Sukses

Bayar Rp30 Juta, Penumpang Terpaksa Tempel Buklet Keselamatan karena Tidak Ada Penutup Jendela di Pesawat

Penerbangan berbiaya Rp30 juta tanpa penumpang pesawat itu berdurasi delapan jam. Menempelkan buklet keselamatan ke jendela pesawat disebut sebagai satu-satunya cara menghindari paparan sinar matahari dari luar.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang penumpang pesawat mengaku harus menempelkan buklet keselamatan ke jendela dalam penerbangan internasional selama delapan jam. Ini terpaksa dilakukan setelah seorang pramugari mengatakan bahwa itu adalah satu-satunya cara ia bisa menghindari sinar matahari dari luar, mengingat pesawat itu tidak dilengkapi penutup jendela.

Ally Shapiro, seorang kreator konten, mengunggah serangkaian video TikTok tentang pengalamannya terbang menggunakan pesawat Delta Air Lines dari Nice, Prancis, ke New York, Amerika Serikat (AS), awal bulan ini. Di klip pertama, yang memiliki lebih dari 4,3 juta penayangan, Shapiro membagikan "POV" penerbangan tersebut.

Di rekaman berdurasi 17 detik, ia mengatakan harus merekatkan "penutup jendelanya sendiri karena Delta memutuskan tidak menyertakannya dalam penerbangan selama delapan jam." Video yang diunggah pada 10 Juli 2023 menunjukkan Shapiro menggunakan selotip untuk menempelkan buklet keselamatan penerbangan Delta ke jendela.

Ia kemudian mengacungkan jempol ke kamera ketika selesai melakukannya. "Dulu saya adalah pelanggan loyal Delta, tapi ini benar-benar gila," tulisnya di keterangan unggahan. Si penumpang pesawat juga mengatakan ia diminta melepas "tempelan" itu sebelum mendarat di AS karena "manajemen akan kecewa."

Dalam video lanjutan di TikTok, yang telah mencatat hampir 200 ribu penayangan, Shapiro memberi konteks untuk apa yang ia katakan pada penerbangan. Ia juga menutup spekulasi bahwa jendela pesawat mungkin telah dilengkapi "opsi warna-warna yang dioperasikan dengan tombol."

"Jendela ini tidak berwarna," katanya dalam klip yang dibagikan pada 10 Juli 2023. "Seperti yang Anda lihat, saya berjalan ke pesawat, dan sudah ada selotip di atasnya karena tidak ada penutup jendela."

2 dari 4 halaman

Tidak Bawa Selotip Sendiri

Shapiro juga mengatakan bahwa pramugari pertama yang ia ajak bicara tentang tidak adanya penutup jendela tidak menanggapi kekhawatirannya. "Pramugari pertama sangat kasar pada kami, sangat meremehkan, pada dasarnya mengatakan, 'Apa yang Anda ingin saya lakukan?'" sebutnya.

"Saya berpikir, ini adalah penerbangan delapan jam dari Nice ke New York. Saya perlu tidur. Saya tidak bisa berada di penerbangan ini dengan suhu '1.000 derajat' dan tanpa jendela selama delapan jam," tambahnya.

Saphiro mengaku membayar sekitar dua ribu dolar AS (sekitar Rp30 juta) untuk tiket pesawat tersebut. Ia juga mengatakan tidak membawa selotip itu bersamanya dalam penerbangan. "Pramugari lain yang jauh lebih ramah memberi kami selotip dan buklet keselamatan untuk ditempelkan di jendela," kata Saphiro.

"Sebagai seseorang yang sudah memiliki begitu banyak kecemasan ketika terbang, ini adalah situasi yang sangat menyebalkan bagi saya, dan saya berharap mereka bisa menanganinya dengan lebih baik atau setidaknya menawarkan kami tempat duduk yang berbeda karena saya tidak bisa terbang seperti ini," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Kasus Lainnya

Itu bukan insiden pertama yang "menyusahkan" penumpang pesawat. Dari dalam negeri, nasib apes dialami penumpang AirAsia tujuan Bali, yang mana mereka seharusnya menikmati waktu liburan, akhir Juni 2023. Hal itu terjadi lantaran semua bagasi penumpang pesawat itu justru tertinggal di Bandung, Jawa Barat.

Kejadian itu dilaporkan seorang penumpang pesawat AirAsia yang mengajukan komplain dan diunggah melalui TikTok. "Kepada yth @flyerasia.id @flyerasia kok bisa sih koper kita semua ketinggalan di Bandung. Bagaimana dengan barang kita semua niat liburan ke Bali seneng-seneng malah dibikin kesel," tulis seorang warganet yang diunggah ulang di akun @Outfit.byfit, dikutip 30 Juni 2023.

Dalam video tersebut, terdengar penumpang berteriak sambil memaki petugas maskapai. Menurutnya, kasihan para ibu yang terbang sambil membawa bayi, karena semua perlengkapannya ada di dalam koper yang disimpan di bagasi pesawat, sementara mereka hanya menenteng tas kecil. 

Video juga memperlihatkan bagaimana pihak maskapai AirAsia menjawab keluhan penumpang. 

4 dari 4 halaman

Tanggapan Maskapai

"Hai, kak. AirAsia mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang penerbangan rute Bandung-Denpasar QZ 753 pada 29 Juni 2023. Dapat kami sampaikan bahwa karena kondisi cuaca dan agar faktor keselamatan tetap terjaga, kami memutuskan mengurangi beban pesawat," tulis pihak maskapai.

Menurut pihak maskapai, bagasi akan diantarkan dengan penerbangan lain yang diperkirakan tiba sekitar pukul 08.00 waktu setempat dan diantarkan langsung ke alamat para tamu. Pihak maskapai hanya menjelaskan bahwa keselamatan para penumpang jadi prioritas dan pihaknya sudah memastikan prosedur yang terbaik.

Saat perjalanan udara melanjutkan pemulihan usai terdampak pandemi COVID-19, maskapai penerbangan dan bandara memang telah menghadapi lonjakan tingkat kesalahan penanganan bagasi. Jumlah kesalahan penanganan bagasi pesawat naik hampir dua kali lipat dari tahun 2021 hingga 2022, jadi 7,6 bagasi per seribu penumpang, menurut laporan SITA 2023 Baggage IT Insights.

Kekurangan staf terampil, dimulainya kembali perjalanan internasional, dan kemacetan di bandara telah mempersulit pengelolaan bagasi dan memastikan penanganan yang lancar di bandara, terutama selama periode perjalanan puncak, dilansir dari Japan Today, 25 Mei 2023.