Liputan6.com, Jakarta - Wisata kuliner di Solo rasanya tak habis dikulik. Salah satu yang bisa disinggahi adalah Kedai Kopi dan Teh Titilaras Solo. Terletak di dalam Pasar Gede Barat Lt. 2, Surakarta, Titilaras adalah kedai kopi dan teh yang menyajikan suasana vintage dan hangat.Â
Arkha Tri Maryanto, pemilik sekaligus karyawan kedai itu menjelaskan bahwa nama Titilaras berakar dari budaya Jawa. Sebagai orang Jawa, ia ingin ikut berperan serta dalam melestarikan budaya Jawa di masa sekarang dan masa depan.
Baca Juga
"Titilaras terkait dengan gamelan, karawitan, macapat, gending-gending Jawa, dan tari. Secara asal-usul, Titilaras memiliki makna tangga nada," ungkap Arkha pada Selasa, 11 Juli 2023.
Advertisement
Arkha memilih nama tersebut karena sesuai dengan filosofi hidupnya, yang mengandung arti dari dua kata, yaitu meniti (berjalan) dan selaras (seimbang). "Jadi, dalam hidup, kita harus terus meniti dan mencari keseimbangan," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa ide dan konsep proyek Titilaras sudah dirancang sejak 2017. Ia perlu lima tahun untuk mewujudkannya menjadi sebuah kedai, tepatnya diresmikan pada Februari 2022.
Kedai miliknya menyediakan minuman teh sebagai menu utama. Terdapat berbagai jenis daun teh yang digunakan, tetapi intinya ada dua jenis, yakni teh hitam dan teh hijau. Jenis teh lainnya berupa tisane atau bahan kering. Arkha lebih suka menggabungkannya dalam seni meracik teablend.
Arkha juga tak jarang menghidangkan menu kopi. Biasanya pelanggan akan ditanya apakah mereka ingin kopi dengan susu atau tanpa susu. Jika pelanggan memilih kopi tanpa susu, mereka dapat memilih metode manual brew dengan menggunakan filter. Jika mereka menginginkan kopi dengan dasar espresso, mereka akan diarahkan untuk mencoba Americano.
Nama-Nama Teh Penuh Filosofi
Tentang minuman yang khas dan menjadi menu favorit pelanggan tergantung pada tamu yang datang. Di Titilaras, tidak ada menu tertulis, sehingga menu bersifat sesi, berubah setiap harinya. "Bahkan, jika suasana sedang ramai, menu bisa berubah setiap dua jam, tergantung pada ketersediaan bahan baku," kata Arkha.
Dia mengatakan setiap menu tersedia dalam jumlah terbatas, sekitar 4-10 porsi setiap harinya. Arkha menyediakan daftar menu biasanya yang selalu dicari oleh pelanggan di Titilaras. Untuk menu teh hangat yang paling populer adalah Wajah Pasar Gede dan Hujan di Mimpi. Sementara, menu teh dingin yang diminati adalah Nawari, Temaram, Utara, dan Utari.
1. Wajah Pasar Gede
Menu Wajah Pasar Gede adalah salah satu tea blend yang mengambil inspirasi dari keunikan Pasar Gede. Dalam menyajikan Wajah Pasar Gede, Arkha menggunakan bahan-bahan seperti teh hitam, jahe, lemon, pandan, dan bunga lawang. Kombinasi dari bahan-bahan tersebut menciptakan aroma dan cita rasa yang khas, memberikan pengalaman minum teh yang menyegarkan dengan sentuhan rempah yang hangat.
"Ibarat kata kita menikmati Pasar Gede dalam secangkir teh," ungkap Arkha.
2. Hujan di Mimpi
Menu Hujan di Mimpi terinspirasi lagu berjudul sama dari grup musik Banda Neira. Titilaras menciptakan karya ini dengan tujuan memanifestasikan esensi yang terkandung dalam lagu tersebut ke dalam sajian teh. Bahan-bahan yang digunakan dalam Hujan di Mimpi termasuk teh hijau, daun mint, nanas, chamomile, dan lavender.
Teh hijau memberikan sentuhan bermakna dengan aroma khasnya, sedangkan daun mint memberikan kesegaran yang menyegarkan. Pemanisnya adalah nanas, sedangkan chamomile dan lavender memberikan nuansa relaksasi dan ketenangan.
Advertisement
Minuman Dingin Andalan
3. Nawari
Menu Nawari terdiri dari tujuh bahan dengan tisane blend yang memiliki makna khusus dalam budaya Jawa. Dalam kepercayaan Jawa, angka tujuh juga dikenal sebagai "Pitu" atau "pitulungan", yang berarti pertolongan. Dengan memilih tujuh bahan dalam menu Nawari, harapannya adalah dapat memberikan pertolongan dan keberkahan kepada mereka yang meminumnya.
4. Temaram
Menu Temaram terdiri dari basic coldbrew dan sari buah, terinspirasi oleh suasana yang tercipta saat senja, ketika matahari mulai tenggelam dan suasana menjadi semakin tenang. Dalam menciptakan Temaram, Titilaras menghadirkan pengalaman yang adem, menyegarkan, dan menenangkan bagi para pelanggannya.
5. Utara dan Utari
Menu Utara dan Utari diambil dari kisah Mahabharata yang memiliki karakteristik yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Utara merupakan minuman yang berkarakter lebih kuat dengan bahan seperti basic black tea, bunga, dan sari buah, yang mencerminkan sifat laki-laki. Sementara, Utari adalah minuman yang berkarakter lebih lembut dan anggun, dengan aroma yang menenangkan terdiri dari bahan seperti basic green tea, daun mint, dan sari buah.
Teh segar yang digunakan berasal dari berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, China, hingga Jepang. Sementara, bahan baku tisane diperoleh dari dataran Eropa. Tapi jika masih mungkin dijangkau sendiri, ia mendatangi langsung produsennya, khususnya ke daerah Kemuning di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah.
"Kami juga sangat serius dalam memilih kualitas bahan baku yang akan kami gunakan, sehingga setiap saat atau pembelian selalu kami kurasi terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaian dan cocoknya dengan karakter yang akan kami jadikan menu karya dan disajikan kepada tamu," jelas Arkha.
Â
Menciptakan Ekosistem Sendiri
Kedai Titilaras Solo beradaptasi dengan mengikuti tren, namun tidak terjerat dalam rasa FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan zaman. Sebaliknya, Titilaras menciptakan ekosistemnya sendiri yang memungkinkan mereka untuk berinovasi dan menanggapi perubahan yang terjadi dalam ekosistem yang telah mereka bangun sejak awal. Pendekatannya didasarkan pada keresahan dan pemahaman tentang ekosistem itu sendiri.
"Kami juga tidak terlalu peduli dengan kebutuhan pelanggan, karena kami sudah tahu apa yang kami jual dan kami sudah bertumbuh seperti ini," jelas Arkha. Dia mengatakan bahwa Kedai Titilaras sudah memiliki peta perjalanannya sendiri untuk mencapai bisnis berkelanjutan.
Diketahui, Kedai Kopi dan Teh Titilaras Solo pernah berkolaborasi dengan patjarmerah_id dengan tema "Kembara Rasa: Jelajah Kuliner Terpendam Pasar Gede" pada 9 Juli 2023 yang membahas khusus tentang Pasar Gede dan wisata kuliner Solo. Titilaras juga mengadakan sesi Piknik Sama Sama "Mengenal Diri Melalui Rasa, Aroma, dan Suara" dengan Srawung Emak Surakarta pada 6 Mei 2023.
Titilaras memiliki visi dan misi yang sederhana, yaitu terus berusaha untuk mencapai hal-hal baik di masa depan. Arkha juga berencana untuk melebarkan sayap dengan membuka kedai di lokasi baru dalam waktu yang akan datang. Titilaras berkomitmen untuk terus berinovasi dengan menghadirkan menu baru setiap bulannya, sebagai bagian dari pengembangan dan pembelajaran mereka. Titilaras juga senantiasa mengikuti perubahan musim di Indonesia dan menciptakan menu yang sesuai dengan tema musim tersebut.
Advertisement