Sukses

Studi Sebut Susu Lebih Efektif Menghidrasi Tubuh Dibandingkan Air Putih, Kok Bisa?

Susu terbukti lebih efektif dalam menghidrasi dibandingkan dengan air murni karena memiliki gula laktosa, beberapa protein, dan lemak, sehingga memungkinkan hidrasi berlangsung lebih lama.

Liputan6.com, Jakarta - Ketika Anda merasa haus, tenggorokan kering, dan membutuhkan sesuatu untuk diminum, apa pilihan terbaik untuk memastikan Anda tetap terhidrasi? Apakah benar air putih jawabannya?

Studi yang dilakukan Universitas St. Andrews di Skotlandia menunjukkan bahwa air putih biasa mungkin bukanlah opsi hidrasi terbaik dibandingkan dengan beberapa minuman lainnya. Hasil studi menunjukkan bahwa meski air, entah itu air biasa atau berkarbonasi, bisa menghidrasi dengan cepat, minuman yang mengandung sedikit gula, lemak, atau protein cenderung mempertahankan hidrasi tubuh kita lebih lama.

Ini terkait dengan cara tubuh kita memproses berbagai minuman, sebagaimana penjelasan Ronald Maughan, seorang profesor di Sekolah Kedokteran St. Andrews dan penulis utama penelitian ini.

Melansir CNN pada Rabu, 23 Agustus 2023, salah satu faktor penting yang ada di dalam minuman adalah jumlah minuman yang dikonsumsi. Semakin banyak volume yang Anda minum, semakin cepat cairan tersebut meninggalkan perut dan masuk ke dalam sirkulasi darah, yang kemudian membantu menghidrasi tubuh Anda.

Faktor lain yang menentukan sejauh mana minuman dapat menghidrasi terkait dengan kandungan nutrisi di dalamnya.

Sebagai contoh, susu terbukti lebih efektif dalam menghidrasi dibandingkan dengan air murni karena memiliki gula laktosa, beberapa protein, dan lemak, yang semuanya berkontribusi untuk memperlambat pemrosesan cairan dari lambung, sehingga memungkinkan hidrasi berlangsung lebih lama. Susu juga kaya akan natrium, yang bertindak seperti magnet menahan air di dalam tubuh dan mengurangi volume urin yang dihasilkan.

2 dari 4 halaman

Tergantung Kandungannya

Konsep serupa berlaku untuk cairan solusi rehidrasi oral yang sering digunakan sebagai pengobatan diare. Cairan ini mengandung gula ringan, serta natrium dan kalium, yang berkontribusi pada penahanan air di dalam tubuh.

"Studi ini mengonfirmasi apa yang sudah banyak kita duga. Elektrolit, seperti natrium dan kalium, mendukung hidrasi yang lebih efisien, sementara kalori dalam suatu minuman dapat memperlambat proses pengosongan lambung dan, akibatnya, menunda frekuensi buang air kecil," ujar Melissa Majumdar, ahli gizi berlisensi, instruktur kebugaran, dan juru bicara dari Akademi Nutrisi dan Dietetika.

Tetapi, ada satu poin krusial, yaitu minuman yang memiliki konsentrasi gula tinggi, seperti jus atau soda, mungkin tidak seefektif minuman dengan gula rendah dalam hal hidrasi. Meskipun minuman seperti ini mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dikosongkan dari lambung dibandingkan dengan air murni, saat minuman tersebut mencapai usus kecil, kandungan gula yang tinggi akan mencair melalui mekanisme osmosis.

Proses ini sejatinya mengalirkan cairan dari tubuh ke usus kecil untuk mengencerkan konsentrasi gula dalam minuman. Melihat hal itu, dari perspektif biologi, apa yang berada di usus sebenarnya dianggap berada di luar tubuh kita. Menurut Majumdar, jus dan soda bukan hanya kurang efektif dalam hidrasi, tetapi juga mengandung gula dan kalori tambahan yang tidak mengenyangkan sebagaimana makanan utuh.

3 dari 4 halaman

Air Tetap Jauh Lebih Baik

Jika Anda harus memilih antara soda dan air untuk tetap terhidrasi, air adalah pilihan yang jauh lebih baik. Bagaimanapun juga, organ-organ vital seperti ginjal dan hati kita memerlukan air untuk membuang racun. Selain itu, air berfungsi untuk menjaga kesehatan dan kelembapan kulit kita. Ini merupakan solusi kecantikan paling ekonomis yang bisa Anda dapatkan.

Menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat krusial, seperti untuk melumasi sendi, melindungi dari infeksi, dan menyuplai nutrisi ke sel-sel kita. Walaupun begitu, pada banyak kondisi, kebanyakan orang tak perlu terlampau fokus pada kadar hidrasi dalam minuman yang mereka konsumsi.

"Ketika Anda merasa kering, tubuh Anda akan memberi sinyal untuk minum lebih," ujar Maughan, seorang profesor di Sekolah Kedokteran St. Andrews.

Menurutnya, atlet yang berlatih intensif di lingkungan panas dengan intensitas keringat yang tinggi, atau individu yang kinerja mentalnya dapat terganggu karena bekerja terus menerus tanpa mengonsumsi cairan, kecukupan hidrasi sangat krusial.

"Alkohol memiliki efek diuretik, yang membuat Anda lebih sering buang air kecil. Sejauh menyangkut minuman beralkohol, seberapa terhidrasi Anda tergantung pada jumlah total minuman tersebut. Mengonsumsi bir biasanya mengakibatkan dehidrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan wiski, karena volume cairan yang Anda konsumsi dari bir lebih besar," imbuh Maughan.

4 dari 4 halaman

Bijak Memilih Minuman

Dia menekankan bahwa minuman dengan alkohol berkekuatan tinggi cenderung menyebabkan dehidrasi, sementara minuman beralkohol ringan biasanya tidak. Dalam konteks kopi, tingkat hidrasi kopi Anda akan ditentukan oleh jumlah kafein yang Anda minum. Secangkir kopi standar mengandung sekitar 80 miligram kafein.

Jika Anda mengonsumsi lebih dari 300 miligram kafein, yang setara dengan 2--4 cangkir kopi, hal tersebut bisa membuat Anda kehilangan lebih banyak cairan tubuh. Ini disebabkan oleh efek diuretik ringan dan sementara dari kafein. Efek ini cenderung lebih terasa pada individu yang jarang minum kafein, namun efek tersebut bisa dikurangi dengan menambahkan satu atau dua sendok makan susu ke kopi Anda.

Mengutip kanal Hot Liputan6.com, diuretik merupakan obat yang dirancang untuk meningkatkan jumlah air dan garam yang dikeluarkan dari tubuh sebagai urin. Diuretik dapat ditemukan dalam bentuk obat-obatan yang diberikan dokter. Namun, ada sejumlah minuman yang memiliki sifat diuretik alami.Â