Liputan6.com, Jakarta - Indonesia terkenal sebagai salah satu surga menyelam terbaik di dunia. Para penyelam dari seluruh dunia datang ke Indonesia sepanjang tahun untuk menikmati keindahannya, terutama karena Indonesia termasuk dalam coral triangle. Coral triangle adalah kawasan perairan yang mencakup enam juta kilometer persegi lautan di Asia-Pasifik, yang memiliki keanekaragaman jenis karang pembentuk terumbu dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat kehidupan laut terkaya di bumi.
Kini, Indonesia juga mulai diakui di mancanegara sebagai salah satu lokasi potensial untuk menyelam di dalam gua-gua bawah air atau yang bisa kita sebut cave diving. Potensi Indonesia sebagai destinasi wisata cave diving menarik dan menantang, terutama dengan bertambahnya lokasi-lokasi yang dapat dieksplorasi. Contohnya di Kupang dan Buton, yang sudah memiliki operator penyedia layanan cave diving.
Baca Juga
Dalam cave diving, penyelam menggunakan peralatan menyelam khusus dan mengikuti pelatihan mendalam untuk mengatasi tantangan dan risiko yang unik dalam menjelajahi gua bawah air. Cave diving membutuhkan keterampilan teknis tingkat lanjut, termasuk penggunaan alat bantu navigasi khusus, pengetahuan tentang pernapasan gas campuran seperti trimix atau heliox, dan pemahaman mendalam tentang lingkungan gua yang khusus.
Advertisement
Penyelam juga diharuskan memiliki pengetahuan soal potensi bahaya yang mungkin terjadi, seperti jarak pandangan yang terbatas, tumpukan batuan, saluran sempit, arus air, dan kondisi perairan lainnya yang dapat menghadirkan risiko bagi penyelam. Para penyelam yang mengeksplorasi gua bawah air membutuhkan sistem manajemen tangki yang tidak berat, dengan kapasitas udara yang banyak dan tingkat mobilitas tinggi sehingga mampu melewati celah-celah gua.
Pilihan paling aman dan nyaman adalah dengan menggunakan side mount diving, atau menyelam dengan dua tangki atau lebih yang diletakkan sejajar di samping tubuh, bukan seperti penyelam rekreasi yang umumnya menggunakan back mount atau satu tangki di punggung. Kegiatan cave diving biasanya dilakukan oleh penyelam berpengalaman yang telah menjalani pelatihan khusus dan memahami teknik dan prosedur keselamatan yang diperlukan.
Menemukan Komunitas Baru karena Pandemi
Kirana Larasati, misalnya, seorang aktris Indonesia terkenal yang kini aktif menjadi penyelam. Dia mengungkapkan di Instagram pribadinya pada 18 Desember 2022 bahwa telah menjadi instruktur selam profesional secara resmi.
Kirana memperoleh lisensi dari Professional Association of Diving Instructor (PADI), yang merupakan lisensi selam yang wajib dimiliki oleh seorang instruktur selam. Awalnya, Kirana terinspirasi untuk terlibat dalam dunia penyelaman setelah melihat kasus ketiga belas pemain sepak bola Thailand yang terjebak di dalam Gua Tham Luang pada 2018.
"Berita itulah yang mengubah hidup aku dan menjadi fokus di diving sampai sekarang,"Â kata Kirana di Jakarta Razor Gathering pada Rabu, 11 Juli 2023.
Sebelum menjadi penyelam profesional, Kirana belajar menyelam di kelas umum. Dia belajar dasar-dasar dari menyelam dan terus meningkatkan keterampilannya melalui berbagai pelajaran. Selama pandemi 2020, Kirana menemukan komunitas baru yang mendukung dan memotivasinya dalam perjalanan menyelamnya dan tidak pernah berhenti sampai sekarang.
Kemudian, Kirana berkesempatan menjadi Instructor Trainer di bidang Cave Diving. Hal ini memungkinkannya untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada orang lain, serta terus meningkatkan keterampilannya sendiri. Diving memberikan banyak ruang untuk self-improvement bagi Kirana. Selama setiap kursus dan pengalaman menyelam, dia selalu merasa mendapatkan pengalaman yang berharga.
"Dulu aku punya permasalahan mental, tidak percaya diri, suka membandingkan diri dan selalu berharap pengakuan dari orang lain," kata Kirana. "Tapi ketika aku masuk di dunia diving, aku mulai lebih menghargai diriku, mulai lebih meningkatkan kualitas diri dan fokus terhadap diriku."
Advertisement
Prosedur Keselamatan Saat Menyelam
Adi Halim, seorang Technical Deep Instructor, menyatakan bahwa minimnya minat terhadap diving di Indonesia disebabkan oleh persepsi bahwa hiu menyeramkan dan sering menyerang manusia. "Sebagian dari kita telah terpengaruh oleh film-film yang mendoktrin bahwa kita sebaiknya tidak menyelam atau berada di bawah air karena khawatir akan diserang hiu. Saya ingin mengklarifikasi bahwa pandangan tersebut salah," katanya.
Ia menjelaskan menghindari kepanikan adalah prosedur paling utama dan krusial dalam dunia penyelaman. Ketika panik, kita akan menghabiskan oksigen dengan cepat dan itu dapat berakhir dengan fatal.
"Ketika kita ingin memulai menyelam, ingatlah perasaan kita saat masih kecil dan diajak orangtua bermain air. Pasti kita merasa senang. Gunakan kembali perasaan itu saat pertama kali kita ingin mencoba menyelam," ungkap Adi. "Namun, perbedaannya kali ini adalah kita akan menggunakan tangki oksigen untuk bernapas. Dengan mengikuti prosedur dengan benar, penyelaman dapat dilakukan dengan aman," tambahnya.
Adi juga mengatakan dalam diving, penting untuk memiliki kemauan dan tekad untuk melakukannya. Waktu penyelaman juga perlu diperharikan. Semakin pagi, semakin tinggi visibilitas yang kita dapatkan. Sangat tidak direkomendasikan untuk melakukan diving tanpa guide atau pemandu. Pemandu diving memiliki pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan membantu kita menikmati pengalaman menyelam dengan baik.
Untuk penyelam pemula, bisa mencoba untuk melakukan recreational diving. Rentang kedalaman normal dalam penyelaman rekreasi adalah sekitar 18-20 meter. Pada kedalaman ini, kita dapat menikmati keindahan alam bawah laut seperti berada di dalam sebuah akuarium dan mengambil foto-foto yang indah, seperti di Pulau Pramuka dan Pulau Sepa yang ada di Kepulauan Seribu.
Adi juga menguasai technical diving, yakni menyelam ke kedalaman lebih dari 60 meter, melebihi batas rekreasional. Cave diving ini termasuk ke dalam jenis technical diving. Kata Adi, dalam cave diving, kita berada di antara air tawar dan air asin, dengan minim cahaya dan tanpa akses langsung ke permukaan, sehingga berisiko lebih tinggi.
Menyelam dengan Tangki Side Mount
Seiring dengan meningkatnya popularitas cave diving di Indonesia, sekarang semakin banyak penyelam beralih ke konfigurasi side mount. Hal ini menjadikan side mount diving kian populer.
Teknik side mount dengan membawa sejajar dengan tubuh ini terutama bagi mereka yang membutuhkan waktu penyelaman lebih lama dan mengedepankan keamanan yang merupakan aspek terpenting dalam diving. Side mount diving jarang terlihat di tempat-tempat diving umum, tetapi lebih sering digunakan dalam kegiatan explorasi gua bawah air. Korea Selatan dikenal memiliki banyak penyelam yang menggunakan teknik side mount.
Dari sisi mobilitas, side mount diving juga juara. Berbeda dengan backmount diving atau penyelaman yang menggunakan satu tangki, letak side mount berada sejajar di kedua sisi tubuh sehingga membuat daya dorong dalam air lebih mudah dan menghasilkan lebih sedikit energi sehingga pengalaman menyelam bisa lebih santai dan nyaman. Otomatis, tubuh lebih mudah seimbang dan juga lebih stabil bermanuver dalam air jauh lebih tinggi.Â
RAZOR, sebuah merek peralatan diving yang juga menawarkan jasa instruktur profesional, menyediakan tangki side mount untuk yang pertama kalinya. Peralatan RAZOR Side mount adalah peralatan yang populer digunakan oleh penyelam di seluruh dunia. Pengembangan dan pengujian sistem RAZOR Side Mount dilakukan selama bertahun-tahun dengan melibatkan penyelam side mount kelas dunia yang menguji coba langsung dalam ekspedisi penyelaman gua. Dengan bantuan DIVEBIOTICS, distributor eksklusif di Indonesia yang menjual peralatan RAZOR Side mount, sekarang masyarakat Indonesia dapat memperolehnya tanpa perlu mengimpor dari luar negeri.
"Side mount membutuhkan pengembangan yang memakan waktu lama dan penjelasan yang cukup panjang bagi orang awam yang tidak familiar dengan konsep tangki ini," kata Hartmann, pemilik RAZOR dan seorang instructor trainer saat acara Jakarta Razor Gathering 2023 pada Rabu, 11 Juli 2023. Hartmann menjelaskan bahwa side mount sebelumnya lebih dikenal dalam penyelaman eksplorasi gua, tetapi sekarang juga digunakan oleh penyelam umum yang tidak terlalu dalam menyelamnya.
"Hal ini berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan para penyelam," tambahnya.
Advertisement