Sukses

Studi: Polusi Udara Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

Polusi udara Jakarta yang kian memburuk terus jadi sorotan berbagai pihak. Sementara pengaruhnya untuk kebugaran tubuh sudah dibicarakan secara luas, bagaimana kondisi ini berdampak pada kesehatan mental?

Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara Jakarta yang kian memburuk terus jadi sorotan berbagai pihak. Polusi udara adalah risiko kesehatan lingkungan utama yang dilaporkan berkaitan dengan risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular.

Dikutip dari laman American Psychiatric Association, Rabu, 16 Agustus 2023, meski kurang dipahami dengan baik, ada bukti kuat bahwa polusi udara juga berdampak pada kesehatan mental. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan polusi udara dengan tingkat stres lebih tinggi, tekanan psikologis, peningkatan risiko demensia, Alzheimer, dan depresi.

Penelitian lain telah menganalisis paparan jangka pendek puncak polusi udara dengan peningkatan risiko kematian di antara orang berpenyakit mental serius. Penelitian baru secara khusus menunjukkan dampak pada otak dan kesehatan mental anak-anak.

Sebuah penelitian terhadap orang-orang di Amerika Serikat (AS) dan Denmark menemukan bahwa paparan polusi udara "secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko gangguan kejiwaan," termasuk depresi, skizofrenia, gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian. Sementara studi menemukan hubungan antara polusi udara dan masalah kesehatan mental, dampak lebih lanjut dari keadaan ini perlu didalami dalam penelitian lanjutan.

Para penulis studi AS dan Denmark menemukan bahwa merujuk penelitian, mekanisme peradangan saraf jadi jalur polusi udara akhirnya berkonsekuensi pada kejiwaan. Sebuah tinjauan baru-baru ini mengamati lebih dari 100 studi tentang efek polusi udara luar ruangan terhadap kesehatan mental dan bagian otak yang mengatur emosi, berfokus pada hipokampus, amigdala, dan korteks prefrontal.

2 dari 4 halaman

Hubungan Polusi dengan Kesehatan Mental

Para peneliti menemukan bahwa 73 persen penelitian melaporkan gejala dan perilaku kesehatan mental lebih tinggi pada manusia dan hewan setelah terpapar tingkat polusi udara yang lebih tinggi dari rata-rata. Penulis utama studi tersebut, Clara G. Zundel, Ph.D., menyimpulkan dalam laporan World Economic Forum, "Orang yang menghirup udara tercemar mengalami perubahan dalam wilayah otak yang mengendalikan emosi. Akibatnya, mereka cenderung mengembangkan kecemasan dan depresi daripada mereka yang menghirup udara lebih bersih."

Sebuah studi dari para peneliti di Harvard, yang diterbitkan pada Maret 2023, menambah bukti yang menghubungkan paparan polusi udara (materi partikel kecil (PM2.5), nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida) dengan peningkatan risiko demensia. Studi lain baru-baru ini mengamati dampak potensial pada anak-anak dan remaja yang mungkin sangat rentan karena mereka mengalami periode kritis perkembangan otak.

Tinjauan penelitian menemukan bahwa polusi udara dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala depresi dan perilaku bunuh diri. Ilmuwan juga menemukan bukti terkait perubahan struktural dan fungsional di otak melalui studi neuroimaging.

3 dari 4 halaman

Temuan Studi

Temuan studi populasi besar yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa kualitas udara yang buruk selama tahun-tahun awal kehidupan seseorang meningkatkan risiko gangguan kejiwaan, termasuk bipolar, skizofrenia, gangguan kepribadian, dan depresi berat. Paparan polusi udara juga dapat memperburuk kondisi kesehatan mental di antara anak-anak.

Sebuah studi yang diterbitkan di Environmental Health Perspectives menemukan hubungan antara paparan  jangka pendek terhadap peningkatan tingkat polusi udara dan peningkatan kunjungan ke ruang gawat darurat psikiatri di kalangan anak-anak.

Polusi udara adalah campuran partikel dan gas berbahaya di udara. Dikutip dari Airly, 15 Agustus 2023, polusi udara berasal dari berbagai sumber, baik alami maupun buatan manusia. Beberapa polusi udara dipancarkan langsung ke udara, sementara yang lain terbentuk ketika berbagai polutan bercampur.

Sumber polusi udara alami termasuk kebakaran hutan, gunung berapi, dan badai debu. Sementara itu, sumber polusi udara buatan manusia termasuk emisi dari pabrik, mobil, dan pembangkit listrik.

4 dari 4 halaman

5 Tips Lindungi Diri dari Polusi Udara

Ada beberapa alasan paparan jangka panjang terhadap kualitas udara tidak sehat itu berbahaya. Masalah kesehatan yang timbul, termasuk:

  • Masalah pernapasan
  • Masalah kardiovaskular
  • Bersin, tenggorokan gatal, dan alergi
  • Batuk
  • Asma
  • Masalah dengan konsentrasi
  • Sesak napas
  • Kelelahan
  • Mual
  • Kanker.

Lantas, bagaimana cara melindungi diri dari udara dan polusi yang tidak sehat? Ada beberapa tips sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melindungi diri sendiri, yakni:

1. Tutup Jendela

Jika Anda tahu kualitas udara buruk pada hari tertentu, berhentilah membuka pintu dan jendela untuk ventilasi rumah. Ini juga merupakan ide bagus untuk berinvestasi pada kipas dan filter khusus yang akan membantu Anda mengedarkan udara di dalam ruangan.

2. Pakai Masker

Belilah masker N95 dan kenakan jika Anda harus pergi ke luar. Langkah ini akan memungkinkan Anda melindungi diri dari partikel halus.

3. Mandi Setelah dari Luar Ruangan

Cara ini akan membantu menghilangkan polutan yang mungkin ada di kulit atau rambut Anda.

4. Berada di Dalam Ruangan

Pada hari-hari ketika kualitas udara tidak sehat, cobalah untuk tetap berada di dalam ruangan sebanyak mungkin. Jika harus keluar, batasi waktu Anda di luar dan istirahatlah di tempat yang berventilasi baik.

5. Tetap Gali Informasi dan Pantau Kualitas Udara

Ada banyak alat untuk memantau kualitas udara dan beberapa di antaranya bahkan tersedia secara gratis. Pastikan memeriksa peta, aplikasi, dan filter kualitas udara khusus yang akan membantu Anda tetap waspada dan membuat keputusan yang tepat.