Sukses

Kreasi Jamu dalam Menu Bhinneka Tunggal Ika untuk Rayakan HUT ke-78 RI

Tiga minuman hasil kreasi jamu untuk rayakan HUT ke-78 RI ini, yakni es soto, es bakso, dan es rawon, yang semuanya berbahan minuman herbal khas Jamu Iboe: kunyit asem, temulawak, dan lidah buaya.

Liputan6.com, Jakarta - Seperti tahun-tahun sebelumnya, menu musiman untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia juga diusung pada 2023. Di antara banyak, terdapat kreasi jamu yang unik yang lahir dari kolaborasi Jamu Iboe X Kollabora Coffee Geek & Workspace Surabaya untuk merayakan HUT ke-78 RI.

Produk minuman jamu tidak biasa ini ada dalam menu "Bhinneka Tunggal Ika" yang disebut akan tersedia sepanjang Agustus 2023. Tiga minuman hasil kreasi jamu ini, yakni es soto, es bakso, dan es rawon, yang semuanya berbahan minuman herbal khas Jamu Iboe: kunyit asem, temulawak, dan lidah buaya.

Di unggahan Instagram-nya, akhir bulan lalu, mereka menulis es soto sebagai "menu yang menyegarkan." "Ini mungkin terlihat seperti soto, tapi sangat berbeda! Rasakan lidah buaya yang dipadukan dengan labu, campuran buah tropis, dan mentimun," tulisnya dalam keterangan unggahan 31 Juli 2023.

Sedangkan untuk es bakso, kafe tematik yang berlokasi di Surabaya ini menulis, "Perkenalkan es bakso kami! Ini adalah minuman yang dicampur dengan temulawak, nanas, jeruk, dan agave. Sesuatu yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya, bukan?"

Tidak ketinggalan, ada juga es rawon. "Siapa sangka rawon bisa dinikmati sebagai es rawon? Sekarang giliran Anda mencoba es rawon kami. Kombinasi dari kunyit asam, pear cordial, rasa martabe, arang, dan truffle," tulisnya.

Jamu Indonesia memang harus tetap relevan dengan zaman untuk bisa eksis secara berkelanjutan, dan kreasi ini bisa jadi salah satu contohnya. Sebelumnya juga muncul dorongan menjadikan jamu sebagai "minuman gaya hidup" seperti kopi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesamaan Kopi dan Jamu

Dalam ulasan yang ditulis Indonesia Gastronomi Network yang bekerja sama dengan ACARAKI, dilansir dari Google Arts & Culture, 11 Agustus 2023, jamu disebut berpotensi beradaptasi dengan seni kopi karena memiliki banyak kesamaan.

"Keduanya sama-sama (berbahan) tumbuhan, memiliki rasa pahit, direbus, punya khasiat, dan dinikmati konsumen. Mengapa kopi bisa jadi budaya pop? Bagaimana kopi berumur seratus tahun bisa dikatakan 'modern?'" catatnya.

Di dunia kopi, mereka menyambung, terdapat tiga pergerakan yang sering disebut dengan istilah "gelombang". "Setiap gelombang menandai terjadinya perubahan perilaku konsumen dalam industri kopi," tulis mereka. "Awalnya, kopi dikonsumsi karena khasiatnya sebagai penghilang rasa kantuk."

"Metode penyajian yang jamak dipakai adalah merebus atau menggodok kopi dalam air. Pada awal 1900-an, industri modern menghasilkan berbagai inovasi produk yang praktis. Pada masa itu, lahir pula inovasi untuk pecinta kopi: kopi instan. Lahirnya kopi instan menandai terjadinya gelombang pertama di dunia kopi," sambung pihaknya.

3 dari 4 halaman

Juga Terjadi pada Jamu

Gelombang kedua di dunia kopi terjadi saat kafe khusus untuk menikmati kopi mulai bermunculan. Kemunculan kedai kopi disebut "menggeser peran kopi yang awalnya hanya sebagai minuman penghilang rasa kantuk jadi minuman bagian dari gaya hidup."

Kemudian, gelombang ketiga ditandai dengan mulai tertariknya para peminum kopi terhadap kopi itu sendiri. Ini mencakup asal muasal bijinya, prosesnya, sampai penyajian kopi.

"Integritas bahan jadi fokus pada gelombang ketiga," catat ulasan itu. "Pada gelombang ini terjadi peningkatan kepedulian terhadap proses dari hulu ke hilir, seperti sumber bahan, proses penanaman bahan, proses pascapanen, proses pengolahan, dan proses penyeduhan."

Tahapan ini disebutkan sebenarnya juga terjadi pada jamu. Ramuan minuman tradisional ini dikonsumsi karena memiliki khasiat untuk kesehatan dan diekstraksi dengan cara direbus maupun digodok. Gelombang pertama industri jamu terjadi sekitar 1980-an, ditandai dengan kemunculan berbagai perusahaan jamu yang memproses jamu jadi bubuk instan dan dikemas dalam saset untuk memudahkan konsumen menyeduhnya di rumah.

4 dari 4 halaman

Kafe Jamu Masuk Kampus

Sayang, gelombang selanjutnya masih belum terjadi, di mana jamu dikonsumsi sebagai bagian dari gaya hidup. Tapi, bukan berarti sama sekali tidak diupayakan. Terbukti dengan mulai bermunculannya kafe jamu.

Konsep kafe jamu juga sudah masuk kampus, mulai dari Universitas Jember sampai Universitas Gadjah Mada (UGM). Dikutip dari Surabaya Liputan6.com, 25 Juni 2023, Fakultas Farmasi Universitas Jember punya kafe yang menyajikan jamu kekinian untuk kaum milenial. Namanya Kafe Suwe Ora Djamu yang berlokasi di kantin Fakultas Farmasi.

Sementara, melansir laman Fakultas Farmasi UGM, 10 Mei 2023, grand opening Kafe Jamu Acaraki Gama telah dilakukan pada 7 Maret 2023. Dekan Fakultas Farmasi UGM Satibi menjelaskan kehadiran Kafe Jamu Acaraki Gama adalah salah satu wujud kerja sama Fakultas Farmasi UGM dengan PT. Acaraki Nusantara Persada dan BPOM RI.

Kafe jamu ini juga sebagai bentuk implementasi dalam pendidikan bagi mahasiswa dalam upaya meningkatkan kemampuan socioentrepreneurship di bidang obat tradisional. Founder PT. Acaraki Nusantara Persada, Jony Yuwono, menyampaikan keberadaan Kafe Acaraki Gama adalah kolaborasi berbagai pihak yang hadir untuk menginspirasi generasi muda.

 

Disclaimer: Jamu adalah ramuan tradional berbahan alami yang bisa membantu kesehatan tubuh. Bila ada keluhan kesehatan, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.