Sukses

Jangan sampai Menerima Overtreatment di Klinik Kecantikan

CEO Klinik Estetika dr. Affandi menawarkan tips supaya Anda tidak jadi korban praktik overtreatment di klinik kecantikan.

Liputan6.com, Jakarta - Merawat kulit di klinik kecantikan telah jadi rutinitas bagi sekian banyak orang. Memaksimalkan hasilnya berarti Anda harus mendapat layanan yang tepat. Jadi, jangan sampai malah menerima pelayanan berlebihan alias overtreatment di klinik kecantikan.

CEO Klinik Estetika dr. Affandi, dr. Hengky N. Affandi, menjelaskan bahwa overtreatment merupakan kondisi pasien mendapat layanan, dalam hal ini perawatan kulit, yang sebenarnya tidak ia butuhkan.

"Kami sebagai dokter harus melihat teliti, mendiagnosis dengan baik, sebenarnya pasien ini butuh treatment apa," katanya pada Liputan6.com usai acara peluncuran kampanye terbaru klinik kecantikannya bertajuk "Happy Jadi Diri Sendiri" di bilangan Jakarta Selatan, Kamis, 27 Juli 2923.

Ia menyambung, "Dokter harus merancang susunan treatment sesuai kondisi kulit pasien." Menurut dr. Hengky, yang merupakan generasi kedua Klinik Estetika dr. Affand, memang agak susah menilai apakah Anda menerima overtreatment atau tidak, karena "umumnya pasien mengikuti apa kata dokter," sebutnya.

"Tapi, dengan banyaknya informasi, apalagi sekarang dunia sudah serba digital, sebenarnya pasien bisa mencari tahu mengenai kondisi kulitnya secara mandiri. Treatment apa yang cocok baginya. Dengan bermodal informasi yang sudah didapatkan, saat berkonsultasi, silakan di-share dengan dokter."

dr. Hengky menyebut, akan lebih baik bila komunikasi terjalin dua arah. "Pasien bukan objek, tapi subjek. Kami selalu menanggapnya demikian. Karena itu, pasien harus diajak diskusi. Two-ways communication ini bisa menghindari overtreatment," ujar dia.

2 dari 4 halaman

Merawat Kulit Sedini Mungkin

Selama 36 tahun, dr. Hengky menyebut bahwa klinik kecantikannya, yang jadi langganan Ibu Negara Iriana Jokowi, ingin membuat lebih banyak orang paham akan kesehatan kulit. "Merawat kesehatan kulit itu kebutuhan, dan ini tidak hanya dilakukan orang dewasa, tapi juga anak-anak muda, termasuk gen Z," sebutnya.

Demi menarik generasi itu, yang sekarang mencatat 5--10 persen total pelanggan, mereka menyiapkan layanan "Solusi Masalah Kulit Remaja untuk Gen Z." Sebagai pemula dalam merawat kulit, gen Z dinilai "kurang telaten" dalam memakai produk dalam jumlah banyak.

"Mungkin cuci muka saja enggak mau," kata dr. Hengky. "Jadi, kami siapkan basic sekali untuk (memastikan) kebersihan wajah. Ada sabun dan toner sebagai agen double cleansingKemudian, proteksi menggunakan sunscreen, dan perawatan dengan krim untuk siang dan malam."

Dengan rangkaian produk simpel tersebut, diharapkan gen Z bisa membangun kebiasaan merawat kulit sejak dini. "Butuh kedisiplinan untuk mencapai kulit yang sehat. Semua butuh proses," ucapnya.

 

3 dari 4 halaman

Masalah Kulit Remaja

dr. Hengky menyebut bahwa kebanyakan masalah kulit yang dihadapi remaja adalah jerawat. "Treatment yang dilakukan pun sesuai kebutuhan (kulit). Berjerawat, contohnya, berarti butuh facial," tuturnya.

Ia menyambung, "Kalau misalnya jerawatnya sampai meradang dan bengkak, mungkin butuh dilakukan injeksi pada jerawat. Bisa juga (ditangani) dengan chemical peeling untuk acne."

dr. Hengky menyebut bahwa varian layanan perawatan kulit untuk remaja secara umum tidak sebanyak orang dewasa. "Karena problemnya mayoritas jerawat. Lain-lain hanya (upaya) pemeliharaan (kulit) saja," ucapnya.

Ia berkata bahwa pasien di klinik kecantikannya ada yang semuda usia 10 sampai 11 tahun. "Anak sekarang mengalami siklus menstruasi lebih cepat. Karena kondisi itu, biasanya kulit mereka mulai berjerawat," ia berkata.

"Saat sudah terjadi problem, seperti jerawat, sebaiknya bertemu dokter, kecuali memang belum bermasalah. Jangan menunggu parah baru ke dokter," imbuhnya.

Memahami bahwa bujet perawatan kulit remaja mungkin belum semapan orang dewasa, mereka menyediakan paket khusus. "Kalau produk perawatan kulit, dengan masa pakai 1--1,5 bulan, harganya Rp200 ribu--Rp300 ribu. Masih sangat terjangkau menurut saya. Kalau dihitung, hanya sekitar Rp10 ribu per hari (bujet untuk merawat kulit)," katanya.

Sedangkan untuk layanan perawatan, facial disebut sekitar Rp100 ribu--Rp150 ribu, peeling Rp200 ribu--Rp300 ribu, injeksi Rp100 ribu--Rp150 ribu.

4 dari 4 halaman

Happy Jadi Diri Sendiri

Dalam perpanjangan tangannya, Klinik Estetika dr. Affandi merilis kampanye terbaru bertajuk "Happy Jadi Diri Sendiri" untuk mengajak gen Z dan milenial yang sedang berada di masa pendewasaan untuk bisa bahagia dengan jadi diri sendiri tanpa permasalahan kulit.

"Dengan #HappyJadiDiriSendiri, kami ingin mendukung masyarakat merasa nyaman jadi diri sendiri, terlepas dari permasalahan kulit yang mereka miliki. Kami di Klinik Estetika dr. Affandi akan membantu setiap orang jadi versi terbaik dengan kulit sehat dan bebas berekspresi," sebut dr. Hengky.

Melalui kampanye ini, pihaknya berharap masyarakat, khususnya generasi muda, bisa sadar bahwa kebahagian dapat hadir dari kulit dan rambut yang mendapat "perawatan yang terbaik dan dibuat secara personal untuk masing-masing permasalahan yang dimiliki," katanya.

Mendukung kampanye itu, layanan mereka meliputi solusi jerawat, perawatan anti-penuaan, solusi hiperpigmentasi, solusi bekas luka akibat jerawat, mengatasi masalah rambut seperti rontok, contouring untuk mengencangkan kembali kulit wajah, serta solusi digital yang memungkinkan pelanggan berkonsultasi dengan dokter kulit melalui aplikasi ponsel.