Sukses

Awal Mula Musik Dangdut Koplo yang Kini Makin Disukai Anak Muda

Perkembangan dangdut di Indonesia terus bermetamorfosis menjadi beragam sub genre yang lebih modern, seperti rock dangdut, pop dangdut, bahkan disco dangdut. Setelah itu muncul dangdut koplo yang mulai populer di awal tahun 2000-an.

Liputan6.com, Jakarta - Dangdut merupakan musik khas Indonesia hasil revolusi dari musik melayu dan India. Perkembangan musik dangdut di Indonesia terus bermetamorfosis menjadi beragam sub genre yang lebih modern, seperti rock dangdut, pop dangdut, bahkan disco dangdut. Setelah itu muncul sub genre baru dari dangdut yaitu dangdut koplo yang mulai populer di awal tahun 2000-an.

Meski begitu, menurut pengamat musik sekaligus wartawan musik senior, Andi Fajar, dangdut koplo atau koplo sudah ada sejak 1990-an dan awalnya berkembang di Jawa Timur. Ciri khas dangdut koplo adalah irama musiknya yang cepat dari gendangnya.

Aliran ini dipopulerkan oleh grup musik orkes melayu atau yang biasa disingkat dengan OM. Grup musik ini merajai pentas panggung rakyat di pulau Jawa.

"Awalnya berkembang di tahun 1990-an beberapa daerah di Jawa Timur, lalu merambah ke Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, serta Banten. Tapi dangdut koplo baru populer di era tahun 2000-an karena musik ini mulai ramai didengar oleh semua kalangan," ungkap Andi pada Liputan6.com, Jumat, 11 Agustus 2023.

Menurut Andi, Musik koplo merupakan mutasi dari musik dangdut yang bertambah kental irama tradisionalnya. Ditambah dengan masuknya unsur seni musik kendang kempul. Ini merupakan seni musik dari daerah Banyuwangi dan irama tradisional lainnya, seperti Jaranan, Gamelan, dan Jaipongan pengaruh dari musik Sunda.

"Seiring waktu, variasi atau cabang baru bagi musik dangdut ini makin diminati. Awalnya berkembang di Jawa Timur, koplo lalu meluas ke beberapa wilayah seperti di Yogya dan beberapa kota di Jawa Tengah," terang Andi.

 

2 dari 5 halaman

Momen Dangdut Koplo Meroket

"Salah satu hal yang membuat genre ini sukses penyebarannya karena VCD bajakan mudah didapat dan harganya murah meriah. Kesuksesan VCD bajakan itu berbarengan dengan fenomena "Goyang Ngebor" dari Inul Daratista.," sambungnya.

Andi menambahkan, fenomena itulah yang sebenarnya membuat popularitas Dangdut Koplo semakin meningkat di Indonesia. Ditambah lagi dengan kontroversi "Goyang Ngebor" milik Inul Daratista itu tercium oleh beberapa media termasuk televisi swasta nasional.

Momen itu membuat masyarakat Indonesia semakin mengenal Dangdut Koplo seiring dengan meroketnya nama Inul itu sendiri. Namun, popularitas koplo tidak berkurang. Koplo semakin berkembang menjadi bentuk turunan yang lebih mudah diakses yang dikenal sebagai pop-koplo. Dengan memasukkan gaya musik musik pop dan gaya busana yang banyak dipengaruhi oleh K-Pop.

Artis koplo gelombang baru juga menikmati popularitas YouTube dan media sosial lainnya. Artis yang mengusung pop koplo antara lain Via Vallen, Nella Kharisma, Siti Badriah, Fitri Carlina hingga Happy Asmara.

"Pengaruh para penyanyi wanita ini bisa dibilang cukup besar. Penampilan mereka menarik, modern dan kebetulan cantik semua, tapi mereka tidak tampil erotis justru lebih elegan, jauh dari kesan norak dan kampungan," kata Andi.

 

3 dari 5 halaman

Masa Keemasan Dangdut Koplo

Prestasi mereka juga nggak bisa dianggao remeh. Sebut saja Via Vallen dan Nella Kharisma, yang sukses menjadikan dangdut koplo bisa mengudara sampai ke luar negeri dan liriknya telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Jadi nggak heran kalau musik koplo makin mudah diterima berbagai kalangan.

Koplo dan senimannya dianggap menikmati masa keemasan di penghujung 2010-an. Hingga Maret 2021, video musik lagu Siti Badriah "Lagi Syantik" sampai berita ini ditulis telah ditonton lebih dari 690 juta kali sejak dirilis pada 2018 lalu di YouTube.

Via Vallen dengan "Meraih Bintang", sebuah lagu pop dengan unsur dangdu koplo menjadi lagu tema resmi Asian Games 2018. Pada 2020, Happy Asmara merilis "Apakah Itu Cinta" yang juga mendapat sambutan baik dan mendapat popularitas di YouTube. Kini generasi baru seniman dangdut koplo juga sudah bermunculan bahkan dengan irama dan gaya yang lebih kekinian.

Salah satunya adalah Feel Koplo. Pada 2018, duo asal Bandung Maulfi Ikhsan dan Tendi Ahmad sepakat untuk membentuk grup musik Feel Koplo yang beraliran dangdut. Keduanya kemudian mengajak teman mereka, Kiwil untuk iku bergabung.

4 dari 5 halaman

Remix Lagu Pop Jadi Koplo

"Kita teman satu kampus, kalau Kiwil emang satu permainan. Kita suka dengerin lagu-lagu dangdut remix di Youtube kalo lagi nongkrong. Awalnya buat seru-seruan aja, kita coba bikin remix lagu-lagu dangdut," kata para personel Feel Koplo pada Liputan6.com, Kamis, 10 Agustus 2023.

"Pas ada kesempatan untuk perform di Halloween party teman, kita buat sendiri remixnya. Dan ternyata diterima dengan baik sama teman-teman," lanjut mereka.

Dalam berkarya, Feel Koplo membuat remix dari lagu-lagu pop yang mereka sukai dengan nada dangdut. Tujuan mereka adalah agar musik dangdut dapat dinikmati oleh-anak muda. Feel Koplo mengaku terinspirasi dari berbagai macam musik, mulai dari dangdut, funkot, edm, electronic, sampai band indie.

Musisi yang mempemgaruhi mereka cukup beragam dan bukan hanya musisi lokal tapi juga mancanegara seperti Dapur 61, Project Pop, PMR, Skrillex, Gorillaz, Daft Punk. dan The Chemical Brothers yang sangat mempengaruhi visual mereka.

Feel Koplo pun semakin dikenal dan mampu hadir di acara-acara musik besar di Indonesia seperti festival Soundrenaline dan Synchronize. Selain membuat remix, Feel Koplo juga mampu menghasilkan karya asli mereka. 

5 dari 5 halaman

Koplo Disukai Berbagai Kalangan

Pada Maret 2021, mereka berhasil merilis mini album perdana yang berjudul A Culture A 6. Mini album tersebut berisi tiga lagu asli Feel Koplo dan tiga lagu hasil remix.Menurut Feel Koplo, dangdut koplo sudah digemari anak muda sejak dulu, bahkan tak hanya anak muda tapi juga berbagai kalangan.

"Kenapa dangdut koplo bisa kesorot seperti sekarang mungin karena sudah ketemu ekspektasinya secara value antara musiknya, artisnya, teknologinya, target marketnya dengan pihak-pihak di kota-kota besar yang punya power untuk menginisiasi tren. Musik ini juga punya modal yang bagus untuk ikut festival musik dan bisa menarik banyak sponsor sehingga diterima baik oleh masyarakat," tutur mereka.

Feel Koplo sendiri sedang menyiapkan sebuah album dan berkolaborasi dengan banyak musisi. Kedepannya, Feel Koplo meyakini tren pasti akan wberganti ya, tapi dangdut dan musik eletronik akan selalu ada karena sudah mengakar dengan kuat di benak masyarakat.

"Soalnya kami penggiat musik elektronik, punya ekosistem sendiri di club dan bar, sudah jadi sirkuit sendiri bagi kami musisi elektronik untuk tetap bisa perform dan menampilkan karya - karya kami," pungkasnya.

 

Video Terkini