Sukses

6 Fakta Menarik Kaledonia Baru, Wilayah Milik Prancis yang Mayoritas Penduduknya Orang Jawa

Kaledonia Baru termasuk destinasi wisata favorit bagi para turis mancanegara sejak lama. Sejarah budaya Kaledonia Baru cukup unik, disebutkan penduduknya mayoritas orang Jawa dari Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kaledonia Baru adalah wilayah yang termasuk dalam "cincin api Pasifik" atau Ring of Fire, tak heran gempa menjadi hal yang hampir sering dialami penduduk di sana. Mengutip dari laman Britannica, Jumat (7/7/2023), Kaledonia Baru adalah wilayah Prancis yang terdiri dari puluhan pulau di Pasifik Selatan.

Kaledonia Baru termasuk destinasi wisata favorit bagi para turis mancanegara sejak lama. Bukan hanya karena rangkaian pulau yang dipenuhi dengan pantai berpasir putih, laut biru dan iklim tropisnya, namun juga karena sejarah budayanya.

Ibu kota Kaledonia Baru adalah Noumea. Wilayah Kaledonia Baru yang kini sebagian besar didiami orang Jawa pernah mengadakan referendum kemerdekaan dari Prancis pada 4 November 2018, dengan hasil 43,6 persen ingin merdeka namun sebanyak 56,4 persen tidak.

Di Kaledonia Baru Anda dapat menemukan keanekaragaman hayati yang beraneka ragam, hewan yang unik, dan reruntuhan bekas penjara yang menakjubkan yang dapat dilihat di Isle of Pines. Selain itu, di pulau ini juga terdapat sebuah pemakaman berbentuk piramida dan Cimetière des Déporés yang menunjukkan signifikansi historis pulau dan warisan leluhurnya.

Masih banyak hal mengenai Kaledonia Baru selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Kaledonia Baru yang dirangkum Liputan6.com pada Jumat (7/7/2023). 

1. Ditemukan Penjelajah James Cook

Kaledonia Baru ditemukan penjelajah James Cook pada 4 September 1774 saat melakukan perjalanan keduanya di kawasan Pasifik. Ia menamakan wilayah ini Kaledonia Baru karena teringat tanah kelahirannya, Skotlandia.

Di bawah pemerintahan Napoleon III, Prancis kemudian mengambil alih Kaledonia Baru secara resmi pada 24 September 1853 dan membangun Noumea yang kini merupakan ibu kotanya pada 25 Juni 1854.

2 dari 4 halaman

2. Etnis di Kaledonia Baru

Hingga 1774, Kaledonia Baru dihuni oleh Suku Kanak yang merupakan penduduk asli pulau ini. Setelah itu, waktu James Cook mendaratkan kakinya di pulau tersebut, ia memberinya nama yang sekarang ini dikenal banyak orang.

Kaledonia Baru menjadi koloni Prancis pada 1853. Meskipun bahasa resmi di pulau itu adalah bahasa Prancis, tapi ada sekitar 30 bahasa Melanesia yang digunakan secara luas oleh orang-orang di Kaledonia Baru.

Di masa lalu, pernah muncul konflik yang melibatkan dua bangsa yang berseberangan. Meski demikian, atmosfer yang cukup santai masih bisa dirasakan secara kuat di negara kepulauan itu.

Percampuran budaya terlihat sangat jelas dan tidak mengherankan jika Anda menjumpai orang-orang pribumi berpakaian adat atau mengenakan pakaian tradisional, walau berada di tengah-tengah French Riviera --pantai Mediterania di bagian tenggara Prancis dan termasuk dalam resor pantai yang terkenal karena keglamorannya, seperti Saint-Tropez dan Cannes.

3. Mayoritas Orang Jawa

Kaledonia Baru pada 1864--1897 dijadikan sebagai lokasi pembuangan tidak kurang dari 22.000 narapidana. Bermula dari aturan "Koeli Ordonantie" pada 1880 yang mengatur hubungan kerja antara buruh dan majikan untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja di perkebunan Belanda di Sumatra.

Prancis lalu meminta buruh untuk pertambangan nikel dan perkebunan di Kaledonia Baru, maka dikirimlah 170 pekerja dari Pulau Jawa dan tiba di Kaledonia pada 16 Februari 1896. Hingga daerah ini dihuni sebagian suku Jawa dari Indonesia.

Dulunya orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia Baru juga sama dengan orang Jawa Suriname, tapi kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.

3 dari 4 halaman

4. Tempat Satwa yang Hampir Punah

Kaledonia Baru merupakan titik pusat dari keberagaman hayati yang hampir punah. Sebagian besar pulau ditutupi oleh hutan hujan yang dipenuhi oleh lumut, telaga, kabut dan sungai yang berkontribusi pada daya tarik Kaledonia Baru.

Hutan yang kering mendominasi bagian barat pulau, dengan hampir 400 spesies tanaman dan hewan yang terancam punah. Satwa itu adalah kelelawar endemik ornate flying fox dan New Caledonia wattled bat. 

Sementara itu, keanekaragaman hayati lautnya mencakup hampir 10 ribu spesies. Pada 2008, UNESCO memasukkan karang pembatas Kaledonia Baru dalam World Heritage List atau Daftar Warisan Dunia karena keindahannya, proses biologis dan ekologi, keanekaragaman hayati dan spesies yang terancam.

5. Wisata di Kaledonia Baru

Saat menyambangi Kaledonia Baru maka orang akan pergi ke ibu kotanya Noumea. Di Kota ini dianggap sebagai salah satu tempat terbaik untuk liburan seru, seperti hiking, kayak, menyelam, dan berselancar yang cukup populer di antara penduduk setempat dan wisatawan mancanegara.

Anda juga bisa belajar tentang beberapa budaya lokal di Tjibaou Cultural Centre, Museum of Maritime History atau menyelam ke dunia bawah laut yang eksotis di Blue River Provincial Park.

Destinasi populer dari Kaledonia Baru adalah Isle of Pines. Di sana terdapat banyak karang berwarna-warni dan ikan yang hidup di iklim tropis.

Di tempat ini air lautnya bening dan berwarna biru muda. Anda bisa melihat pemandangan bawah laut yang cantik. Perjalanan bisa ditempuh selama 2,5 jam menggunakan kapal feri dari Noumea. 

 

4 dari 4 halaman

6. Kuliner di Kaledonia Baru

Mengutip dari TasteAtlas, Jumat (7/7/2023), Le ver de bancoule atau cacing bancoule adalah spesialisasi Kaledonia Baru yang agak tidak biasa. Cacing bancoule dan bentuk serangga yang bermutasi dapat dimakan; Bahkan, konsumsi cacing ini dirayakan tiap tahun.

Hidangan ini biasanya digoreng dengan pastis dan mentega, meski bisa juga dimakan dimasak atau mentah dengan parutan kelapa. Selain itu tiram bakau, dikenal sebagai huitres de paletuviers dalam bahasa Prancis, adalah moluska kerang laut kecil yang ditemukan di rawa bakau Kaledonia Baru, tempat mereka hidup di akar bakau atau menempel di bebatuan.

Sebagian besar milik Crassostrea dan Saccostrea genera, kerang yang dapat dimakan ini biasanya dipanen secara liar oleh masyarakat setempat dan dianggap sebagai makanan lokal yang lezat. Tiram bakau dikenal karena rasanya yang manis dan asin serta kualitasnya yang tinggi.

Menu ini biasanya dimasak dengan vinaigrette untuk memungkinkan rasa alami mereka masuk. Tiram ini banyak digunakan dalam masakan lokal dan tersedia di banyak restoran, pasar, dan supermarket di seluruh negara itu.

Â