Sukses

Greta Thunberg Didenda Rp2,1 Juta Akibat Halangi Kapal Tanker Saat Gelar Protes Darurat Iklim

Bukan kali pertama Greta Thunberg berurusan dengan masalah hukum. Namun kali ini, kasusnya masuk meja persidangan.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivis lingkungan Greta Thunberg kembali tersandung masalah. Kali ini, pengadilan Swedia memutuskan dia bersalah karena tidak mematuhi upaya penegakan hukum, kata juru bicara Pengadilan Kota Malmo kepada CNN, dikutip Selasa (25/7/2023).

Thunberg didakwa dengan pasal "kejahatan ketidakpatuhan terhadap hukum dan ketertiban" awal bulan ini setelah berpartisipasi dalam protes pada 19 Juni 2023. Aksi protes dilakukan dengan memblokir kapal tanker minyak di bagian pelabuhan Malmö.

Jaksa mengatakan protes tersebut menyebabkan gangguan lalu lintas di Malmö. Greta didakwa karena tidak meninggalkan tempat kejadian saat diminta oleh polisi.

Menurut juru bicara Pengadilan Kota Malmö, pengadilan mengenakan denda sekitar 144 USD (sekitar Rp2,1 juta), dalam bentuk 30 denda harian sebesar 50 krona Swedia (4,80 USD). Thunberg mengaku tidak bersalah atas dakwaan tersebut, dengan alasan dia bertindak karena "keharusan" dalam konteks darurat iklim, kata juru bicara itu.

CNN telah menghubungi Yayasan Greta Thunberg untuk memberikan komentar. Irma Kjellström, juru bicara kelompok aktivis Ta Tillbaka Framtiden, yang mengorganisir protes Juni, mengatakan Thunberg adalah salah satu dari banyak anak muda yang memblokir kapal tanker minyak.

"Setelah memblokir industri yang membakar masa depan kami, kami sekarang dituduh melakukan kejahatan. Sementara tuduhan diajukan terhadap kami, kejahatan sebenarnya berlanjut di dalam gerbang yang kami blokir," katanya kepada CNN awal bulan ini.

2 dari 4 halaman

Diseret Polisi Jerman

Pada Minggu, 15 Januari 2023, Greta Thunberg diseret keluar oleh polisi saat menggelar aksi demonstrasi di sebuah tambang batu bara di Jerman. Aktivis lingkungan asal Swedia itu bersama para pengunjuk rasa lainnya berhadapan dengan polisi di sebuah tambang yang berlokasi di Lutzerath, di wilayah North Rhine-Westphalia.

Dikutip dari Daily Mail, Senin, 16 Januari 2023, desa tersebut akan diratakan untuk membuka jalan bagi perluasan tambang batu bara, meskipun ditentang para pecinta lingkungan. Thunberg yang menjadi salah satu otak gerakan anti-perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir, terlihat tertawa saat dua petugas polisi anti huru-hara menyeretnya pergi dari tempat itu.

Media Jerman, Bild menyampaikan perempuan berusia 20 tahun itu digeret paksa oleh polisi setelah mereka menolak memenuhi tuntutan pengunjuk rasa untuk mengosongkan daerah tersebut. Greta bergabung dengan sekitar 70 pengunjuk rasa di lokasi itu, dengan surat kabar melaporkan bahwa mereka berlari melintasi lapangan dekat tambang dalam upaya untuk mengganggu operasi.

Ada beberapa protes di lokasi dekat kota Erkelenz di Jerman barat dalam beberapa hari terakhir, beberapa berakhir dengan bentrokan antara demonstran dan polisi. Aktivis telah menduduki Desa Lutzerath dalam upaya menghentikan perluasan tambang, menggali terowongan, dan membangun struktur dalam upaya menghentikan kemajuan.

3 dari 4 halaman

Lulus Sekolah Menengah

Thunberg pada Jumat, 9 Juni 2023, akhirnya mengumumkan bahwa ia telah lulus dari sekolah menengah. Namun, ia menyatakan bahwa akan terus berpartisipasi dalam aksi protes dalam memperjuangkan soal perubahan iklim. 

"Hari ini, saya lulus dari sekolah, yang berarti saya tidak akan bisa lagi mogok sekolah untuk (memperjuangkan perubahan) iklim. Ini adalah mogok sekolah terakhir bagi saya," tulis Thunberg dalam unggahannya di media sosial.

Dilansir Channel News Asia, Sabtu, 10 Juni 2023, Thunberg, yang menjadi penggerak utama gerakan Fridays for Future global, juga mengatakan bahwa ia tidak berencana untuk sepenuhnya menghentikan protes. "Saya akan terus melakukan protes pada hari Jumat, meskipun ini secara teknis bukan 'mogok sekolah'. Kami tidak memiliki pilihan lain selain melakukan segala yang kami bisa," kata gadis berusia 20 tahun tersebut. 

Greta Thunberg baru berusia 15 tahun ketika ia memulai kampanye "Mogok Sekolah untuk Iklim" di depan parlemen Swedia di Stockholm. "Ketika saya mulai mogok pada 2018, saya tidak pernah mengharapkan bahwa hal ini akan menghasilkan apa pun," katanya dalam sebuah pernyataan.

4 dari 4 halaman

Person of The Year Majalah Time

Sepak terjang Greta Thunberg dalam menyuarakan krisis iklim membuatnya terpilih sebagai Person of the Year dalam majalah Time pada usia 16 tahun. Ia menjadi Person of the Year pertama yang lahir di abad ke-21 dan termuda yang pernah menerima penghargaan tersebut.

Thunberg memulai aktivisme lebih awal, meyakinkan orangtuanya untuk menjadi vegan, mengurangi jejak karbon mereka, dan menghindari perjalanan jalur udara.Pada 2018, terinspirasi oleh aktivis pengendalian senjata remaja di Amerika Serikat, dia memulai pemogokan sekolah yang menyebar ke seluruh Swedia dan ke negara-negara Eropa lainnya. 

Tak lama setelah itu, Thunberg berpidato di seluruh Eropa dan telah menjadi salah satu wajah aktivis iklim yang paling dikenal, seperti dilansir dari History, Senin, 13 Desember 2021. Thunberg menyampaikan pesannya dengan perasaan mendesak, "Rumah kita terbakar," katanya. Pernyataannya mengejutkan publik, terlebih karena itu berasal dari seorang anak.

Pada Agustus 2019, Greta Thunberg berlayar dengan kapal pesiar balap bertenaga surya melintasi Samudra Atlantik untuk mempromosikan transit karbon-netral. Setelah tiba di New York, dia bersaksi di depan Kongres Amerika Serikat dan KTT Aksi Iklim PBB.

Dengan blak-blakan ia berkata, "Anda telah mencuri impian dan masa kecil saya dengan kata-kata kosong anda. Namun, saya salah satu yang beruntung. Orang-orang menderita. Orang-orang sekarat. Seluruh ekosistem runtuh."

"Kita berada di awal kepunahan massal. Dan yang bisa anda bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi abadi. Beraninya anda!"