Liputan6.com, Jakarta - Digelar pertama kalinya di Summarecon Mall Serpong (SMS), JF3 Fashion Festival 2023 suguhkan suasana berbeda. Gedung parkir di pusat perbelanjaan tersebut disulap menjadi runway tempat para model berlenggak-lenggok memamerkan pakaian dan aksesori karya desainer ternama dan juga industri fesyen lokal karya anak bangsa.
Lantai 6 gedung parkir SMS Power Hall tersebut hari-hari biasanya digunakan sebagai tempat parkir mobil. Hingga 19 Juli 2023, arena seluas 30 sampai 40 meter persegi tersebut dijadikan model runway dan para undangan untuk melihat langsung gelaran busana tersebut.
Treshia Mareta, selaku Advisor JF3 menerangkan alasan memanfaatkan lahan parkir sebagai tempat fashion show. Hal itu senada dengan tema yang diusung, yakni Power to Empower. "Sehingga menstimulasi kreator kita agar mempresentasikan lebih menarik, ini penting agar bagaimana audiens ini tertarik melihat kita, ini jadi satu pemikiran juga karena fashion show adalah entertainment, bisnisnya nanti, audiensnya tertarik baru terjadi," jelasnya dalam jumpa pers di Tangerang, Senin, 17 Juli 2023.
Advertisement
Sementara, Chairman JF3 Soegianto Nagaria menjelaskan, Power to Empower bermaksud ingin mengajak berbagai pihak yang memiliki kepedulian tinggi untuk mendukung eksistensi industri mode Indonesia. Seiring dengan perkembangan industri mode global yang terus bergerak maju pasca-pandemi, JF3 mengajak seluruh pihak untuk berkontribusi dan aspirasi menentukan arah baru untuk industri fesyen Indonesia.
"Tahun ini JF3 memperluas jangkauan dengan menyelenggarakan acara di dua lokasi, yaitu Summarecon Mall Kelapa Gading dan Summarecon Mall Serpong. Kami percaya bahwa lokasi baru yang kami pilih ini memiliki potensi pasar yang sangat baik, sehingga akan memberikan dampak bisnis yang lebih besar bagi para pelaku bisnis mode yang terlibat," katanya.
Ghea Panggabean Hadirkan Pesona Wanita Sumba
Di hari pertama JF3 yang berlangsung di Serpong itu menampilkan karya Ghea Panggabean. Desainer veteran itu mengangkat kain Sumba lantaran ingin menunjukkan keindahan dan kekuatan wanita Sumba. Menurutnya, meski dari pulau terpencil, nama kain Sumba dan pulaunya terdengar hingga ke luar negeri.
"Bahkan, ada kolektor dari luar negeri yang memajang kain Sumba untuk dikoleksi, ini menunjukkan bahwa lain Sumba memiliki keindahan dan kualitas yang tak kalah dengan produk fashion dari negara lain," jelas Ghea.
Ghea juga ingin merepresentasikan kekuatan wanita Sumba lewat karyanya yang bertema Weaving Dreams. Ada 28 koleksi yang dipamerkan oleh para model. Potongannya beragam, mulai dari one set, blazer, dan gaun. Ia memadankannya dengan berbagai aksesori, yakni topi, gelang, kalung, hingga tas berbahan tenun. Semua terlihat cantik dengan nuansa earth tone.
"Nanti ada 'Pahikung', di mana itu adalah tenun berbentuk kain songket yang digunakan untuk perempuan, dan 'Hinggi' yang juga tenun songket namun lebih lebar, yang digunakan oleh laki-laki," tuturnya.
Ghea pun memastikan, semua karyanya merupakan kain yang benar-benar dibuat di Sumba, baik dibuat oleh tangan langsung oleh penenun atau pun bekerja sama dengan UKM setempat. "Tidak semua yang dipamerkan dibuat oleh tangan, namun dipastikan ada kain Sumba yang benar-benar ditenun oleh penenun Sumba," kata Ghea.
Advertisement
Cari Talent untuk ke Paris
JF3 juga terus melanjutkan upaya pencarian bakat baru melalui kegiatan JF3 Model Search. Audisi kali ini kembali dilakukan di tiga kota besar, yaitu Bali, Yogyakarta dan Jakarta. PINTU Incubator upaya kolaborasi antara LAKON Indonesia, Kedutaan Besar Perancis, melalui Institut Français d'Indonesie (IFI) juga kembali berlanjut memasuki tahun kedua.
Lebih dari 500 brand lokal telah mendaftarkan diri untuk mengikuti program PINTU Incubator 2023. Setelah melalui proses kurasi, terpilih sebanyak 12 brand yang akan mengikuti proses inkubasi selanjutnya. Mereka akan dibimbing oleh tidak hanya melibatkan mentor dari para profesional di Indonesia, tapi juga fashion expert dan pelaku bisnis mode dari Prancis.
Thresia Mareta yang juga merupakan inisiator dari program PINTU Incubator menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Kedutaan Besar Prancis melalui Institut Français Indonesia (IFI), membawa desainer dan fashion expert dari Prancis ke program PINTU Incubator dan juga JF3.
"Melalui kerja sama ini, kita akan memiliki kesempatan bekerjasama dengan ekosistem mode global, dan pada saat yang bersamaan, kita bisa saling mempromosikan karya dan sekaligus memperkenalkan pengrajin, pelaku UMKM mode Indonesia, seiring dengan membawa JF3 berkembang lebih profesional dengan menjadi bagian dari ekosistem industri mode global," katanya.
Rantai Pasokan Brand Fesyen
Laporan baru dari Fashion Revolution, nirlaba "gerakan aktivisme mode," mengklaim bahwa sebagian besar merek fesyen besar menolak mengungkap secara terbuka informasi penting tentang rantai pasokan mereka, di tengah gelombang klaim ramah lingkungan. Melansir CNN, Jumat, 14 Juli 2023, Indeks Transparansi Mode, tinjauan tahunan yang ditetapkan grup tersebut sejak 2017, memberi peringkat pada tingkat keterbukaan lini mode seputar praktik perusahaan yang berkaitan hak asasi manusia dan kebijakan lingkungan.
"Transparansi hanyalah titik awal, dan tampaknya banyak merek yang bahkan gagal menyediakan (data tersebut)," bunyi pengantar laporan yang dirilis 13 Juli 2023. Sebaliknya, mereka menegaskan, "Ada kepentingan pribadi dalam menampilkan janji-janji kosong."
Pihaknya juga menyinggung target tidak ambisius yang "tidak siap menyelamatkan kita dari krisis iklim, sambil melanjutkan kelebihan (produksi) tidak masuk akal, pencurian upah, dan pengeringan planet kita." Studi ini mengumpulkan data yang tersedia untuk umum tentang merek dengan omzet tahunan lebih dari 400 juta dolar AS.
Daftarnya termasuk perusahaan fesyen di bidang mode cepat, mewah, pakaian olahraga, denim, dan aksesori. Tidak ada informasi yang dirilis Fashion Revolution yang diverifikasi atau diaudit pihak independen, tapi laporan tersebut ada sebagai berkas klaim yang diharapkan kelompok tersebut dapat digunakan pemangku kepentingan untuk "meminta pertanggungjawaban merek."
Tahun ini, mengangkat isu upah layak dan ketidaksetaraan pekerja jadi fokus baru Fashion Revolution, yang sejak Juli 2022 telah mengampanyekan kenaikan gaji di seluruh rantai pasokan global. Untuk Indeks 2023, grup tersebut meminta informasi pada 250 merek besar tentang gaji mingguan untuk pekerja tingkat pemula.
Advertisement