Sukses

Kompetisi Mode Berkonsep Fesyen Berkelanjutan Dihelat di Tengah Hutan yang Dikelilingi 2.000 Pohon Jati

Kompetisi mode ini memberi kesempatan bagi publik serta mahasiswa/mahasiswi untuk menggabungkan konsep fesyen berkelanjutan

Liputan6.com, Jakarta - Konsep sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan menjadi salah satu konsep penting dan menantang dalam industri mode dunia. Konsep tersebut bisa menjadi solusi bagi permasalahan yang timbul akibat produksi dan konsumsi pakaian yang berlebihan dan menjadi salah satu penyebab masalah lingkungan.

Melihat hal ini, ESMOD Jakarta, Bell Living Lab (Bell Society) dan Ideanation berkolaborasi menjalankan Innovative Urbanware Competition 2023. Mereka ingin menemukan individu-individu baru yang berpotensi untuk membuat produk yang inovatif serta berdampak positif bagi lingkungan dan industri mode khususnya di Indonesia

"Kompetisi ini memberikan kesempatan bagi publik serta mahasiswa/mahasiswi kami untuk menggabungkan konsep ramah lingkungan, dengan kain inovatif dan desain kreatif," terang Guillaume Oger selaku Fashion Design and Creation Coordinator ESMOD Jakarta dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (31/7/2023).

Ia menambahkan, "Dari sini bisa dibuktikan bahwa dalam dunia mode kita dapat memanfaatkan bahan yang ramah lingkungan untuk pakaian dan aksesori namun tetap terlihat modis dan nyaman dipakai, hal ini sesuai dengan prinsip ESMOD Jakarta yang mendukung penggabungan sustanability, inovasi dan tren di dalam kurikulum pembelajaran."

Kompetisi tersebut terbuka bagi publik non-profesional dengan pengalaman di bawah dua tahun dalam industri mode, beberapa dari peserta kompetisi tersebut di antaranya juga terdapat mahasiswa/mahasiswi ESMOD Jakarta yang masih menempuh pendidikan di tahun pertama.

Ada dua kategori kompetisi di dalamnya, yaitu kategori ready-to-wear dan kategori aksesori. Pendaftaran dibuka dan diikuti oleh 50 peserta, dan terpilih masing-masing 5 peserta dari dua kategori kompetisi mode tersebut, yang terdiri dari individu maupun kelompok

Pada penjurian semi-finalis, peserta melalui tahap seleksi penilaian berdasarkan ide, desain gambar, dan pemilihan bahan dalam bentuk moodboard. Mereka yang terpilih melanjutkan ke penjurian berikutnya untuk merealisasikan moodboard menjadi pakaian atau aksesori berdasarkan kategori yang dipilih dengan bahan baku 50 persen vegan leather yang diberikan oleh Bell Living Lab dan 50 persen material sustainable.

2 dari 4 halaman

Grand Final di Hutan Jati

"Saat ini fokus kami adalah pada limbah industri kopi, kami menggunakan bakteri untuk mengubah limbah kulit kopi menjadi alternatif kulit yang kami sebut M-Tex. Tujuannya untuk menjadi penyedia material berkelanjutan yang dapat diakses oleh banyak orang," jelas Arka Irfani selaku Founder/CEO Bell Living Lab.

Penjurian berikutnya merupakan penjurian finalis tahap satu, dalam penjurian ini terdapat penilaian dari produk pakaian dan aksesori yang telah terealisasikan. Di tahap ini, para finalis diberikan kesempatan untuk mempresentasikan secara langsung hasil karya mereka. Setelah itu, penjurian finalis tahap dua berlangsung pada grand final yang digelar di Omah Jati Premium Resort Anyer pada Sabtu 29 Juli 2023.

Tempat tersebut berlokasi di tengah hutan jati, dikelilingi oleh 2.000 pohon jati berusia lebih dari 15 tahun, yang didesain oleh Andra Matin. ESMOD Jakarta dalam momen itu mengisi acara melalui fashion show dengan menampilkan karya dari lima peserta terbaik yang terpilih pada kompetisi tersebut. Acara ini juga didukung oleh Omah Jati Premium Resort Anyer sebagai official venue partner dan PAC Martha Tilaar sebagai official makeup and tools partner.

Sementara itu, Achmad Kadhafi Sapi'ie selaku Head of Program Ideanation juga menyampaikan, Ideanation percaya bahwa salah satu cara paling efektif untuk mengatasi masalah sustainability adalah melalui inovasi.

"Tujuan acara ini bagi Ideanation adalah untuk mempromosikan bahwa inovasi berupa vegan leather dapat diimplementasikan menjadi produk siap pakai. Material ramah lingkungan ini kami harapkan menjadi suatu terobosan baru di dunia fesyen, dan juga menjadi pemicu bagi inovasi-inovasi baru lainnya untuk terus bermunculan," tuturnya. 

3 dari 4 halaman

Inovasi Baru dalam Dunia Mode

Sedangkan Adhika Kusuma selaku Group Head of Business ESMOD Jakarta mengatakan, sebagai sebuah institusi pendidikan, pihaknya berkewajiban untuk bisa membimbing para mahasiswa/mahasiswi mereka untuk bisa menciptakan banyak inovasi diluar kebiasaan dalam industri mode.

Kolaborasi dengan Bell Living Lab termasuk salah satu bentuk komitmen dari ESMOD Jakarta dalam menciptakan inovasi baru dalam dunia mode sekaligus menguatkan identitasnyai sebagai institusi yang mendukung program sustainability. "Dengan adanya program ini, kami harap dapat memantik semangat dari para penggiat mode untuk bisa menciptakan inovasi-inovasi baru dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan," tutupnya.

Fesyen berkelanjutan semakin jadi perhatian di tengah krisis lingkungan yang kian mengkhawatirkan, di mana sampah produk fesyen jadi penyumbang polusi nomor dua. Praktik fesyen berkelanjutan sebenarnya sudah lama digaungkan, bahkan di Amerika Serikat (AS) sejak tahun 1970-an saat anak-anak muda di negeri Paman Sam itu suka bereksperimen baju lama dengan baju baru.

"Saya lihat di Jakarta kecenderungannya mulai ada sekitar lima atau delapan tahun belakangan, setelah pandemi konsumen juga lebih pandai dan bijaksana untuk mengonsumsi produk fesyen," terang Taruna K. Kusmayadi, Penasihat Indonesian Fashion Chamber saat ditemui di Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023. 

4 dari 4 halaman

Praktik Fesyen Berkelanjutan

Ia mengatakan dalam praktiknya kini orang tetap membeli produk fast fashion, tapi pada saat yang bersamaan menggabungkan slow fashion sudah lebih teredukasi. Selain itu alasan orang akhirnya membeli preloved atau second hand dalam praktik fesyen berkelanjutan sebenarnya juga merupakan pilihan karena berdasarkan bujet.

"Bukan karena suka tapi pilihannya ke situ, belum punya budget pembelanjaan yang besar sehingga harus memikirkan. Baju preloved, baju dari kakak atau tante yang bisa dipakai, as long as mereka bisa combine dengan baik," terang Taruna.

Namun lebih lanjut, Taruna mengungkapkan praktik fesyen berkelanjutan sebenarnya secara tidak disadari sudah dilakukan para desainer. Ia mencontohkan saat seorang perancang busana menciptakan koleksi menggunakan inspirasi budaya Indonesia ke desainnya.

Ia menyambung ada pelestarian budaya lokal dan pengurangan jejak karbon yang dilakukan para desainer dengan menggunakan kain-kain perajin. Lantaran memenuhi produksi lokal yang dibeli orang lokal, dibanding dengan membeli produk luar negeri yang jejak karbonnya lebih panjang.

Video Terkini