Liputan6.com, Jakarta - Nama Jusuf Hamka dikenal sebagai pengusaha pembuat jalan tol di Indonesia. Kekayaannya dikabarkan mencapai Rp15 triliun. Meski termasuk konglomerat, Jusuf Hamka ternyata enggan sembarangan membelanjakan uangnya untuk keperluan pribadi.
Salah satunya seperti ketika sol sepatu olahraga kesayangannya jebol, pria yang akrab disapa Babah Alun itu ternyata tidak langsung membuang benda tersebut.
Dari video yang diunggahnya di akun Instagram miliknya, Jusuf Hamka berbagi cerita ketika dirinya bermaksud olahraga pagi di Taman Suropati, Jakarta, pada Sabtu, 1 Juli 2023 lalu. Baru keluar dari mobilnya, Jusuf Hamka menyadari kalau bagian sol belakang sepasang sepatunya sudah jebol.
Advertisement
"Ternyata sepatu kesayangan saya yang Nike Airmac mendadak jebol maklum udh 5 thn gak dipake2," tulis Jusuf Hamka di Instagram, Minggu, 2 Juli 2023. Alhasil, Jusuf Hamka pun hanya berjalan-jalan dengan beralaskan kaus kaki. Sambil berolahraga, Jusuf berbelanja produk UMKM yang berjualan di sekitar taman.
Di area tersebut juga ia sekaligus mengontrol tempat ibadah yang dibangunnya, yakni Musola Babah Alun Suropati. Setelah berjalan-jalan dan kembali ke rumah, Babah Aun merasa kalau sepatunya masih bisa diperbaiki.
Ia pun memilih untuk menempelkan lem pada setiap sol sepatu yang jebol itu. Reaksinya termasuk unik karena kebanyakan orang apalagi pengusaha kaya seperti dirinya kemungkinan besar akan membuang sepatu yang sudah jebol, Jusuf Hamka justru memilih tetap menyimpannya untuk diperbaiki.
"Mau dibuang sayang, akhirnya sy cba perbaiki pake lem, dan ternyata masih bisa dimanfaatkan lagi, rejeki anak soleh," tulis Jusuf Hamka lagi. Menurut pria berusia 65 tahun ini, barang yang masih bisa dipakai memang sebaiknya tidak perlu buru-buru langsung dibuang, meskipun terlihat rusak.
Jusuf Hamka Tak Mau Asal Buang Barang
"Kalo masih bisa diperbaiki, tidak perlu buang2 barang krn itu adalah perbuatan Mubazir dan tdk efisien dan mending duitnya dibuat utk yg Ibh bermanfaat, Contohnya ; MEMBAYAR HUTANG, Gengsi makan biaya Bozzz," pungkasnya.
Unggahan itu membuat beberapa warganet tak menyangka dengan sikap Jusuf Hamka. Memiliki kekayaan sampai belasan triliun rupiah, Jusuf Hamka bahkan dinilai bisa membeli pabrik sepatu sekaligus.
"Masyaallah.. pdhl beli pabrik nya pun bapak bisa @jusufhamka," komentar warganet lainnya.
"Kata kata trakhir sindiran buat siapa pak haji," tulis warganet lainnya. "Luar biasa,, padahal beli lg model apa saja juga bisa.panutan," kata warganet lainnya.
Selain dikenal menjalani gaya hidup sederhana, Jusuf Hamka juga terkenal dermawan. Salah satunya adalah menjual nasi kunung murah. Ia pun menceritakan alasan kenapa menjual nasi kuning “hanya” Rp 3,000. Ia menuturkan, bukan bisnis saja yang tidak boleh monopoli tetapi juga sedekah dan pahala.
Jusuf Hamka menjalankan usaha nasi kuning Rp3.000 yang dibuka sejak 2018. Ia menuturkan, kalau orang bertanya kenapa berdagang nasi kuning dengan jual Rp3.000, dan tidak diberi gratis saja.
Advertisement
Jusuf Hamka Jualan Nasi Kuning
"Saya beli nasi kuning Rp 10.000, saya jual Rp 3.000 secara matematika orang bilang rugi, saya bilang untung," tutur dia seperti dikutip dari akun Youtube Be a Billionaire ID, ditulis Sabtu (17/6/2023).
Jusuf Hamka menceritakan kenapa tidak memberikan nasi kuning tersebut gratis dan memilih hanya jual Rp3.000, lantaran tidak ingin memonopoli sedekah dan pahala.
"Kalau saya kasih gratis, saya memonopoli sedekah itu dan monopoli pahala itu. Tapi kalau saya jual Rp 3.000, saudara-saudara yang biasa makan Rp 10 ribu, dia bisa makan Rp3 ribu, bisa sedekah orang lain yang di bawah dia Rp 3.000,” tutur Jusuf Hamka, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, 17 Juni 2023.
"Save Rp 4.000, jadi bukan bisnis saja yang tidak boleh dimonopoli, sedekah juga tidak boleh dimonopoli, pahala juga tidak boleh dimonopoli,” tambahnya.
Jusuf Hamka membuka usaha nasi kuning pada 6 Februari 2018. Ia memberikan modal Rp100 juta untuk usaha nasi kuning. Saat ini sudah ada 12 outlet miliknya.
Sedekah Nasi Kuning
Jusuf Hamka menuturkan, outlet nasi kuning tersebut ada di Semarang, di depan markas tentara Kesatrian, di Bandung, Jawa Barat di depan markas Yonzipur dan Jalan Banten "Terus kita (outlet-red) ada di Cimanggis, Karawag, Jakarta cukup banyak, di kantor Sunter, di Masjid Baba Alun Warakas Papango," ujarnya.
Jusuf Hamka mengatakan, program nasi kuning ini juga dijalankan dengan memberdayakan pedagang atau warung sekitar dan tidak melalui katering. "Program nasi kuning kita harus beli di warung setempat, saya bilang tidak boleh masak sendiri, catering sendiri. Selama masih ada warung setempat, kita harus beli dari warung setempat,” ujar dia.
Ia mencontohkan, jika ada lima warung dengan demikian bergantian untuk membeli dari warung tersebut. Misalkan pada Senin, warung pertama, kemudian Selasa dari warung kedua.
"Saya bilang kita mau sedekah, mereka mau cari nafkah warung kecil sempat. Kita mau mencari pahala cari barokah, mereka mau cari uang buat anak sekolah, kalau mereka jual 10 ribu, kita disampingnya jual Rp3 ribu yang dapat bukan barokah tapi sumpah serapah karena tak bisa bersaing dengan kita," ujar dia.
Advertisement