Sukses

Kapal Wisata Kembali Tenggelam, Kemenparekraf Minta Ada Standar Usaha dan Wajib Punya Kantor di Labuan Bajo

Sandiaga Uno memanggil deputi bidang industri dan investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo terkait peristiwa kapal wisata tenggelam yang sudah beberapa kali terjadi di Labuan Bajo.

Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan kapal wisata tenggelam terjadi lagi di perairan kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT (Nusa Tenggara Timur).  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno pun akan menindaklanjuti operator dan pihak terkait dari kapal phinisi wisata Teman Baik yang tenggelam di kawasan Pantai Pink, Labuan Bajo pada Sabtu, 22 Juli 2023.

Sandiaga Uno memanggil deputi bidang industri dan investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo terkait peristiwa yang sudah beberapa kali terjadi di Labuan Bajo tersebut. Dalam laporannya, Fadjar mengungkapkan bahwa penyebab tenggelamnya kapal wisata tersebut karena pusaran air yang kuat.

"Terkait tenggelamnya Kapal Wisata Teman Baik di perairan Labuan Bajo, dengan tujuan pantai merah (Red Beach), kapal tersebut tenggelam saat memasuki pink beach karena pusaran air yang kuat, sehingga membuat kapal miring dan tenggelam," terang Fadjar dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, yang digelar secara hybrid, Senin, 24 Juli 2023.

Menurut Fadjar, karakter perairan Labuan Bajo memang kerap menimbulkan pusaran-pusaran air secara mendadak. "Jadi memang ada karakter dari perairan di Labuan Bajo yang memang harus dipahami oleh para proyektor pariwisata yang ada di sana," ungkapnya.

Mengenai kecelakaan yang terjadi, Fadjar memastikan semua korban kapal tenggelam, selamat. "Pada saat yang sama di dekat kapal wisata ada kapal KMM Flores Utama yang juga berada di lokasi dan mencoba menyelamatkan seluruh korban. Jadi alhamdulillah tidak ada korban dalam peristiwa ini, sesuai dengan daftar manifest itu semuanya selamat," lanjutnya.

 

2 dari 4 halaman

Kemenparekraf Tindak Tegas Pengelola Kapal Wisata

Menurut laporan petugas yang ada, semua penumpang telah dievakuasi dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo. Namun, ternyata kapal wisata tersebut tersebut berlayar tanpa memiliki SPB (Surat Perintah Berlayar).

Sandiaga Uno mengatakan Kemenparekraf akan menindak tegas pengelola kapal KLM Teman Baik. Hal ini lantaran mereka berlayar tanpa memiliki perizinan yang lengkap dan membahayakan seluruh penumpang.

"Jadi Kapal KLM Teman Baik ini perlu kita berikan peringatan yang tegas dan juga sanksi yang memberikan efek jera, karena kelengkapan dari perizinannya belum diurus. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar kedepannya akan kita pastikan bahwa di Labuan Bajo ini juga ada standar operasional prosedur yang lebih baik," jelas Sandiaga.

Fadjar menambahkan, pihaknya akan meningkatkan tata kelola baik destinasi, maupun industri pariwisata di Labuan Bajo terutama terkait dengan ekosistem kapal phinisi wisata yang tenggelam tersebut.

"Ada dua rekomendasi yang saya sampaikan terkait dengan perizinan kapal wisata, memang membutuhkan tindak lanjut berupa sertifikasi standar usaha yang harus ditindak lanjuti oleh Kemenparekraf, dan ini akan kami bantu juga mendorong percepatan sertifikasi standarisasinya,” terang Fadjar.

 

3 dari 4 halaman

Kantor Pelayanan Kapal Wisata

Sedangkan dari tata kelola destinasi, Fadjar menjelaskan, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) juga sudah melakukan koordinasi dengan Bupati Manggarai Barat dan diperoleh beberapa kesepakatan, sehingga akan ditindak lanjuti oleh seluruh pemangku kepentingan yang ada disana.

"Kesepakatan itu antara lain kantor pelayaran utama akan segera direalisasikan di waterfront atau area tepi laut, dan setiap kapal wisata wajib memiliki kantor di Labuan Bajo," ujarnya.

Pada pekan lalu kecelakaan kapal juga terjadi di Labuan Bajo. Saat itu, seorang wisatawan domestik meninggal dunia setelah sekoci yang ditumpanginya terbalik di perairan Pulau Muawang, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin, 17 Juli 2023.

Mengutip laman rri.com, Rabu, 18 Juli 2023, berdasarkan data di manifest penumpang, wisatawan yang meninggal dunia tersebut atas nama Alex Susanto Salim berusia 43 tahun. Korban merupakan penumpang kapal wisata KM Kaia, yang membawa 17 wisatawan lainnya untuk melakukan diving di Pulau Muawang Labuan Bajo.

Kantor Basarnas Maumere melalui Pos SAR Manggarai Barat menerima informasi kecelakaan sekoci milik Kapal Wisata KM Kaia. Lalu sekitar pukul 17.00 Wita mereka langsung bergerak menuju ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan.

4 dari 4 halaman

Korban Kapal Wisata di Labuan Bajo

Rescuer Tim SAR Manggarai Barat Ferdi Melkianus Rihi kepada RRI mengatakan, korban dievakuasi oleh tim SAR kurang lebih pada pukul 18.00 Wita dari atas kapal wisata KM Kaia dan langsung dibawa menuju Pelabuhan Syahbandar Labuan Bajo dalam kondisi tidak sadar.

"Sekocinya terbalik dipukul gelombang. Dan setelah tiba di lokasi kejadian tadi sore, kita langsung jemput korban untuk dibawa ke Labuan bajo. Karena posisi angin kencang juga tadi," terang Ferdi.

"Setelah tiba di dermaga, korban langsung dijemput ambulans untuk dibawa ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo. Namun dari pihak rumah sakit, kami dapat info kalua korban ternyata sudah meninggal dunia," sambungnya.

Sementara itu Kepala Basarnas Maumere Supriyanto Ridwan dalam keterangan persnya mengatakan, tim SAR gabungan langsung bergerak menuju lokasi kejadian sesaat setelah menerima informasi kejadian. Ku kapal Wisata Kaia mengatakan, korban sudah ditolong oleh kru kapal dengan melaksanakan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Namun begitu tiba di lokasi, tim SAR gabungan juga terus melaksanakan RJP. Tim SAR gabungan sendiri tiba di pelabuhan Syahbandar Labuan Bajo kurang lebih pada pukul 19.00 Wita.