Liputan6.com, Jakarta - Mendiang BJ Habibie tak hanya dikenal sebagai mantan presiden, menteri maupun ahli pesawat terbang. Kisah cinta Habibie dengan istrinya, Hasri Ainun Habibie, juga menginspirasi banyak orang dan bahkan diangkat ke film layar lebar.
Dalam berbagai kesempatan, terutama setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Habibie kerap membagikan pesan tentang berbagai hal, termasuk soal pasangan dan pernikahan. Salah satunya adalah saat berbincang santai dengan Najwa Shihab.
Baca Juga
Cuplikan wawancara lama tersebut kembali banyak beredar tersebut kemudian diunggah ulang oleh sejumlah akun di media sosial seperti akun Instagram @rumpi_gosip dan akun TikTok @diksimotiv. Dalam wawancara itu, mereka membahas tentang anak muda banyak yang galau ketika bicara tentang pernikahan. Salah satu isunya adalah soal kemapanan, terutama bagi pria sebagai calon kepala rumah tangga.
Advertisement
Sewajarnya ketika ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius, kita turut memperhitungkan kesiapan finansial. Tapi, apakah kemapanan itu ada tolok ukurnya? "Mapan dulu atau nikah dulu?" tanya Najwa Shihab kepada BJ Habibie.
Mendapatkan pertanyaan yang serius tersebut, presiden Indonesia yang ketiga ini mengambil jeda sebelum memberikan jawaban. Menurutnya, jika bertemu dengan jodohnya dan memutuskan menikah tapi tidak punya apapun (materi) itu bukan persoalan utama.
Menurut Habibie, nantinya yang terpenting adalah sebuah transparansi yang dijalin antara pasangan suami dan istri. "Pokoknya kalau nikah ketemu jodohnya, nggak punya apapun, nggak menjadi soal. Kita menjadi mapan bekerja sama, transparansi, antara suami dan istri dan kita merencanakan bersama," jelas BJ Habibie.
Pengalaman Rumah Tangga BJ Habibie
Pendapatnya didasarkan pengalamannya sendiri. Saat berjumpa dengan Ainun, diceritakan jika banyak pria yang menyukai istrinya tersebut. Ia pun membandingkan dirinya dengan pria-pria yang lain, yang disebut lebih baik darinya.
"Saya di antara pria-pria lain, nggak ada artinya," ungkap BJ Habibie. Meski begitu, ia berani melamar dan mengajak Ainun untuk menikah. Setelah itu, ia merencanakan banyak hal dengan istrinya tersebut.
Bagi mendiang Habibie, pernikahan bisa dilakukan tanpa menunggu kemapanan. Berdasarkan pengalamannya membina rumah tangga bersama almarhumah, kemapanan bukan menjadi masalah asalkan keduanya sama-sama mau berusaha.
Kerja sama bukan hanya tentang finansial, tapi bagaimana sepasang kekasih bisa berkomunikasi dengan baik dan berkompromi soal peran dalam rumah tangga mereka nantinya. Jangan sampai ketika janji suci sudah terucap, rasa kecewa muncul karena belum ada diskusi tentang masa depan berdua.
Advertisement
Masa Lalu BJ Habibie
Setiap pasangan yang ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius tentu perlu saling terbuka dengan pasangannya. Jangan sampai masa lalu membawa pengaruh ke dalam hubungan yang sekarang, apalagi masa depan.
"Prnsip saya begini, antara kamu dan saya, tidak ada rahasia. Masa lampau adalah milikmu dan milik saya. Masa depan milik kita bersama," kata Habibie.
Ia menambahkan, saat telah bertemu seseorang yang tepat dan bersama menuju pernikahan, tinggalkan energi negatif yang tersisa dari masa lalu dan bangun cerita baru serta energi positif dengan calon suami/istri. Salah satunya melalui keterbukaan.
Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie pergi meninggalkan banyak orang yang menyayanginya pada 11 September 2019 lalu. Salah satunya adalah sutradara kenamaan Tanah Air, Hanung Bramantyo. Kepada awak media, Hanung Bramantyo menceritakan kenangannya dengan BJ Habibie. Sutradara film Rudy Habibie dan Habibie & Ainun 3 ini belajar banyak tentang bagaimana mencintai seorang istri dengan tulus.
Habibie Kenakan Atribut Mendiang Ainun
"Saya sempat bilang, 'Eyang kenapa enggak jadi presiden lagi setelah film Habibie & Ainun meledak di pasaran' . Apa yang ia katakan? Dia bilang, 'Sudah tidak ada ibu," ungkap Hanung Bramantyo usai pemakaman BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan, Jakarta Selatan, 12 September 2019, dikutip dari kanal Showbiz Liputan6.com.
Meski telah sembilan tahun meninggal dunia, BJ Habibie selalu menganggap bahwa istri tercintanya, Hasri Ainun Habibie, masih berada di sisinya.
"Saat sarapan pagi di Jerman, saya diundang sama Beliau (BJ Habibie). Di sampingnya itu ada piring dan kursi kosong. Beliau pun bilang, 'Ini kursi dan piringnya Ibu Ainun'," ia memaparkan. Sampai akhir hidupnya, presiden ketiga Republik Indonesia itu bahkan masih sering mengenakan atribut Ainun Habibie semasa hidup.
"Saya juga pernah bersama Beliau di rumahnya. Beliau selalu menggunakan syal, saya tanya itu punya siapa dan dijawab beliau, 'Ini punya Ainun'," ucapnya. "Itu yang membuat saya menangis, karena saya bisa sadar bahwa seorang presiden dan jenius tidak hanya berpikir pekerjaan saja. Tetapi masih memikirkan istrinya walaupun sudah tidak ada," tutup Hanung.
Â
Advertisement