Sukses

Cuaca Ekstrem Merusak Kualitas Udara dan Laut, dari Kebakaran Sampai Terumbu Karang Memutih

Keadaan suhu tinggi yang mematikan menyebar ke wilayah timur sampai ke Timur Laut. Kondisi ini tidak hanya mengancam ekosistem laut, tapi juga memicu kebakaran hutan besar-besaran yang melepaskan partikel berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi cuaca ekstrem dan suhu tinggi yang mematikan, yang sudah menghancurkan berbagai negara bagian di Amerika Serikat (AS), kini menyebar ke wilayah timur sampai ke Timur Laut. Kondisi ini tidak hanya mengancam ekosistem laut, tapi juga memicu kebakaran hutan besar-besaran yang melepaskan partikel berbahaya.

Dilansir dari CNN Weather, lebih dari 100 juta individu, mulai dari California sampai Massachusetts, berada dalam waspada panas pada Rabu, 26 Juli 2023 karena suhu ekstrem menjangkiti seluruh negeri. Dalam sepekan mendatang, sekitar 85% dari populasi akan merasakan suhu yang mencapai atau melebihi 32 derajat celcius.

Bagian selatan Amerika Serikat telah mengalami suhu tinggi selama beberapa minggu terakhir, dengan kota-kota seperti Phoenix, Miami dan El Paso, Texas, terus memecahkan rekor panas ekstrem pada Selasa, 25 Juli 2023. Situasii terakhir menyebutkan, Midwest, Mid-Atlantic, dan Northeast juga terkena imbasnya.

Suhu diprediksi mencapai 37 derajat celcius atau lebih di kota-kota seperti Kansas City dan St. Louis sampai Jumat, 28 Juli 2023. Ketika gelombang panas mencapai Mid-Atlantic dan Timur Laut pada hari Kamis dan Jumat, suhu yang mencapai 32 derajat celcius bisa mematahkan rekor harian di kota-kota seperti Washington, DC, Philadelphia, dan New York. Kelembapan yang meningkat akan membuat indeks panas di sana naik hingga lebih dari 37 derajat celcius.

Prediksi suhu yang tinggi telah membuat Gubernur Connecticut memicu protokol penanganan cuaca panas ekstrem pada hari Rabu, yang bertujuan untuk menyediakan fasilitas pendinginan bagi penduduk yang berisiko.

"Musim panas sejauh ini telah cukup panas, tetapi diperkirakan suhu akan meningkat secara signifikan pekan ini, termasuk pada malam hari," ujar Gubernur Connecticut, Ned Lamont. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Suhu di Samudra Meningkat

Suhu panas telah mempengaruhi semua orang. Bulan Juni 2023 lalu adalah Juni terpanas yang pernah ada sejak 1850, berdasarkan laporan iklim oleh Badan Oseanografi dan Atmosfer Nasional (NOAA).

"Pada skala global, Juni 2023 mencatat anomali suhu permukaan laut bulanan tertinggi dari bulan lainnya dalam catatan 174 tahun oleh NOAA," kata lembaga tersebut. "Keadaan panas di bulan Juni tidak hanya terjadi di permukaan laut, belahan bumi selatan mencatat bulan Juni terpanas sepanjang sejarah dan belahan bumi utara menyamai rekor tahun 2019 untuk bulan Juni terpanasnya."

Para peneliti sepakat bahwa perubahan iklim yang dipicu aktivitas manusia menjadi alasan utama rekor suhu tinggi, yang berakibat pada peningkatan jumlah rawat inap dan kematian di Amerika. Ditambah lagi, kebakaran hutan yang melanda Kanada dan Amerika diperparah oleh suhu yang terus menerus panas, menurunkan kualitas udara bagi banyak warga di kedua negara tersebut.

Fenomena panas luar biasa ini tidak hanya terjadi di daratan. Suhu laut di sekitar Florida begitu tinggi sehingga para peneliti mencatat adanya pemutihan karang secara signifikan dan kematian di beberapa terumbu karang, kondisi yang bisa menjadi lebih buruk jika gelombang panas terus berlangsung.

3 dari 4 halaman

Cuaca Panas Merusak Kualitas Udara

Panas dan angin kencang memicu kebakaran hutan di bagian selatan Oregon yang mengakibatkan penghancuran puluhan rumah dan bangunan, serta memutus layanan internet dan 911 di satu area. Kebakaran tersebut menghabisi 43 rumah dan 43 bangunan lainnya, meluas lebih dari 2.000 hektar, sekitar 11 mil di utara Bonanza, Oregon, sejak 22 Juli 2023. Kebakaran tersebut juga meruntuhkan lebih dari 100 tiang listrik, yang menyebabkan terputusnya layanan internet dan 911 di Lake County, Oregon, berdasarkan siaran pers dari Kantor Sheriff Lake County.

Kebakaran tersebut merupakan salah satu dari beberapa kebakaran lainnya yang mempengaruhi kualitas udara di seluruh negeri. National Interagency Fire Center melaporkan bahwa hingga hari Selasa, 25 Juli 2023, terdapat sembilan kebakaran hutan di Arizona dan New Mexico. Selain itu, asap dari ratusan kebakaran hutan di Kanada masih terus bergerak ke arah selatan, mencemari udara dan merusak kualitas udara di Chicago dan Detroit.

Kedua kota ini termasuk dalam sepuluh kota dengan kualitas udara terburuk di dunia menurut IQAir, dengan Chicago berada di peringkat kelima dan Detroit di peringkat kesembilan pada hari Rabu, 26 Juli 2023.

"Hari ini, kualitas udara di Detroit akan berada dalam kisaran Tidak Sehat bagi Kelompok yang Sensitif (AQI Orange)," kata Departemen Kesehatan Detroit pada hari Selasa. "Kualitas udara dipengaruhi oleh keberadaan partikel kecil (PM-2.5)."

Detroit, selain mengalami penurunan kualitas udara, juga diperkirakan akan menghadapi gelombang panas ekstrem minggu ini. Beberapa wilayah di kota itu diperkirakan akan mencapai suhu hingga 37 derajat celcius pada hari Kamis, 23 Juli 2023 dan Jumat, 28 Juli 2023 menurut prakiraan dari Layanan Cuaca Nasional kota tersebut.

4 dari 4 halaman

Ekosistem Laut Terdampak

Dampak dari suhu yang berbahaya telah merambah ke wilayah laut. Sebuah gelombang panas rekor telah meningkatkan suhu air di sekitar pantai Florida, yang menyebabkan banyak terumbu karang di sekitar Kepulauan Keys menjadi putih atau mati.

Menurut para peneliti terumbu karang, peristiwa pemutihan massal ini terjadi dalam jangka waktu dua minggu dan mereka memprediksi kematian total terumbu karang yang memutih hanya dalam waktu seminggu. Karang sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan panas yang berlebihan dan berkepanjangan menyebabkan karang menjadi putih dan mati secara perlahan karena membuang sumber makanan ganggangnya.

Meskipun suhu air biasanya di kisaran 26 derajat ceclcius di wilayah tersebut, para peneliti mencatat suhu hingga 32 derajat celcius, kata Cynthia Lewis, pemimpin Laboratorium Kelautan Keys di Florida Oceanographic Institute. 

“Ini sangat mengkhawatirkan,” ujarnya dalam sebuah pernyataan pers.

Sebuah tim dari University of South Florida dan Florida Institute of Oceanography Keys Marine Laboratory telah melakukan misi penyelamatan untuk lebih dari 1.500 karang dengan cara memetiknya dari daerah yang terancam dan mengalihkannya ke laboratorium dengan suhu yang dapat dikendalikan.

Suhu yang sangat panas juga menimbulkan ancaman bagi Arus Balik Meridional Atlantik, sebuah sistem arus laut penting yang mencakup Arus Teluk. Arus ini berperan sangat vital dalam sistem iklim, membantu dalam mengendalikan pola cuaca di seluruh dunia. Jika arus tersebut runtuh, konsekuensinya akan signifikan, termasuk musim dingin yang lebih ekstrem, peningkatan permukaan laut yang mempengaruhi bagian Eropa dan Amerika Serikat, serta perubahan pola monsun di wilayah tropis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.