amerika, Leila Tarakji, Asisten Profesor Studi Keagamaan Michigan State University, mengaku sangat tertarik pada bagaimana Muslim Amerika mengekspresikan diri sebagai komunitas agama di tingkat lokal, nasional. dan global.
Dalam tulisan opininya di The Conversation, Tarakji menulis bahwa praktik azan adalah aspek penting dari kehidupan Muslim sehari-hari, yang memiliki sejarah panjang di tanah Amerika. Azan secara harfiah berarti "pengumuman" dalam bahasa Arab dan mengacu pada panggilan salat lima kali sehari.
Amalan mengumandangkan azan, sebutnya, sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW sebagai cara menandai awal setiap waktu salat dan memanggil umat Islam untuk salat. Dalam teksnya "Approaching the Qur’an: The Early Revelations," cendekiawan Michael Sells mencatat, "Azan dikumandangkan lima kali sehari, menarik orang keluar dari keasyikan sehari-hari mereka untuk melakukan ibadah yang jadi perhatian utama."
Â
Praktik Azan di Amerika Serikat
Di negara-negara mayoritas Muslim, seperti Indonesia, suara azan dikumandangkan keras dari setiap menara masjid. Sedemikian penting peran azan sehingga tradisi Islam menganjurkan agar itu jadi salah satu suara pertama yang didengar bayi yang baru lahir.
Ayah bayi akan melantunkan azan dengan lembut di telinga kanan bayi. Kata-kata menandai awal kehidupan seseorang di "jalan yang benar," dengan mengingat Allah. Di Amerika, dengan azan tidak umum terdengar di tempat umum, banyak umat Islam menggunakan aplikasi salat di ponsel mereka atau perangkat lain, yang mencantumkan berbagai waktu salat dan mengumandangkan azan pada waktu yang tepat.
Praktik azan paling awal di tanah Amerika berasal dari ratusan ribu Muslim Afrika, yang diperbudak pada tingkat berbeda-beda, yang membawa praktik Islam. Dalam prosesnya, azan telah meninggalkan pengaruh mendalam pada musik dan budaya Amerika. Sejarawan Sylviane A. Diouf mengaitkan akar musik blues dengan Muslim Afrika Barat yang diperbudak dan dibawa secara paksa ke Amerika antara tahun 1600-an dan pertengahan 1800-an.
Advertisement
Pendahulu Musik Blues
Diouf secara khusus membuat perbandingan antara adzan dan Levee Camp Holler, sebuah lagu yang ditulis dan dinyanyikan mantan budak. Lagu-lagu Holler dipercaya sebagai pendahulu musik blues.
"Ini menampilkan nada berornamen yang sama, suku kata memanjang yang dinyanyikan dengan intonasi bergelombang, melisma, dan jeda. Ketika keduanya disandingkan, sulit membedakan kapan azan berakhir dan seruan dimulai," tulis Diouf.
Baru-baru ini, rapper Muslim Lupe Fiasco merilis sebuah album berjudul "Muhammad Walks" yang secara jelas menyertakan cuplikan suara azan bersama berbagai referensi tentang tradisi Islam. Secara umum, masjid-masjid di AS mengumandangkan azan di dalam ruang salat, yang hanya dapat didengar mereka yang hadir. Penyiaran azan untuk umum yang terdokumentasi paling awal berlangsung selama World's Columbian Exposition, pameran dunia yang diadakan di Chicago pada 1893.
Pekan raya tersebut menampilkan "Jalan Kairo," sebuah daya tarik populer yang berusaha menciptakan kembali bagian kecil dari kehidupan Cairene. Di antara 26 bangunan berbeda yang khusus dibangun untuk proyek ini adalah sebuah masjid di mana wisatawan dapat mendengar muazin mengumandangkan azan dari menara, kemudian menyaksikan jamaah Muslim menunaikan salat.
Â
Izin Mengumandangkan Azan di Masjid AS
Di tahun yang sama, azan disiarkan dari jendela lantai tiga gedung Union Square Bank di New York City. Setelah John Lant, seorang mualaf dan salah satu pendiri First Society for the Study of Islam in America, mengumandangkan azan, dilakukan salat berjemaah sebelum kelompok tersebut melanjutkan pertemuan pertama mereka.
Momen ini didokumentasikan The New York Times yang menulis, "Untuk pertama kalinya dalam sejarah New York, sebagai kota kosmopolitan, seruan muadzin yang merdu, dirayakan setiap pelancong di negara-negara Mohammedan, terdengar kemarin pagi.
Sejak 1970-an, azan telah disiarkan dari masjid-masjid di AS, seperti American Moslem Society, yang didirikan di Dearborn, Michigan, pada 1938 dan bisa dibilang masjid AS pertama yang diberikan hak hukum untuk mengumandangkan azan lima waktu melalui pengeras suara.
Di dekat Hamtramck, yang dianggap sebagai kota mayoritas Muslim pertama di Amerika, adzan disahkan pemerintah daerah pada 2004. Pada 2020, dewan kota Paterson, New Jersey, juga mengizinkan azan antara jam-jam tertentu dalam sehari.
Kemudian, pada 2023, beberapa masjid di Astoria, New York, mendapat izin menyiarkan azan lima waktu khusus selama Ramadan. Demikian pula, sebuah masjid kecil di Occoquan, Virginia, yang diizinkan wali kota setempat untuk menyiarkan azan pada dua kesempatan terpisah untuk menandai bulan Ramadan.
Advertisement