Liputan6.com, Jakarta - Pemberdayaan perempuan pelaku UMKM agar kian melek digital terus digiatkan dalam beragam agenda. Begitu pula dengan kolaborasi Tokopedia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau KemenPPPA RI dan UPRINTIS yang menghadirkan Modul Perempuan Maju Digital guna mengedukasi para perempuan pelaku UMKM di Tanah Air soal ekonomi digital.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Bintang Puspayoga menyebut di tengah adanya potensi dan ruang untuk perempuan, namun masalah akses teknologi masih menjadi isu yang perlu diselesaikan. Ia berharap dengan adanya sinergi dalam modul ini, kesenjangan perempuan di bidang digital dapat teratasi dan lebih melek digital.
Baca Juga
"Di era sekarang ini penjualan online akan menjadi salah satu solusi yang harus kita lakukan di era globalisasi ini mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus melek digital. Peluncuran modul ini kami harapkan tidak hanya seremonial belaka, tapi implementasi di lapangan bisa kita wujud nyatakan untuk memajukan supaya berdaya di bidang ekonomi," kata Menteri Bintang dalam konferensi pers peluncuran Modul Perempuan Maju Digital di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu, 12 Juli 2023.
Advertisement
Menteri Bintang menyebut tantangan yang dihadapi perempuan kini dalam mengakses dan berpartisipasi dalam pembangunan para perempuan di Indonesia masih menjadi PR. "Bukan perempuan lemah, namun karena konstruksi sosial budaya patriarki yang mengakar berabad-abad ini yang harus kita kikis oleh perempuan," tambahnya.
"Saya percaya mengacu dari KUKM dari 65,5 juta UMKM di Indonesia hampir 64 juta-nya itu adalah usaha mikro dan 60 persennya adalah dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Artinya, perempuan adalah kekuatan ekonomi nasional," kata Bintang.
Peran Signifikan Perempuan Pelaku UMKM
Wakil Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Hilmi Adrianto menyampaikan perempuan pelaku UMKM memiliki peran signifikan. Mengingat, ekonomi menjadi salah satu sumber utama bisa memajukan perempuan di Indonesia.
"Kita melihat ekonomi digital adalah salah satunya. Agar para perempuan di Indonesia khususnya pelaku usaha bisa semakin maju dan meningkatkan ekonomi keluarga, bahkan nasional," ungkapnya.
Hilmi menerangkan, dari data Kemenko UKM 2021, sebagian besar dari 65,5 juta UMKM di Indonesia adalah perempuan. "34 persen dari pelaku usaha menengah dijalankan perempuan, 50,6 persen usaha kecil dijalankan perempuan dan 52,9 persen usaha mikro juga dijalankan perempuan," katanya.
"Pilar ekonomi kita paling besar disokong oleh perempuan," tegasnya.
Namun, ada banyak tantangan yang dihadapi para perempuan pelaku UMKM, mulai dari tuntutan menambah pendapatan keluarga hingga akses terbatas pada pelatihan-pelatihan kewirausahaan. Ia juga melihat tantangan lain soal kemandirian yang terbatas dalam mengambil keputusan, pencatatan keuangan yang biasanya dicampur dengan keluarga, sampai keraguan meningkatkan skala usaha.
Advertisement
Tantangan yang Dihadapi
"Untuk menjawab tantangan tersebut kita meluncurkan Modul Perempuan Maju Digital yang berisi dari beberapa panduan, seperti 10 langkah pemberdayaan bisnis milik perempuan, memanfaatkan e-commerce untuk bisa memajukan bisnisnya dalam ekonomi digital, hal-hal yang harus disiapkan untuk menjadi perempuan pengusaha di ekonomi digital saat ini," tutur Hilmi.
Founder UPRINTIS Indonesia, Novita Hardini juga menyebut setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi perempuan pelaku UMKM, yakni ideologi, ekologi, dan teknologi. "Ideologi kita tidak hanya sukses untuk diri sendiri, tidak hanya sukses bisa memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, namun juga sebagai pendidik bagi anak-anak kita, harus mulai ditanamkan ideologi kebangsaan," kata Novita.
Ia menambahkan, "Kita berbicara pembangunan berbasis kebudayaan dengan adanya pengusaha perempuan yang semakin banyak mempromosikan produk-produk lokal, tidak hanya produk tapi juga ada isu kebudayaannya ini menjadi satu tantangan yang harus kita sama-sama hadapi sebagai pengusaha perempuan dan juga sebagai pendidik bagi anak-anak kita."
Tantangan Ekologi dan Teknologi
Novita melanjutkan di Kabupaten Trenggalek sendiri ada kemajuan dari Rp9 miliar Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi Rp30 miliar yang disumbangkan hanya dari UMKM. Pencapaian itu tiba-tiba merosot karena bencana alam, seperti gempa hingga banjir.
"Tiba-tiba UMKM jadi sangat rentan sehingga kita sebagai pengusaha perempuan harus memerhatikan keramahan lingkungan dalam memilih bahan-bahan yang ingin kita libatkan dalam penjualan kita," ungkapnya.
Ketiga adalah masalah teknologi. Ia menyebut ekonomi digital adalah masa depan dunia, namun masih banyak hambatan yang dihadapi dari sisi teknologi bagi perempuan pelaku UMKM.
Sementara, Modul Perempuan Maju Digital dapat diakses secara gratis lewat Pusat Edukasi Seller Tokopedia. Modul ini juga disosialisasikan ke perempuan pelaku UMKM lewat Kelas Perempuan Maju Digital (KPMD) yang rutin diadakan di berbagai daerah di Indonesia.
Hilmi menyebut KPMD adalah turunan inisiatif Hyperlocal Tokopedia, yakni inisiatif yang bertujuan meningkatkan daya saing pelaku UMKM agar punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, tanpa harus pindah ke ibu kota. Di KPMD, Tokopedia bersama pemerintah provinsi dan kota, mengedukasi offline khusus bagi perempuan pelaku UMKM di berbagai daerah, seperti Medan, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bali dan akan terus merambah kota lain,
Advertisement