Sukses

Van Gogh Alive Dibuka di Jakarta Mulai 7 Juli 2023, Targetkan 300 Ribu Pengunjung Selama 3 Bulan Pameran

Van Gogh Alive pertama kalinya berlangsung di Jakarta, Indonesia. Bertempat di Mal Taman Anggrek, pameran seni itu diharapkan turut menghidupkan kembali pusat perbelanjaan di Jakarta yang sempat mati suri karena pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Van Gogh Alive akhirnya mendarat di Jakarta setelah melanglangbuana ke lebih dari 100 kota di dunia. Lokasi pameran yang menampilkan sosok pelukis Belanda Vincent van Gogh itu berada di lantai bawah Mal Taman Anggrek dan dibuka bertepatan dengan masa liburan anak sekolah.

Van Gogh Alive diklaim bukan pameran seni biasa. Dibuat oleh Grande Experiences, pameran itu memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati lukisan Van Gogh dengan multisensosi, perpaduan cahaya, warna, suara, dan aroma semarak. 

Lebih dari 3.000 lukisan Van Gogh diproyeksikan secara digital ke layar besar yang memenuhi dinding dan sebagian lantai. Pameran itu juga menyertakan panel-panel informasi, video, dan elemen interaktif lainnya untuk memberikan konteks, informasi latar belakang tentang kehidupan serta perkembangan seni Van Gogh. 

Lin Wei Hsien, Ketua Meta Doers Innovation Indonesia, menyebutkan pameran tersebut memberi pengalaman lebih menyenangkan bagi orang awam dalam memahami karya seni sang maestro. Pengunjung yang datang bahkan bisa menghemat banyak uang untuk menikmati karya Van Gogh dibandingkan melihat lukisannya secara langsung ke luar negeri. 

"Dengan banyaknya tempat yang dapat diabadikan di Instagram, 'Van Gogh Alive' menawarkan pengalaman yang benar-benar luar biasa dan tak terlupakan. Kami mengundang masyarakat Indonesia dan orang yang kalian cintai untuk bergabung dengan kami dan bersiaplah untuk tersentuh secara mendalam oleh pengalaman yang memperkaya dengan kesenian Vincent van Gogh," kata Lin dalam pembukaan pameran di Jakarta, Kamis (6/7/2023).

Orang dewasa dan anak-anak bisa menikmati pertunjukan karya seni itu dari sudut pandang baru dan menemukan perspektif yang unik. Pengunjung juga berkesempatan untuk melihat sumber inspirasi Van Gogh melalui foto dan video yang dipajang di samping karya-karyanya.

2 dari 4 halaman

Multiplier Effect dari Pameran Van Gogh Alive

Di sisi lain, pameran tersebut diharapkan menjadi atraksi menarik pengunjung untuk menghidupkan kembali pusat perbelanjaan yang sempat mati suri karena pandemi. Ketua Umum DPP Hippindo Budihardjo Iduansjah menyebutkan sekitar 50 ribu pengunjung sudah mendaftar. Pihaknya menargetkan 300 ribu pengunjung bisa datang selama tiga bulan pameran berlangsung.

Lewat pameran tersebut, tidak hanya penyelenggara pameran yang akan kebagian pemasukan, tetapi juga tenant-tenant yang ada di mal tersebut. Budi menyebut pengunjung biasanya akan singgah ke tempat makan yang tersedia di mal, atau juga berkunjung ke sejumlah toko yang ada setelah menikmati pameran.

Pihaknya berencana bekerja sama dengan sejumlah toko untuk membuat program promo yang mengawinkan antara transaksi di toko dengan tiket pameran. Dengan begitu, jumlah pengunjung bisa semakin meningkat.

"Mari kembali kita ramaikan mal-mal kita, membuat kota Jakarta menjadi kota turis, kota kuliner, kota belanja," kata Budi.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengapresiasi berlangsungnya pameran imersif Van Gogh pertama kali di Indonesia. Terlebih, ia mengaku merupakan penggemar karya pelukis yang mengidap bipolar hingga mengoleksi puzzle lukisannya.

"Ini merupakan atraksi untuk pariwisata. Pas pula momentumnya dengan anak-anak sekolah sedang libur. Harapannya, bareng keluarga, mereka bisa mengapresiasi karya seni luar biasa ini," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Inspirasi untuk Manfaatkan IP Lokal

Angela menyebut pameran tersebut merupakan bentuk konkret dari manfaat mengembangkan kekayaan hak intelektual (intellectual property right/IP) dengan optimal. Dari karya lukis pada abad 19 masih bertahan bahkan berkembang menjadi produk kreatif baru yang menarik 8,5 juta pengunjung.

"Kebayang kalau di satu museum saja, butuh waktu lama orang untuk datang. Saya berapa tahun mendatang mungkin baru bisa mengunjungi lukisan aslinya," ucapnya.

Ia berharap model serupa bisa dilakukan untuk karya seni pelukis Indonesia. Nama Raden Saleh dan Affandi bisa membuka jalan lebih dulu mengingat karya mereka legendaris dan mendunia.

"Kalau kita bicara anak-anak muda, generasi muda, konsep ini sangat relevan. Era digital, teknologi multisensori ini sangat penting. Kalau melihat lukisan saja, butuh pengalaman dan maturitas. Tapi, experience ini bisa membuat dikenal anak sekolah lebih cepat," sambung Angela.

Usulan tersebut disambut baik Lin. Ia menyebut Taiwan sudah pernah menerapkan pola serupa untuk memamerkan karya para seniman lokal mereka. Hal itu juga sangat mungkin diwujudkan di Indonesia. "Kita bisa melakukan hal lebih banyak lagi soal budaya lokal. Seluruh budaya ini bisa ditransformasikan," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Waktu Buka dan Harga Tiket

Van Gogh Alive akan berlangsung di Jakarta selama kurang lebih tiga bulan, dari 7 Juli 2023 hingga 9 Oktober 2023 di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. Pameran buka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.

Tiket tersedia di situs web resmi Van Gogh Alive https://vangogh.co.id/reserve/tiket dan platform tiket lainnya, dengan harga Rp 218.000 per orang di hari kerja dan Rp 243.200 per orang di akhir pekan.

Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menggelar pameran itu sejak Maret 2023. Ragam lukisan Van Gogh, termasuk The Starry Night dan Sunflowers, seakan hidup saat diproyeksikan secara digital ke layar setinggi 10 meter di Resort World Sentosa (RWS).

Menurut Straits Times, pameran di Negeri Singa itu memamerkan juga lebih dari 300 sketsa, gambar, dan lukisan repro yang memberi sejumlah wawasan tentang si artis jenius yang tidak diakui sepanjang hidupnya. Disebutkan bahwa lebih dari 80 ribu tiket telah terjual dari Maret hingga Juni 2023.

Direktur Pameran Natalie Hong menerangkan bahwa pengalaman 360 derajat yang menempati ruangan seluas 15 ribu kaki persegi itu mempresentasikan bagaimana seniman itu membuat serial karya tertentu, seperti seri Sunflower alias bunga matahari. "Itu merinci bagaimana interpretasi van Gogh tentang bunga matahari berevolusi dari waktu ke waktu sejak dia mulai melukisnya hingga beberapa lukisan terakhir yang dia lakukan," tambahnya.

Lalu, bagaimana dengan sesi Van Gogh Alive di Jakarta? Simak dan rasakan sendiri pengalaman yang ditawarkan.