Liputan6.com, Da Nang - Seperti negara-negara di berbagai belahan dunia, Vietnam juga memiliki pakaian adat atau pakaian tradisional. Salah satu yang paling tak asing adalah Au Yay. Ini adalah baju panjang dengan belahan samping hingga pinggang dan kerah ciangi.
Secara harfiah, “Au” berarti baju dan “Yay” berarti panjang. Maka, Au Yay dapat disebut pula baju panjang khas Vietnam.
Baca Juga
Au Yay kerap dikenakan oleh para perempuan Vietnam dalam acara-acara formal. Bahkan, Au Yay juga dikenakan oleh para siswi SMA dan para petugas perempuan di bandara-bandara Vietnam, termasuk di Bandara Internasional Da Nang.
Advertisement
Ada cerita unik terkait Au Yay. Cerita ini disampaikan oleh pemandu wisata berlisensi Chau Quang Huong Duong yang karib disapa Mas Joko. Menurutnya, Au Yay berkaitan dengan tubuh langsing para perempuan Vietnam.
"Teman-teman lihat rata-rata perempuan Vietnam itu tubuhnya kecil, langsing. Itu karena orang Vietnam suka makan sayur-sayuran dan tidak suka makan goreng-gorengan," kata Joko, warga asli Vietnam yang mahir berbahasa Indonesia itu, di sela fam trip bersama Vietjet, Minggu, 13 Agustus 2023.
Itu adalah salah satu alasan rata-rata perempuan Vietnam badannya kecil, lanjut Joko. "Tapi ada alasan lain, kalau di Vietnam ada namanya Au Yay atau baju panjang. Nah, Au Yay ini akan bagus dipakai kalau badannya langsing, kalau gemuk, enggak bagus," ujarnya.
Pembentukan Mind Set Soal Tubuh Langsing
Joko melanjutkan, mengingat Au Yay akan bagus jika tubuh penggunanya langsing, para perempuan Vietnam pun menjaga tubuh agar tidak terjadi kegemukan. Ditambah, jelang usia sekolah, khususnya SMA, para remaja perempuan di Vietnam diharuskan untuk mengenakan seragam sekolah dengan model Au Yay.
Masalahnya, jika tubuh kegemukan dan tetap memakai Au Yay, siswi perempuan berisiko menjadi korban perundungan dari teman laki-laki di kelasnya.
"Kalau tubuhnya gemuk dan pakai Au Yay, nanti dikata-katain sama teman laki-laki di kelasnya."
"Jadi mind set-nya memang sudah terbentuk seperti itu," ucap pria usia 32 tahun itu.
Menurut pemantauan Liputan6.com dalam dua hari perjalanan di Vietnam, yakni di kota Da Nang dan Ho Chi Minh, memang sulit menemukan perempuan lokal dengan tubuh gemuk, terutama perempuan muda. Mayoritas perempuan muda di negara tersebut memiliki tubuh langsing.
Advertisement
Spring Roll, Contoh Makanan Penuh Sayur Khas Vietnam
Dilihat dari makanannya, memang warga Vietnam gemar memakan sayuran hijau, baik dimasak maupun dimakan mentah. Salah satu contoh makanan penuh sayur di Vietnam adalah spring roll. Ini adalah makanan khas Vietnam yang sudah terkenal termasuk di Indonesia.
Spring roll dibuat dengan berbagai sayuran mentah termasuk wortel, bangkuang, mentimun, tauge, daun selada, seledri, daun mint, daun ketumbar, dan daun basil. Sayuran ini dipadukan dengan udang rebus, bihun, dan digulung menggunakan rice paper.
Cita rasa spring roll Vietnam tidak seperti makanan-makanan Indonesia yang bercita rasa gurih, pedas, manis. Rasa spring roll didominasi rasa sayur mentah dengan sentuhan rasa mint serta basil yang membuatnya khas. Jika tidak diberi saus cabai khas Vietnam, rasanya mirip seperti sedang memakan berbagai lalapan yang dimakan dalam waktu bersamaan.
Rute Penerbangan Baru VietJet
Vietjet pada Sabtu, 5 Agustus 2023, memulai rute penerbangan langsung baru yang menghubungkan Jakarta dan Ho Chi Minh City, metropolis terbesar dan paling energik di Vietnam. Ini menandai rute langsung ketiga antara Indonesia dan Vietnam dalam jaringan penerbangan Vietjet.
Melalui tujuh kali penerbangan seminggu dengan durasi tiga jam menggunakan pesawat modern, rute baru Vietjet ini menawarkan alternatif perjalanan yang sempurna bagi penduduk Jakarta untuk menjelajahi Ho Chi Minh City, sebuah kota penting di Vietnam yang dikenal dengan budaya uniknya dan berfungsi sebagai pintu masuk ke dunia pariwisata dan ekonomi negara tersebut.
"Rute langsung baru Vietjet akan memiliki dampak yang signifikan dan positif pada industri penerbangan dan perjalanan antara Indonesia dan Vietnam. Dua negara ini memiliki posisi penting dalam blok ASEAN dan wilayah Asia-Pasifik yang lebih luas," ungkap Putu Eka Cahyadi, Direktur Transportasi Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia saat jumpa pers di Jakarta, 5 Agustus 2023.
Advertisement