Liputan6.com, Jakarta - Mulai dari kandang tikus, Gedung Korupsi, sampai disebut peternakan tikus, heboh Gedung DPR berubah jadi tempat dengan beragam nama tak enak didengar di Google Maps. Ada pula yang mengubah singkatan DPR jadi Dewan Pengkhianat Rakyat.
Hal tersebut diketahui dari tangkapan layar yang dibagikan akun Instagram @cermative, Senin, 3 Juli 2023. Warganet akhirnya berbondong-bondong meninggalkan komentar di unggahan tersebut. Sebagian besar justru mendukung "nama baru" Gedung DPR tersebut.
"Lah benar, fakta ... Setujuh banget.. Nih yang buat rakyat harus melindungi," tulis seorang warganet. "Cocok banger namanyaa itu min," imbuh yang lain.
Advertisement
Sejak dulu, gedung perwakilan rakyat itu memang penuh kontroversi, bahkan sejak era Presiden Soeharto. Di antaranya, berikut kontroversi gedung DPR yang dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/7/2023).Â
1. Pernah Ditemukan Banyak Kondom
Mengutip laporan kanal News Liputan6.com per 23 Desember 2015, sempat ditemukan banyak kondom di sudut-sudut ruangan anggota dewan. Itu jadi "cerita lama" yang sampai ke telinga publik.
"Sudah enggak pernah nemu dan dengar lagi ada temuan kondom sekarang. Itu kejadian waktu dulu saja," sebut Jaja, office boy Press Room DPR saat itu.
Pria bernama lengkap Jaja Ahmad ini punya pengalaman mengejutkan pada era reformasi 1998. Ketika itu, mahasiswa dan ribuan aktivis menduduki Gedung DPR, menurunkan presiden ke-2 RI, Soeharto‎, yang menjabat selama 32 tahun.
Jaja mengaku ikut membersihkan kondom-kondom ketika reformasi terjadi. Kondom itu berserakan di sudut-sudut Gedung DPR, saat mahasiswa dan rakyat menginap selama 11 hari. Bahkan, saat itu jumlah kondom baru maupun bekas pakai hingga berkarung-karung.
2. Sejarah Reformasi 1998
Publik juga tentu mengingat kontroversi gedung DPR saat diduduki para mahasiswa dan demonstran pada 1998. Mengutip Merdeka.com, sejarah Indonesia mencatat 18 Mei 1998 sebagai hari di mana ribuan mahasiswa dari berbagai kampus berhasil menguasai dan menduduki gedung MPR/DPR RI.
Momen ini adalah gerbang awal Indonesia memasuki masa Reformasi politik, setelah 32 tahun dipimpin Presiden Soeharto yang kontroversial. Tak tanggung-tanggung, ketika itu, ribuan mahasiswa melakukan aksi duduk di atas atap gedung MPR/DPR RI sebagai bentuk protesnya.Â
3. Sasaran Demonstrasi
Gedung DPR sering jadi sasaran demonstrasi massa yang menyuarakan kepentingan mereka. Ketidakadilan dan pengabaian para anggota dewan sering kali diekspresikan melalui cara unik, salah satunya ditunjukkan aktor Jefri Nichol saat ikut berdemo menolak UU Cipta Kerja pada Kamis, 6 April 2023.
Ia kedapatan melempar bangkai tikus ke Gedung DPR sembari berorasi di hadapan ribuan demonstran. "Gua di sini cuma mau nyampein turut berdukacita atas matinya nalar dan kemanusiaan. Mereka bukan manusia, tapi tikus-tikus. Melindungi oligarki dan orang-orang korup," kata Jefri saat berorasi, dikutip dari Regional Liputan6.com.
Advertisement
5. Renovasi Gedung DPR Rp5,7 Triliun
Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, 24 Agustus 2017, setiap tahun, permintaan anggaran membangun gedung baru sampai ke meja Menteri Keuangan (Menkeu), namun selalu gagal total karena memicu reaksi penolakan dari masyarakat. Sri Mulyani tak menampik bahwa ada permintaan dana pembangunan gedung baru dari DPR untuk masuk di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018.
Alokasi anggaran DPR sebesar Rp5,7 triliun atau naik 50 persen di RAPBN 2018 dari outlook di APBN Perubahan 2017 sebesar Rp3,8 triliun. "Saat kita mau menyusun APBN (2018), secara khusus mereka minta dianggarkan. Saya menyampaikan pada pimpinan dewan dari 2015, sudah pernah ada inisiatif menganggarkan itu (gedung baru), tapi reaksi masyarakat sangat meningkat, kemudian tidak jadi dilaksanakan," jelasnya di Gedung DPR, Jakarta.
Sri Mulyani saat itu menegaskan, DPR sebagai wakil rakyat tentu harus mengikuti respons dari masyarakat atas usulan pembangunan gedung baru. Baginya, uang yang telah dianggarkan dalam APBN harus digunakan untuk belanja yang lebih prioritas.
6. Dinamai Kandang Tikus
Tahun lalu, Dosen Universitas Indonesia (UI), yang juga pegiat media sosial, Ade Armando, babak belur saat berada di tengah-tengah massa aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 11 April 2022.
Tak hanya terluka, Ade diduga ditelanjangi. Dosen komunikasi UI itu terpantau dibopong aparat kepolisian dalam kondisi wajah babak belur bercucuran darah, serta hanya mengenakan kaus dan celana dalam. Saat itu ada demo mahasiswa yang menolak perpanjangan masa jabatan presiden jadi tiga periode.Â
Dan yang terbaru, di Google Maps pada Senin malam, 3 Juli 2023, nama gedung DPR yang aneh-aneh sudah tak ada lagi. Semua titik di Komplek DPR/MPR/DPD kembali ke nama aslinya. Tapi, tak diketahui siapa yang mengubah nama Gedung DPR tersebut.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas perubahan nama tersebut. Tanggapan warganet akan olok-olokan yang beredar di media sosial pun beragam.
"Pescontrol seluruh indonesia senang mendengar berita ini, siap taburkan racun tikus," tulis warganet. "Emang boleh sefakta ini nyatanya uang bantuan sosial nyampe ke rakyat cuma 20 persen," kata warganet lain.
Meski demikian, sebagian warganet mengkhawatirkan unggahan tersebut akan menimbulkan masalah hukum bagi pengubah nama.
Advertisement