Sukses

Buntut Insiden Kerupuk Babi Baso A Fung, Niluh Djelantik Beda Pendapat dengan Anggota DPD Bali

Kehadiran anggota DPD Bali, AWK di tengah polemik Baso A Fung dipertanyakan oleh desainer sekaligus politikus dari Bali, Niluh Djelantik.

Liputan6.com, Jakarta - Polemik salah satu gerai kuliner di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, yaitu Baso A Fung, berbuntut panjang. Berawal dari influencer Jovi Adhiguna yang makan kerupuk babi dan dicampurkan ke dalam mangkuk Baso A Fung tersebut, hal itu jadi kontroversi karena Baso A Fung dikenal sebagai restoran yang punya sertifikasi halal.

Jovi Adhiguna yang mendapat banyak hujatan akhirnya meminta maaf. Pihak Baso A Fung dan Jovi Adhiguna bersepakat untuk menghancurkan semua mangkuk di gerai di Bandara Ngurah Rai Bali tersebut. Video pihak Baso A Fung dan influencer Jovi Adhiguna menghancurkan mangkuk itu beredar viral hingga ditanggapi oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Bali Arya Wedakarna (AWK).

AWK mengaku mendapat aduan dari masyarakat Bali sehingga dia mendatangi langsung gerai bakso tersebut di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali untuk meminta klarifikasi. "Pada hari ini tiang (saya) datang untuk meminta klarifikasi tentang adanya aduan dari umat Hindu Bali terkait dengan konten respons dari Bakso A Fung," ujar Arya Wedakarna, dikutip akun Tiktoknya @aryawedakarnasuyasa, Senin, 31 Juli 2023.

AWK mengatakan dia tidak ingin citra Bali dan masyarakat Bali rusak di mata internasional hanya karena ulah satu restoran. Dia juga mengaku menemukan banyak kejanggalan di gerai Baso A Fung. Salah satunya adalah soal perizinan.

Atas temuannya itu, AWK berencana akan mengirimkan surat kepada Dinas Perizinan Badung agar menegur pihak Baso A Fung maupun Bandara Ngurah Rai yang dianggap lalai. Selain itu, AWK meminta pihak bandara memperkat aturan terhadap penumpang yang membuat konten-konten liar.

Video kunjungan AWK tersebut dibagikan ulang oleh akun Instagram @permadiaktivis2 dengan narasi dukungan terhadap AWK untuk menutup gerai bakso tersebut. Namun, masalahnya belum selesai begitu saja. Kehadiran AWK di Tengah polemik itu dipertanyakan oleh desainer sekaligus politikus dari Bali, Niluh Djelantik. Ia mempertanyakan pernyataan akun Instagram @permadiaktivis2 tersebut.

 

 

2 dari 4 halaman

Mengatasnamakan Rakyat Bali

"Rakyat Bali mana yang kamu wakili? @permadiaktivis2 Mbok harap jangan bikin pernyataan berpotensi mengadu domba kami. Kami rakyat Bali baik-baik saja," terang Niluh melalui akun Instagramnya pada 30 Juli 2023.

Niluh menilai polemik Baso A Fung seharusnya sudah selesai. Hal itu ditandai dengan pihak A Fung dan influencer Jovi Adhiguna telah meminta maaf.

"Pihak yang bikin konten @joviadhiguna sudah minta maaf, pihak restoran @basoafung @basoafungbali sudah minta maaf. Lalu masalah di mana? Pahami dulu proses sertifikasi halal karena Baso A Fung tidak hanya berada di Bali," tutur Niluh Djelantik.

"Kalau bicara toleransi tidak perlu mengatasnamakan rakyat Bali. Rakyat Bali sejak lahir sudah toleran. Sampai hari ini belum ada umat Bali yang bikin postingan yang menghujat Baso A Fung ataupun pihak yang bikin konten," sambungnya.

Di unggahan selanjutnya, Niluh kembali menyinggung tentang konflik Baso A Fung. "Gak usah bicara Hindu Bangkit kalau kamu gak terlahir sebagai Hindu. Gak usah seolah memperjuangkan babi dan kami, emangnya kamu makan babi ? Emangnya kamu pernah perjuangkan peternak babi ? Kami baik-baik saja, kami bisa jaga kehormatan keyakinan kami,” tulisnya pada 30 Juli 2023.

 

3 dari 4 halaman

Bali Adalah Keluarga Besar

"Umat Hindu itu santuy, kalau pengen maem babi guling, ya sudah maem aja di warung langganan. Seperti Mbok Niluh maem di @babigulingmenagus. Kami menghormati saudara-saudara kami yang tidak mengkonsumsinya. Itu sebabnya Bali dicintai, dikunjungi jutaan wisatawan baik domestik dan internasional," tambahnya.

Menurut Niluh, jika kemudian ada oknum yang merasa paling nusantara mengatasnamakan Hindu dan Bali, merasa punya hak mengadili, mungkin mainnya kurang jauh, kopinya kurang kental, dan tidurnya kurang ke tengah. Bali adalah rumah bagi berbagai macam pemeluk keyakinan.

Ia menambahkan, Bali adalah keluarga besar yang terdiri dari jutaan kesayangan yang memeluk agama Hindu, Islam, Buddha, Kristen, Katolik, Konghucu dan aliran kepercayaan. Niluh mengatakan selalu setia menjaga Bali menjadi Bali yang dicintai karena keberagamannya. Ia akan terus bersuara sekalipun langit runtuh.

Dalam unggahan terbarunya pada Selasa, 1 Agustus 2023, Niluh Djelantik menuliskan bahwa polemik Baso A Fung ternyata masih belum berakhir. Ia mempertanyakan desakan penutupan karena pihak restoran sudah meminta maaf setelah memecahkan alat makannya.

4 dari 4 halaman

Pendapat Niluh Djelantik dan Arya Wedakarna

"Komponen Umat Hindu mana yang tersinggung ? Apakah mewakili 4,3 juta rakyat Bali ? Mbok sebagai bagian dari rakyat Bali sama sekali merasa tidak terwakili. Ayo damai demi menjaga kerukunan Bali yang bukan terdiri dari umat Hindu saja. Rakyat Bali sangat pemaaf dan bukan pendendam. Kalau begini caranya, kami seolah jadi pihak yang intoleran 😭," pungkasnya.

Unggahan itu mendapat beragam komentar dari warganet. Sebagian besar mendukung pendapat Niluh Djelantik mengenai konflik gerai bakso tersebut. Ada juga yang mendukung langkah yang diambil AWK.

"Lumayan si A nebeng tenar kasusnya bakso Afung. Lumayan dapat eksposur dari media online dah. Soalnya orang Bali kalo ada masalah, lapornya ke mbok Ni Luh. Jadi berkat kasusnya Bakso afung yg sebenarnya sudah selesai malah diperpanjang demi eksposur si A. Wkwkw,” komentar seorang warganet.

"Kok tersinggung. Kan memang sertifikat halal mahal dan ketat, mereka juga memecahkan piringnya sendiri, mereka jg sudah minta maaf. Ya sudahlah...," ujar warganet lainnya.

"Langkah yang diambil Arya Wedakarna saat ini saya anggap sesuai dengan sebagian aspirasi masyarakat Bali ,perlu ketegasan bukan arogansi," timpal warganet lainnya yang mendukung AWK.