Sukses

Turis Kanada Corat-coret Kuil Jepang Berusia 1.200 Tahun dengan Paku, Berakhir di Kantor Polisi

Jika turis Kanada yang masih berusia 17 tahun itu terbukti merusak kuil Jepang dan melanggar UU Perlindungan Cagar Budaya, ia bakal diproses ke kejaksaan.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis Kanada berusia 17 tahun berulah saat mengunjungi kuil bersejarah berusia lebih dari 1.200 tahun di Nara, Jepang. Ia dituduh mengukir namanya di pilar kayu menggunakan paku.

Insiden tersebut terjadi di Kompleks Kuil Toshodaiji Kondo pada Jumat sore, 7 Juli 2023. "Di sisi barat daya Toshodaiji Kondo, ada pilar kayu yang menopang atap,” kata seorang pejabat polisi pada CNN, dikutip Selasa (11/7/2023). "Pada pilar di samping, anak laki-laki itu mengukir nama 'Julian' pada pilar kayu sekitar 170 sentimeter di atas tanah dengan paku."

Pejabat itu mengatakan, seorang turis Jepang melihat remaja itu "mengotori" pilar dan menyuruhnya berhenti sebelum memberi tahu pegawai kuil. Segera setelah itu, staf kuil memberi tahu polisi terdekat tentang insiden tersebut dan remaja itu dibawa untuk diinterogasi keesokan harinya, kata pejabat itu.

"Bocah itu mengakui tindakannya dan mengatakan itu dilakukan bukan dengan maksud merusak budaya Jepang," kata pejabat itu. "Dia sekarang bersama orangtuanya yang juga berada di kuil ketika insiden itu terjadi."

Pejabat itu menambahkan, polisi akan terus menyelidiki kasus ini. Jika remaja tersebut ditemukan melanggar Undang-Undang Perlindungan Cagar Budaya, ia akan diproses ke kejaksaan. Namun, dia tidak akan ditahan. 

Toshodaiji Kondo dibangun pada abad ke-8 dan jadi salah satu dari delapan situs yang membuat Monumen Bersejarah Nara Kuno diakui sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 1998.

2 dari 4 halaman

Sekilas Sejarah Kuil Toshodaiji di Jepang

Mengutip laman resmi toshodaiji, kuil itu saat ini terletak di pinggir Kota Nara. Padahal saat dibangun, daerah itu adalah pusat kota ketika jadi ibu kota Jepang sekitar 1.250 tahun lalu. Pada 759 masehi, Kaisar Jepang saat itu memberikan bekas kediaman putra Kaisar Tenmu, Pangeran Neetabay Shin-no, untuk mendirikan Kuil Toshodaiji.

Nama ini berasal dari fakta bahwa kepala biara pertama Ganjin berasal dari Toh, atau Dinasti Tang di Tiongkok, dan didirikan sebagai tempat pelatihan umat Buddha di bawah bimbingannya. Toshodaiji adalah kuil pertama di Jepang yang dikhususkan untuk salah satu denominasi Buddha Tionghoa, yaitu aliran Nanzan.

Sampai hari ini, Toshodaiji dianggap sebagai kuil utama denominasi ajaran Buddha Ritsu-shu Jepang. Sebagai pendeta tinggi di Kuil Daimeiji di Tiongkok, Ganjin mendirikan Kuil Toshodaiji di Jepang pada tahun-tahun terakhirnya, diundang oleh Kaisar Shomu untuk mengajarkan ajaran Buddha Tiongkok di Jepang.

Dia menerima permintaan ini, membuktikan dedikasinya dalam perjalanan yang memakan waktu 12 tahun, lima usaha yang gagal, dan kehilangan penglihatannya sebelum berhasil menyeberangi lautan dan tiba di Nara pada 754 masehi. Di Jepang, dia memiliki platform pentahbisan yang dibangun di depan biara, Hall of the Great Image of Buddha di Kuil Todaiji.

Destinasi itu bisa dijangkau dengan menumpang kereta selama 45 menit dari Tokyo. Nara dikenal sebagai destinasi favorit warga Jepang dan turis asing. Selain mempelajari arsitektur bersejarah, pengunjung juga bisa menikmati Taman Nara habitat lebih dari 1.000 ekor rusa yang disakralkan.

3 dari 4 halaman

Tindakan Turis Inggris di Colosseum Roma

Sebelum ini, insiden serupa juga dilakukan seorang instruktur fitness asal Inggris yang dengan nekat mengukir namanya dan kekasihnya di dinding Colosseum. Aksinya bahkan direkam lewat video dan diunggah ke media sosial hingga menjadi viral.

Ivan Dimitrov, dikenal pula dengan nama Ivan Hawkins, saat itu sedang berlibur tiga minggu menjelajahi Eropa, termasuk ke Italia, bersama kekasihnya, Hayley Bracey. Pasangan asal Bristol, Inggris itu kemudian mengunjungi Roma dan mampir di Colosseum sebelum tingkah tak sopan mereka diabadikan di media sosial.

Polisi Italia memburu pasangan itu karena dianggap merusak cagar budaya berusia lebih dari 2.000 tahun. Namun, dikutip dari The Sun, Senin, 3 Juli 2023, pasangan itu diketahui sudah pergi ke Bulgaria sebelum polisi sempat mengidentifikasi identitas mereka lewat rekaman CCTV dan catatan hotel.

Mayor Roberta Martina dari Kepolisian Paramiliter Carabinieri Italia mengatakan pada MailOnline, "Rekan-rekan kami telah berbicara dengan pria itu dan dia menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan yang tulus atas apa yang telah dia lakukan. Dia mengatakan kepada kami bahwa dia sangat menyesal dengan apa yang telah dia perbuat, dan dia terus meminta maaf untuk itu."

4 dari 4 halaman

Terancam 5 Tahun Penjara

Namun, Roberto menilai permintaan maaf itu dilandasi kekhawatiran atas konsekuensi hukum yang dihadapi Ivan atas perbuatannya merusak Colosseum. "Kami menjelaskan bahwa dia dapat dipenjara antara dua hingga lima tahun dan didenda hingga 15 ribu euro," ujarnya.

Aksi Dimitrov yang merupakan keturunan Bulgaria itu sempat direkam oleh penyelenggara paket liburan asal California, Ryan Lutz. Dalam video yang beredar luas, dia terlihat mengukir tulisan 'Ivan+Hayley 23' menggunakan satu set kunci.

Lutz kemudian mengunggah video itu ke media sosial. Dia sempat memperingatkan Dimitrov atas tindakan tak bertanggung jawabnya. Ia terdengar berkata, "Apakah Anda serius, bung? Itu kacau bung, bodoh..."

Aksi Dimitrov memicu kemarahan dari otoritas setempat. Menteri Kebudayaan Italia Gennaro Sangiuliano menyebut vandalisme itu sebagai "tindakan tidak beradab dan absurd" yang telah "menyinggung semua orang di seluruh dunia yang menghargai nilai arkeologi, monumen, dan sejarah".

"Saya menganggap itu sangat serius, tidak layak, dan tanda ketidaksopanan yang besar bahwa seorang turis merusak salah satu tempat paling terkenal di dunia, warisan sejarah (situs) seperti Colosseum, untuk mengukir nama tunangannya," cuit Sangiuliano pada Senin, 26 Juni 2023, dikutip dari CNN, Selasa, 27 Juni 2023.