Sukses

Cara Nikita Willy Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak Saat Diberi MPASI

Setelah menjadi ibu, aktivitas Nikita Willy diisi dengan mengasuh putra semata wayangnya yang akrab disapa Isa. Ia pun mengaku menghadapi penolakan anak saat akan diberi MPASI.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menjadi ibu, aktivitas sehari-hari Nikita Willy kini diisi dengan mengasuh putra semata wayangnya yang akrab disapa Isa. Ia pun bercerita bagaimana menghadapi gerakan tutup mulut (GTM) Isa saat diberi makanan pendamping ASI (MPASI).

"Dari awal memasuki usia enam bulan, aku udah mengikuti banyak workshop MPASI supaya nggak pusing," ujar aktris berusia 29 tahun itu saat Kampanye "Wisata Rasa MPASI" untuk mendukung pemenuhan nutrisi anak yang diselenggarakan Royco di Hotel Intercontinental Jakarta, Kawasan Pondok Indah, Jumat, 21 Juli 2023.

Hal itu dilakukan lantaran ia tak mau mengalami stres karena kewalahan mengatasi masalah makan pada anaknya. Salah satunya ia menerapkan feeding rules, yaitu aturan yang diberlakukan kepada si kecil berkaitan dengan makan setelah anak lepas dari masa ASI eksklusif.

Feeding rules itu meliputi waktu jam makan yang sama untuk anak, jeda waktu makan anak, serta gestur anak. Jika Isa berdiri dari kursi, itu berarti ia telah selesai makan. "Kalau Isa nggak mau makan, bisa nanti dua jam setelahnya," kata Nikita yang tak mau memaksakan anak makan.

Dengan memberikan aturan itu, si kecil akan merasakan sendiri dampak dari penolakannya untuk makan yaitu rasa lapar. Tujuannya, si bayi tak akan menolak makanan yang diberikan ibunya di lain waktu. Ia menyambung, "Dari umur 6 bulan kita sudah mengenalkan rasa lapar ke anak." 

2 dari 4 halaman

Suka Makan Tempe Sejak di Kandungan

Nikita mengakui tidak selalu mudah mengatasi GTM anak. Karena itu, ia pun menyemangati para ibu muda lainnya saat mengatasi anak susah makan. "Semangat terus, MPASI adalah masa yang seru. Ada kalanya sebagai ibu kita merasa gagal dan sendirian, tapi sebenarnya kita dikelilingi support system," ucap Nikita.

Terkait makanan favorit Isa, Nikita juga bercerita tentang kesukaan putranya pada tempe. Menurutnya, hal itu kemungkinan berpengaruh dari kebiasaannya saat hamil yang sangat suka makan tempe. "Dia (Isa) bisa makan nasi pakai tempe aja," ceritanya.

Menu itu sangat sederhana dan mencerminkan makanan lokal Indonesia. Selain tempe, Isa juga menyukai menu tahu bakso ayam yang berkuah.  "Jadi fresh banget, apalagi kalau anak lagi batuk pilek," sambung Nikita.

Di kesempatan yang sama, dokter spesialis anak, dr. Miza Afrizal, SpA menambahkan tentang menu MPASI yang harus diperhatikan para ibu. "Mengenalkan rasa itu bisa dari berbagai macam cara, bahannya bisa diganti-ganti. Kita juga punya opsi menambahkan bumbu tambahan," kata dr. Miza.

3 dari 4 halaman

Takaran Garam dan Gula yang Diperbolehkan

dr. Miza mengingatkan hal yang harus diperhatikan dalam MPASI adalah porsi kadar garam dan gulanya. "Karena dari lahir anak, organnya masih berkembang dan organ yang paling terakhir berkembang itu ginjal," papar dia.

Mengingat garam disaring melalui ginjal, ia merekomendasikan orangtua untuk tidak memberi garam terlalu banyak untuk anak. "Berusia 6 bulan hingga 1 tahun cukup 1 gram saja per hari, di atas usia 1 tahun bisa 2 gram untuk satu hari," jelasnya.

Adapun untuk gula, ia menyebut porsinya hanya 1 gram saja per sekali makan. Sementara, anak di atas usia 3 tahun bisa diberi 3 gram garam per hari. "Ini bukan angka yang harus dicapai, tapi saat ingin memberikan rasa harus beri batasan," tambahnya.

Garam maupun gula tersebut terbilang sudah memberikan rasa pada makanan bayi, karena rata-rata bayi yang baru mulai MPASI hanya makan sekitar 60 ml atau setara dua sendok orang dewasa. 

4 dari 4 halaman

Mencegah Anak Sulit Makan Sejak Pemberian MPASI

Banyak orangtua kesulitan saat memberi makan anak lantaran anak-anak jadi pemilih. Kebiasaan yang dilakukan orangtua sedari awal saat memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) ikut berpengaruh terhadap nafsu makan dan sikap pemilih saat makan sesuatu di masa perkembangan anak.

"Untuk mencapai gizi seimbang yang pertama dicari apa yang di ASI mulai berkurang, seperti komponen zat besi. Ini ada di protein hewani," kata dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS saat Zoom Meeting bertajuk "Sambut Hari Anak Nasional, Tokopedia dan Dokter Anak Bahas Peran Penting Orangtua Dukung Tumbuh Kembang Anak, Kamis, 20 Juli 2023. 

Ia juga menyarankan agar banyak mengonsumsi telur serta hati ayam yang kandungan proteinnya cukup tinggi. Sementara komposisi karbohidrat berupa nasi atau kentang bisa diberikan 20 persen dari total makanan MPASI, sisanya sebanyak 10 hingga 15 persen adalah protein hewani, lalu sertakan sedikit lemak yang baik untuk lambung bayi yang kecil.

"Lemak ini tak perlu harus olive oil atau butter, minyak yang biasa digunakan di dapur juga bisa digunakan," tambah dr. I Gusti.

Ia juga tak menyarankan bayi terlalu banyak diberi sayuran dan buah, terutama buah yang tanpa ditambahkan apapun terdapat glukosa atau gula. "Dasarnya bayi itu suka dengan rasa manis. Ketika langsung dikenalkan dengan buah, ia akan jadi pemilih," paparnya.