Liputan6.com, Jakarta - Menghabiskan beberapa hari untuk liburan memberi manfaat positif bagi kesehatan mental. Studi ilmiah menunjukkan bahwa efek tersebut bahkan bisa dirasakan sejak masa penantian sebelum perjalanan liburan dimulai yang dipicu oleh sekresi hormon dopamin.
Penelitian menunjukkan bahwa istirahat sejenak bisa meningkatkan fleksibilitas kognitif. Mengutip laman CNN, Sabtu, 26 Agustus 2023, hal ini mungkin sulit dipercaya, apalagi hanya ada sedikit literatur ilmiah yang mengeksplorasi manfaat liburan bagi otak kita. Namun, yang tidak terbantahkan adalah bahwa liburan sangat penting.
Baca Juga
Fakta tersebut disimpulkan dari penelitian pada 2016 yang melibatkan 46 pekerja dari sebuah perusahaan Belanda. Para pekerja diminta untuk menjalani tes dengan mereka diberikan benda dan diminta untuk menggunakan benda tersebut sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat mungkin.
Advertisement
Apa yang diamati para peneliti adalah, setelah dua atau tiga minggu berlibur, para pekerja memiliki fleksibilitas kognitif yang lebih besar. Dengan kata lain, mereka mampu memikirkan kegunaan benda-benda tersebut lebih banyak dibandingkan dengan hasil yang diperoleh beberapa minggu sebelum liburan.
Sebagian besar peneliti membahas efeknya dari sudut pandang biologis. Salah satu alasan utama yang melatari peningkatan fleksibilitas kognitif dan manfaat liburan secara umum adalah karena terjadinya pengurangan stres.
Stres dalam banyak hal tidak selalu menghasilkan dampak negatif. Jika bersifat sporadis, biasanya malah bermanfaat karena mengaktifkan mekanisme yang membantu kita bertindak sehari-hari dalam pekerjaan kita, seperti memenuhi tenggat waktu.
Â
Liburan Bisa Melepas Stres
Fokus manfaat liburan terhadap kesehatan mental dimaksud adalah berkaitan dengan stres kronis. Kondisi itu bisa terjadi jika kita berada di bawah tekanan terus-menerus atau karena situasi yang tidak dapat kita tangani secara berkepanjangan. Indikasinya adalah kelelahan, tingkat kecemasan, lekas marah, dan kemarahan yang lebih tinggi.
Hal utama yang dapat dihasilkan dari liburan adalah mengurangi tingkat stres kronis. Saat kita menganggur, otak kita mampu membalikkan efek negatif dari stres, setidaknya untuk sementara.
Kunci agar liburan benar-benar efektif, seseorang harus memastikan bahwa liburan tersebut benar-benar membebaskan dari stres pekerjaan. Artinya, kita harus menghindari melanjutkan tugas yang tertunda, menjawab email, dan sebagainya. Â
Â
Â
Efek positif liburan terhadap kesehatan bahkan sudah bisa dirasakan sejak menunggu masa liburan tiba. Syaratnya adalah kita menikmati masa penantian tersebut. Mengapa menunggu liburan saja sudah membuat kita bahagia?
Â
Advertisement
Peran Dopamin Terhadap Stres
Para ahli menerangkan dopamin yang diproduksi di neuron dua wilayah otak yang dikenal sebagai substansia nigra dan area tegmental ventral (terletak di pusat otak kita, kurang lebih di belakang telinga). Kedua wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi antara 400 ribu dan 600 ribu neuron pada manusia, mengirimkan akson ke berbagai area di otak.
Melalui pelepasan dopamin, mereka memainkan peran kunci dalam perasaan menyenangkan yang ditimbulkan oleh pengalaman dan penghargaan baru. Dengan mengetahui bahwa liburan yang akan datang, kadar dopamin di otak kita akan meningkat dan memberi perasaan senang.
Sistem yang menghasilkan kesenangan ini juga terpengaruh selama stres kronis. Studi menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi atau kronis mampu menurunkan jumlah pelepasan dopamin dan/atau perubahan cara metabolismenya.
Parahnya, perubahan tidak hanya terjadi di substansia nigra atau di area ventral tegmental. Telah ditemukan bahwa stres kronis bahkan mampu mengubah jumlah reseptor dopamin di area yang menerima proyeksi tersebut. Ketika ini terjadi, perilaku depresi sering kali berkembang.Â
Â
Kesehatan Finansial
Liburan yang membebaskan kita dari stres akan membantu menyeimbangkan kembali sistem dopaminergik. Tapi, liburan terbaik sepenuhnya subjektif. Apa yang dianggap kita bermanfaat belum tentu dianggap demikian oleh orang lain, dan apa yang menyenangkan bagi seseorang dapat menyebabkan stres bagi orang lain.Â
Yang masih belum sepenuhnya jelas adalah apakah berlibur dalam jangka waktu lama memberikan efek yang lebih baik dibandingkan berlibur secara bertahap dan dalam jangka waktu yang lebih pendek. Bagaimanapun, liburan yang menyenangkan itu baik untuk kita.Â
Temuan lain terkait liburan juga menarik untuk disimak. Menurut Financial Fitness Index (FFI), jumlah generasi muda yang menganggap definisi kaya adalah mereka yang sering liburan, naik sebesar 350 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tapi, mereka yang percaya bahwa definisi kaya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat non-investasi, seperti rumah mewah, fesyen bermerek, atau sering liburan atau konser, memiliki skor kesehatan finansial yang rendah.
Amir Widjaya, EVP Marketing & Lifestyle Business Division Head Bank OCBC NISP saat pengumuman FFI 2023 mengungkapkan, "Melalui riset ini, kami ingin menyampaikan bahwa sehat finansial itu bisa dicapai oleh semua kalangan, terlepas dari latar belakang dan status subekonomi mereka.".Â
Advertisement