Liputan6.com, Jakarta - Di antara konten serba Indonesia, beberapa fenomena dianggap tidak familiar pun acap kali jadi sorotan online. Yang terbaru, penampakan masjid di Korea Selatan yang kedapatan segedung dengan diskotik tengah ramai dibahas warganet.
Ini bermula dari unggahan akun TikTok @mustnury, 12 Agustus 2023, yang menulis, "Salah pintu beda jalur." Keterangan itu menjelaskan video berdurasi 44 detik yang diunggahnya dengan caption, "Masjid di Korea lantai tiga, lantai dua diskotik," menyertakan emoji tertawa.
Baca Juga
Di rekaman tersebut, ia memperlihatkan bagian depan masjid yang tulisannya terlihat berwarna biru sebelum turun, dan merekam pintu "diskotik" yang dimaksud. Ketika membalas komentar, ia menyebut bahwa masjid itu adalah Masjid Hidayatullah Jangnim di Busan, Korea Selatan.
Advertisement
Kendati disebut sebagai diskotik, beberapa warganet tidak setuju, menyebutnya sebagai tempat karaoke yang memang populer di seantero Negeri Ginseng. "Kedengerannya sih orang nyanyi-nyanyi ya. Kemungkinan itu noreabang (tempat karaoke) enggak sih? Soalnya tempat karaoke di sana kan juga pake lampu-lampu ala disko gitu," kata salah satunya.
Hingga artikel ini ditulis, video masjid di Korea Selatan yang segedung dengan "diskotik" itu sudah mencatat sekitar 97 ribu penayangan dan mengundang 150-an komentar. Salah satunya menulis, "Cobaan kalau mau ke lantai 3 (masjid)," yang dibalas si pemilik akun dengan menulis, "Ya begitulah mbak masjid di Korea, karena gedungnya bermacam-macam orang yang pake."
Drama Pembangunan Masjid di Korea Selatan
Terkait bangunan masjid di Korea Selatan, tahun lalu, kelompok hak asasi manusia di negara itu telah meminta PBB membantu membangun sebuah masjid untuk komunitas Muslim. Seruan tersebut muncul setelah penduduk setempat di tenggara kota Daegu memblokir pembangunan masjid di dekat Universitas Nasional Kyungpook, lapor AA, dikutip Rabu (30/8/2023).
Izin pembangunan masjid dua lantai itu diberikan pada 2020, dan sebelumnya, lokasi tersebut digunakan sebagai pusat kegiatan salat. Sebuah kelompok hak asasi manusia meminta badan PBB mendesak pemerintah pusat dan daerah di Korea Selatan agar "turun tangan menghentikan hambatan yang dilakukan warga terhadap pekerjaan konstruksi dan segera membuang kepala babi yang ditaruh di depan proyek masjid."
Satuan tugas penyelesaian damai masjid itu mengeluarkan seruan tersebut karena pihak berwenang dinilai tidak mengindahkan permintaan komunitas Muslim memindahkan kepala babi dari gang yang digunakan oleh mereka yang mengunjungi lokasi pembangunan masjid untuk salat rutin.
Petisi pada pejabat PBB tersebut mendesak pemerintah Korea Selatan dan otoritas setempat "mengutuk secara terbuka segala bentuk diskriminasi berdasarkan agama atau ras tertentu, mengedukasi tentang kewajiban netralitas agama dan anti-rasisme bagi seluruh pejabat publik Kota Daegu, serta memperbaiki semua kerusakan."
Â
Advertisement
Tuntutan Komunitas Muslim
Mereka yang menentang pembangunan tersebut "secara fisik" memblokir akses ke lokasi pembangunan masjid, memasang spanduk, mengadakan pesta barbekyu babi, dan memajang kepala babi di dekat lokasi pembangunan. Meski ada perintah pengadilan untuk melanjutkan pembangunan, komunitas Muslim setempat tidak dapat menyelesaikan pembangunan karena beberapa penduduk non-Muslim menghalangi proses tersebut.
"Kami akan berjuang melawan pembangunan masjid sampai napas terakhir kami," demikian bunyi salah satu spanduk yang dipajang di sebelah lokasi tersebut.
Mengutuk tindakan tersebut sebagai Islamofobia, Mian Muaz Razaq, perwakilan mahasiswa Muslim di universitas tersebut, mengatakan pada SCMP, "Mereka mengadakan demonstrasi melawan Islam, mereka menyebut kami teroris, mereka memasang spanduk menentang agama kami, mereka menyebarkan pamflet kebencian terhadap umat Islam di daerah ini, tindakan ini disebut apa? Ini murni Islamofobia."
Menurut laporan tersebut, pejabat setempat telah menunjukkan ketidakberdayaan dengan mengatakan, "Mereka tidak berwenang untuk membersihkan kepala babi tanpa persetujuan dari penduduk karena itu adalah barang berguna yang dibeli warga negara."
Masjid Tertua di Korea Selatan
Namun demikian, Korea Selatan sebenarnya punya masjid tertua negara itu yang sampai sekarang masih berdiri di Seoul. Adalah Seoul Central Mosque, masjid yang didirikan untuk jadi tempat beribadah bagi umat Islam di Korea, serta mendidik masyarakat luas tentang Islam dan budaya Islam, melansir Seoul Guide.
Lantai pertama masjid itu jadi tempat kantor Federasi Muslim Korea dan ruang pertemuan. Lantai duanya merupakan tempat salat laki-laki, sementara tempat salat untuk jemaah perempuan ada di lantai tiga.
Masjid yang terletak di Yongsan-gu, Seoul, berdiri pada 1976 dan merupakan masjid tertua di Korea Selatan dan satu-satunya di ibu kota negara itu. Pintu masuknya dihiasi keramik mosaik biru. Tanda di atas pintu masuk, ditulis dalam bahasa Arab, berbunyi "Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah."
Melewati pintu masuk, bangunan yang tidak biasa dan eksotis ini merupakan "keunikan Seoul dan Korea secara umum." Masjid ini menampilkan arsitektur Islam yang menakjubkan secara visual, termasuk dua menara putih besar. Di sekitar masjid, terdapat banyak tempat makan halal, mulai dari hidangan Timur Tengah hingga Korea Selatan.
Advertisement