Liputan6.com, Jakarta - Pariwisata dan turis tentu tak dapat dipisahkan. Namun, industri ini kerap dibikin pening dengan beragam tingkah tak bertanggung jawab dari para turis nakal, termasuk yang terjadi di Menara Eiffel, Paris, Prancis.
Dikutip dari CNN, Minggu (20/8/2023), landmark top Eropa itu dikepung oleh turis nakal minggu ini. Kasus pertama adalah penemuan dua turis Amerika Serikat yang tertidur di menara tersebut karena mabuk pada Senin, 14 Agustus 2023.
Pihak manajemen menara yang dibangun pada 28 Januari 1887 itu menjelaskan kedua turis itu sebenarnya memiliki tiket masuk untuk Minggu malam, 13 Agustus 2023. Namun, mereka ditemukan tertidur pada keesokan paginya oleh staf keamanan Menara Eiffel yang bertugas.
Advertisement
Kantor Kejaksaan Paris dan Société d'Exploitation de la tour Eiffel (SETE) selaku operator Menara Eiffel, menerangkan kepada CNN bahwa mereka menduga kedua turis itu 'terjebak di sana karena mengonsumsi alkohol berlebihan'. Para turis itu kemudian 'dipindahkan dengan cepat' dan diserahkan ke polisi Paris, kata SETE dalam sebuah pernyataan kepada CNN.
Akibat ulah turis mabuk, SETE menyebut Menara Eiffel akhirnya telat dibuka pada Senin, 14 Agustus 2023. SETE akan mengajukan tuntutan atas gangguan tersebut, meskipun mereka mengakui bahwa kedua pria tersebut "tidak memberikan ancaman". Namun, pihak Kantor Kejaksaan Paris mengatakan, "Karena tidak ada kerusakan yang ditemukan, denda karena masuk tanpa izin ke situs bersejarah atau budaya dibatalkan."
Melompat dengan Parasut
Beberapa hari kemudian, insiden lain terjadi di Menara Eiffel. Petugas polisi di Paris menangkap seorang pria karena melompat dari Menara Eiffel dengan parasut pada Kamis, 17 Agustus 2023, menurut afiliasi CNN, BFMTV.
BFMTV melaporkan, seorang pria memanjat pilar tengara ikonik dini hari waktu setempat menurut sumber di kepolisian. SETE mengatakan pria itu terdeteksi "kurang dari satu menit" oleh petugas keamanan setelah memasuki lokasi.
Upaya pihak keamanan internal Menara Eiffel untuk mencegah aksi nekatnya tidak berhasil. Pria itu berhasil melompat dan mendarat di atap pusat olahraga terdekat sebelum ditangkap oleh polisi.
SETE mengajukan keluhan akibat ulah pria tersebut. Dalam pernyataan mereka, mereka menyebut "tindakan tidak bertanggung jawab semacam ini membahayakan mereka yang bekerja di atau di bawah struktur." Alasan ini masuk akal mengingat menara yang dirancang oleh teknisi Maurice Koechlin dan Emile Nouguier, serta arsitek Stephen Sauvestre itu dalam kondisi tidak baik.
Laporan majalah Prancis, Marianne, pada Juli 2022 menyebutkan bahwa ikon kota Paris itu penuh dengan karat sehingga membutuhkan perbaikan penuh. Ali-alih ditutup, menara hanya dicat untuk mempercantik tampilan yang menghabiskan biaya 60 juta euro atau senilai lebih dari Rp928 juta.
Advertisement
Ancaman Bom di Menara Eiffel
Insiden itu adalah yang terbaru dari serangkaian insiden keamanan selama seminggu terakhir di lokasi tersebut. Sebelumnya pada Sabtu, 12 Agustus 2021, Menara Eiffel terpaksa ditutup beberapa jam karena menerima ancaman bom.
Mengutip BFMTV, tiga lantai menara serta halaman ditutup sementara pihak berwenang memastikan ancaman tersebut. Perimeter keamanan yang besar dengan cepat dibuat dan lalu lintas dialihkan, disusul kedatangan tim penjinak bom ke lokasi untuk memastikan keamanan.
"Ini adalah prosedur biasa dalam situasi seperti ini, yang jarang terjadi," kata juru bicara SETE.
Hampir tujuh juta orang mengunjungi objek wisata Paris setiap tahunnya. Monumen tersebut memiliki kantor polisi di kaki pilar selatan, bangunannya berada di bawah pengawasan video, dan pengunjung harus menjalani pemeriksaan keamanan sebelum masuk. Penutupan menara secara mendadak jarang terjadi, namun bukan tidak mungkin. Pada 2019, monumen itu dikosongkan dan ditutup setelah seorang pria terlihat memanjat ke samping.
Influencer Brasil Pakai Bikini di Menara Eiffel
Sebelumnya pada November 2022 lalu, dua influencer Brasil memicu kemarahan setelah rekaman menunjukkan mereka mengenakan bikini di depan Menara Eiffel. Video menunjukkan Gabriela Versiani (24) dan Gabily (27) didekati oleh petugas polisi setelah mereka terlihat setengah telanjang di Paris, Prancis, pada akhir Oktober tahun lalu.
Dalam klip itu, kedua perempuan terlihat melepas mantel hitam panjang mereka untuk memperlihatkan bikini merah, sementara gadis ketiga mengenakan blazer yang nyaris tidak menutupi bokongnya. Mereka dikelilingi kerumunan turis serta keluarga yang tercengang.
Sekelompok petugas mendekat sebelum seorang polisi wanita melangkah maju dan muncul untuk memberitahu para wanita itu untuk menutupinya. Vanessa Lopez, wanita perekam video itu berbicara tentang insiden tersebut secara online.
"Kami hampir ditangkap, teman-teman, karena kami mengiklankan bikini dan mereka mengatakan kami tidak bisa," influencer itu mengatakan kepada pengikutnya. "Kami bilang 'ah, tapi ini bikini'. "Aku bahkan bilang 'Nyonya, itu karena kita punya bisnis bikini'."
Vanessa menjelaskan bahwa petugas polisi memberi tahu mereka mengambil foto setengah telanjang di Menara Eiffel adalah pelanggaran hukum. Warganet juga mengkritik mereka karena tindakan mereka dianggap telah melewati batas.
"Saya tidak mengerti mengapa mereka tidak pergi ke Karibia atau kolam renang jika Anda ingin mempromosikan merek Anda. Sekarang di Paris dan lebih buruk lagi di Menara Eiffel. Konten Anda sama sekali tidak berguna," komentar warganet.
Advertisement