Sukses

Ragusa dan Zangrandi Masuk Daftar 100 Kedai Es Krim Paling Ikonis Versi TasteAtlas

TasteAtlas menyebut, daftar yang memuat Ragusa dan Zangrandi ini menyajikan 100 kedai es krim paling ikonis yang telah meninggalkan jejak tidak terhapuskan di kancah pencuci mulut global.

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, kuliner Indonesia masuk dalam daftar TasteAtlas, platform panduan online untuk makanan tradisional, ulasan kritikus makanan, serta artikel penelitian tentang bahan dan hidangan populer berbasis di Kroasia. Kali ini, ada Ragusa dan Zangrandi dalam daftar 100 Kedai Es Krim Paling Ikonis.

Melansir situs webnya, Senin (24/7/2023), mereka menulis, "Ragusa Es Italia adalah kedai es krim ikonis di Jakarta, didirikan pada 1932 oleh kakak-adik asal Italia Luigi dan Vicenzo Ragusa, menjadikannya salah satu merek es krim tertua di Indonesia."

"Penawaran es krim ikonisnya adalah es krim spageti, yaitu es krim vanila, cokelat, stroberi, atau durian yang ditekan melalui mesin agar menyerupai spageti, dengan saus stroberi dan kacang di atasnya untuk memberi tampilan sepiring pasta," sambungnya.

TasteAtlas memuat, "Zangrandi Ice Cream adalah toko es krim yang mapan dan sangat dihormati, menampilkan arsitektur art deco yang berasal dari zaman kolonial Belanda. Rasa es krim ikonik mereka adalah tutti frutti, campuran rasa buah yang semarak yang menyegarkan dan manis menggoda."

Dituliskan pula bahwa Zangrandi Ice Cream berbasis di Surabaya sejak 1930. TasteAtlas menyebut, daftar ini menyajikan 100 kedai gelateria dan es krim paling ikonis yang telah meninggalkan jejak tidak terhapuskan di kancah pencuci mulut global.

"Ini mencakup perusahaan yang telah mengasah keahlian mereka, bahkan dalam kurun waktu lebih dari seabad, menyajikan rasa yang sudah lama ada, seperti cokelat dan pistachio, atau kombinasi inventif seperti ricotta dan pir, biji wijen, dan nasi," kata TasteAtlas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sarat Terpengaruh Budaya Lokal

Mereka menjelaskan, "Gelato, es krim, dan dondurma semuanya menawarkan makanan penutup beku yang unik. Gelato menawarkan tekstur yang padat, lembut, dan rasa yang kuat karena proses pengadukan yang lambat dan kandungan lemak rendah."

"Es krim dikenal dengan kandungan lemak lebih tinggi dan tekstur lembut, sementara dondurma, sajian khas Turki, membedakan dirinya dengan tekstur elastis dan kenyal yang dikaitkan dengan penambahan pewangi," sebutnya. "Setiap varietas menghadirkan karakteristik unik, dibentuk oleh bahan, teknik, dan pengaruh budaya lokal."

Ini bukan kali pertama kuliner Indonesia masuk dalam daftar TasteAtlas. Terkait lokasi kuliner, Warung Mak Beng di Sanur, Bali sudah lebih dulu masuk daftar Restoran Legendaris Dunia dari platform tersebut.

Sementara warung makan yang mengandalkan menu ikan gorengnya itu berada di posisi ke-3, Figlmuller di Vienna, Italia, bertengger di peringkat pertama. Lalu, disusul Katz's Delicatessen yang berlokasi di kota New York, Amerika Serikat. 

3 dari 4 halaman

Kota Terbaik di Dunia untuk Mencicipi Makanan Lokal

Sebelumnya, enam wilayah di Indonesia: Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Padang, Surabaya, dan Malang, sudah lebih dulu masuk jajaran kota terbaik di dunia untuk mencicip makanan lokal menurut TasteAtlas.

Melansir situs webnya, 10 Mei 2023, dalam daftarnya bukanlah kota-kota dengan bintang Michelin terbanyak, atau kota dengan koki paling terkenal. "Ini bukan hidangan atau restoran yang akan membuat Anda mendapat paling banyak likes di Instagram. Ini bukanlah tempat bagi mereka yang memiliki uang untuk menjauh dari semua orang biasa," tulis mereka.

Daftar ini disebut menggabungkan temuan TasteAtlas dengan peringkat restoran di Google. "Kami menggabungkan rata-rata peringkat hidangan lokal dan regional terbaik yang disajikan di kota tertentu, peringkat rata-rata hidangan nasional yang disajikan di kota itu, dan peringkat rata-rata Google untuk restoran tradisional terbaik di kota itu," kata mereka.

Berdasarkan perhitungan itu, Jakarta berada di peringkat ke-14 dengan skor 4,56 dari 5. Jakarta dideskripsikan sebagai "ibu kota Indonesia yang ramai, dikenal dengan populasinya yang beragam, warisan budaya yang kaya, dan kehidupan jalanan yang semarak, dengan pedagang kaki lima di setiap sudut menjual beberapa makanan murah terbaik yang dapat Anda temukan di dunia."

"Makanan tradisional Jakarta terkenal dengan rasa yang berani, penggunaan rempah-rempah yang melimpah, dan keanekaragaman yang cocok untuk setiap selera," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Kota Lainnya dalam Daftar

Kemudian, ada Yogyakarta di posisi ke-48, mencatat skor 4,4 dari 5. Disebutkan bahwa Yogyakarta adalah kota kaya budaya yang terkenal dengan seni tradisional, musik, dan kedekatannya dengan candi kuno Borobudur dan Prambanan.

"Pemandangan kuliner lokal di Yogyakarta adalah pameran menarik dari masakan tradisional Jawa, disertai pasar jajanan kaki lima yang ramai," katanya.

Makanan tradisional Yogyakarta memiliki ciri khas rempah-rempah yang aromatik, rasa nan kaya, dan tekstur yang beragam. TasteAtlas menulis, "Penduduk setempat menyukai gudeg, semur nangka yang manis dan gurih yang menjadi simbol lanskap kuliner kota dan warisan Jawa."

Karena Bandung (80), Padang (89), Surabaya (94), dan Malang (99), tidak berada di 50 besar, tidak ada deskripsi lebih lanjut tentang empat kota tersebut. Masing-masingnya mencatat skor 4,37; 4,37; 4,36; dan 4,36 dari 5.

Sementara, di puncak peringkat adalah Florence, Italia, dengan skor 4,71. "Florence, tempat lahir Renaisans, adalah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan arsitektur yang memesona," tulis TasteAtlas.

"Pemandangan kuliner lokal adalah perpaduan yang menyenangkan antara pesona dunia lama dan inovasi kuliner modern, dengan penekanan unik pada santapan dari peternakan ke meja dan sederetan trattoria yang dikelola keluarga," imbuhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini