Sukses

Keren, Lukisan Karya Seniman Bandung Christine Ay Tjoe Terjual Rp11 Miliar di Sotheby's

Lukisan Christine Ay Tjoe yang laku miliaran rupiah di Sotheby's ini bertajuk "The Team of Red."

Liputan6.com, Jakarta - Deretan seniman Indonesia telah mengharumkan nama Tanah Air di kancah dunia. Salah satunya pelukis Christine Ay Tjoe dengan lukisan karyanya yang terjual miliar rupiah di Sotheby's, rumah lelang bergengsi yang berbasis di New York, Amerika Serikat (AS).

Lukisan Christine Ay Tjoe  ini bertajuk "The Team of Red." Awalnya, lelang lukisan ini di Sotheby's ditaksir senilai 650 ribu sampai 1,3 juta dolar Singapura atau setara Rp7,2 miliar sampai Rp14,4 miliar.

Menurut pantauan di laman Sotheby's, lelang telah ditutup pada 2 Juli 2023, menetapkan lukisan tersebut terjual 990.600 dolar Singapura atau sekitar Rp11 miliar. Pada kolom deskripsi disertakan pula detail lukisan seniman asal Bandung ini.

Lukisan cat minyak di atas kanvas ini dibuat pada 2013 lalu. Lukisan Christine Ay Tjoe berukuran 125 x 150 cm.

"The Team of Red (Lot 17) oleh Christine Ay Tjoe adalah contoh superlatif dari pendekatan abstraksi yang terkenal dari sang seniman, meledak dengan energi kinetik yang berbeda dan kehangatan yang hampir mudah terbakar," bunyi keterangan dalam laman tersebut.

Sotheby's turut menulis, "Melalui karya-karyanya, seperti The Team of Red, Ay Tjoe menggunakan abstraksi untuk mengekspresikan aspek-aspek tak berwujud dari ranah pribadinya yang luas, menggunakan seninya sebagai wahana untuk fokus pada kondisi manusia yang disaring melalui pengalaman subjektifnya sendiri."

Disebutkan pula lukisan ini dipenuhi guratan warna merah dan jingga cerah yang mengalir di atas kanvas. Komposisi "The Team of Red" berdenyut dengan ritme khusus yang mencerminkan spontanitas dan intensitas emosional dari pendekatan sang seniman.

2 dari 4 halaman

The Team of Red

Keutamaan garis tetap konstan dalam karya Ay Tjoe mengacu pada pentingnya menggambar sebagai fondasi karya lukisnya. Mengenyam pendidikan desain grafis dan seni grafis di Institut Teknologi Bandung, Ay Tjoe memiliki pemahaman yang mendalam tentang interaksi antara garis, bidang, dan warna.

Karya awalnya sebagai seniman grafis memungkinkannya bereksperimen dengan banyak media, termasuk teknik titik kering dan etsa. Namun, sang seniman segera mulai memperluas batas-batas seni grafis untuk mengekspresikan dirinya dalam skala yang lebih besar, baik dalam ukuran maupun kompleksitasnya, seperti yang terlihat pada karya ini.

Pelapisan ekspresif bentuk-bentuk abstrak Ay Tjoe menggunakan stik minyak juga mengingatkan pada gaya gestur para ekspresionis abstrak Amerika, seniman, seperti Cy Twombly dan Joan Mitchell, dalam cara gestur yang eksplosif berpadu emosional yang intim.

"Memang, tahun ini Galeri Mnuchin, New York menampilkan karya-karya Ay Tjoe bersama lukisan abstrak Mitchell, bukti semakin pentingnya ditempatkan pada seniman abstrak perempuan dalam beberapa tahun terakhir, serta signifikansi Ay Tjoe dalam sejarah seni," lanjut keterangan itu,

3 dari 4 halaman

Pameran di Seluruh Dunia

Dikenal sebagai salah satu seniman abstrak terkemuka di Asia Tenggara, Christine Ay Tjoe telah dihormati dengan pameran di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Pada 2019, misalnya, sang seniman dianugerahi Asia Arts Game Changer Award, setelah retrospektif utamanya di Museum Seni Kontemporer Abad ke-21, Kanazawa, setahun sebelumnya.

Selain pameran tunggal di Hong Kong, London, Shanghai, Seoul, Tokyo, Taipei, Singapura, dan Jakarta, karya Christine Ay Tjoe juga ditampilkan dalam pameran kelompok terkemuka di seluruh dunia, termasuk di Asia Society Triennial, New York (2020); Royal Academy of Arts, London (2017); National Taiwan Museum of Fine Arts, Taichung (2012); Singapore Art Museum (2012); and Fondazione Claudio, Venice (2011).

Saat ini, karya seniman Christine Ay Tjoe dapat ditemukan di institusi terkemuka di seluruh dunia, termasuk M+ Museum, Hong Kong; The Metropolitan Museum of Art, New York; Singapore Art Museum and National Gallery; serta Asia Society Museum, New York.

4 dari 4 halaman

Sotheby's

Sotheby's sendiri merupakan perusahaan multinasional Amerika-Inggris yang berkantor pusat di New York City. Ini adalah salah satu pialang seni rupa dan dekoratif, perhiasan, dan barang koleksi terbesar di dunia, memiliki 80 lokasi di 40 negara, dan mempertahankan kehadiran yang signifikan di Inggris.

Sotheby's didirikan pada 11 Maret 1744 di London oleh Samuel Baker, seorang penjual buku. Pada 1767, firma tersebut jadi Baker & Leigh, setelah George Leigh jadi partner, dan berganti nama menjadi Leigh and Sotheby pada 1778 setelah kematian Baker ketika keponakan Leigh, John Sotheby, mewarisi peninggalan Leigh.

"Kami memberdayakan komunitas kolektor dan penikmat internasional kami untuk menemukan, memperoleh, membiayai, dan mengirimkan seni rupa dan benda langka," demikian bunyi keterangan dikutip dari laman resmi Sotheby's.

Pihaknya melanjutkan, "Reputasi kami untuk kepercayaan dan keaslian didukung oleh jaringan spesialis global kami yang tak tertandingi yang mencakup 40 negara dan 44 departemen, yang meliputi Contemporary Art, Modern and Impressionist Art, Old Masters, Chinese Works of Art, perhiasan, jam tangan, anggur dan minuman beralkohol, dan interior."

"Dipandu oleh semangat inovasi kami yang berpikiran maju, kami menyelenggarakan lebih dari 600 lelang setiap tahun dan menawarkan pilihan barang lintas kategori yang tersedia untuk pembelian langsung melalui pengalaman belanja digital dan fisik serta penjualan pribadi," tutup mereka.

Video Terkini