Sukses

PepsiCo Kembali ke Indonesia Setelah 4 Tahun Hengkang, Putuskan Buka Pabrik Makanan Ringan di Cikarang

PT PepsiCo Indonesia secara resmi membangun pabrik manufaktur makanan ringan pertama di Indonesia, yang berlokasi di kawasan Greenland International Industry Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.

Liputan6.com, Cikarang - Setelah meninggalkan Indonesia pada 10 Oktober 2019, PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages (PepsiCo Indonesia) secara resmi kembali dengan gebrakan membangun pabrik manufaktur makanan ringan pertama di negara ini, yang berlokasi di kawasan Greenland International Industry Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.

PepsiCo merupakan produsen makanan ringan merek Lay's, Cheetos, dan Doritos. Pabrik ini ditargetkan dapat beroperasi mulai awal 2025, alias pembangunannya membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 60.000 m2 di Cikarang, Jawa Barat, dan akan menjadi tempat produksi sejumlah produk makanan ringan. Meskipun begitu, belum diumumkan merek atau jenis makanan ringan yang akan diproduksi.

Upacara peletakan batu pertama untuk pabrik pertama PepsiCo ini dilangsungkan pada Rabu (30/08/2023), yang disaksikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Atase Perdagangan Amerika Serikat untuk Indonesia, Melissa Marszalek. Acara tersebut juga dihadiri oleh CEO Asia Business Unit PepsiCo, Parinya Kitjatanapan (Eric), dan CEO PepsiCo Indonesia, Asif Mobin.

Nilai investasi proyek ini mencapai USD200 juta atau sekitar Rp3 triliun. Parinya Kitjatanapan, yang akrab disapa Eric, mengungkapkan bahwa keputusan PepsiCo untuk kembali berinvestasi di Indonesia didasari oleh potensi pasar yang dimiliki serta proses perizinan yang lebih mudah di negara ini.

"Indonesia merupakan pasar terbesar di dunia, dengan 48 persen populasinya mewakili Asia Tenggara. Itu merupakan kunci utama alasan kami kembali ke Indonesia. Yang kedua, pemerintah di sini telah melakukan pekerjaan yang bagus dalam menciptakan lingkungan investasi agar kami bisa kembali ke sini," ujar Eric yang merupakan Wakil Presiden Senior PepsiCo Asia Pasifik.

2 dari 4 halaman

Permintaan Bahlil

Menteri Investasi Indonesia dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menghargai keseriusan PepsiCo dalam mendukung perkembangan ekonomi Indonesia melalui investasinya. Ia berkeinginan agar investasi tersebut memberikan transfer pengetahuan dan teknologi kepada rakyat Indonesia.

"Kami juga berharap investasi ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan bekerja sama dengan pengusaha lokal serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sekitar," ungkap Bahlil pada kesempatan yang sama.

Keputusan PepsiCo untuk membangun manufakturnya di Indonesia menurut Bahlil sangat strategis, mengingat fakta bahwa populasi Indonesia mencakup 48 persen dari keseluruhan Asia Tenggara. Ditambah dengan pertumbuhan kelas menengah yang semakin meningkat dan posisi GDP Indonesia yang kini masuk ke 15 besar dunia, investasi ini diprediksi akan memberikan hasil yang sangat menguntungkan.

Dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja, ia menyebut proses perizinan menjadi lebih mudah dan efisien. Namun, Bahlil meminta PepsiCo untuk melibatkan pengusaha lokal atau UMKM dalam rantai pasok dan logistik. Dengan begitu, bukan hanya PepsiCo yang mendapatkan keuntungan, namun juga pelaku usaha lokal.

"Saya hanya menitipkan satu hal saja, tolong libatkan pengusaha-pengusaha lokal, UMKM untuk menjadi rantai pasok dan logistik. Karena bagi kami, bukan berapa besar investasi itu masuk, tetapi berapa besar investasi itu terjadi bagi rakyat Indonesia," kata Bahlil.

Kolaborasi antara perusahaan internasional besar seperti PepsiCo dengan pelaku usaha lokal inilah yang akan menjadi katalis penting bagi Bahlil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memastikan pemanfaatan ekonomi yang optimal bagi semua pihak yang terlibat.

3 dari 4 halaman

Pembangunan Berkelanjutan

Di sisi lain, Eric menegaskan bahwa dalam proses pembangunan pabrik baru PepsiCo Indonesia ini menempatkan keberlanjutan lingkungan sebagai prioritas utama. Salah satu bukti komitmen tersebut adalah rencana mereka untuk menggunakan 100 persen listrik terbarukan.

Meskipun diskusi terkait hal ini masih berlangsung dan rencananya belum sepenuhnya final, PepsiCo telah memiliki pemahaman mendalam dan wawasan tentang bagaimana cara mengimplementasikannya. Perusahaan juga berkomitmen untuk memastikan 100 persen pemanfaatan air yang mereka gunakan berasal dari daur ulang serta mengadopsi pendekatan net water positive dari hari pertama beroperasi, guna mendukung inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG) di tingkat regional.

Dengan pendekatan ini, PepsiCo berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekaligus menunjukkan komitmennya terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab. Gabrielle Angriani Johny, yang menjabat sebagai Director of Public Policy, Govt. and Corp. Affairs di PepsiCo Indonesia, menginformasikan bahwa pabrik tersebut fokus utama pada pasar Indonesia. Tapi, perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk menjajal pasar internasional melalui ekspor di masa mendatang.

"Kita akan berfokus pada market Indonesia tapi juga kita memang memiliki ambisi untuk melakukan ekspor. Karena Indonesia kan salah satu halal market terbesar, jadi kita ingin melakukan ekspor ke halal market," jelas Gabrielle.

 

4 dari 4 halaman

Pemberdayaan Petani

Mengenai kapasitas produksi, Gabrielle menyatakan bahwa informasi spesifik masih dirahasiakan karena proyek ini masih berada dalam tahapan awal. Namun, yang pasti, pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi signifikan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Salah satu hal yang menjadi kebanggaan dari proyek ini adalah komitmen perusahaan untuk merekrut tenaga kerja dari kalangan lokal. Diperkirakan ribuan pekerja lokal akan mendapatkan kesempatan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.

"Jadi penyerapan (tenaga kerja) nya itu ribuan ya. Cuma kan memang bertahap dan memang itu secara direct dan indirect," tambah Gabrielle.

Selain itu, investasi dari PepsiCo bukan hanya berdampak ekonomi, tetapi juga memberikan kesempatan kepada petani Indonesia untuk mengadopsi metode dan teknologi pertanian yang lebih canggih. Perusahaan tersebut berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas petani Indonesia dalam hal ketahanan iklim, adaptasi, dan metode pertanian yang berkelanjutan.

Dengan pendekatan ini, petani tidak hanya dapat menerapkan Pertanian Positif, tetapi juga dapat mengoptimalkan biaya dan meningkatkan laba.

"Jawa Barat merupakan daerah yang produktif dengan infrastruktur yang dibangun khusus untuk mendukung tujuan manufaktur secara optimal. Kami turut senang ketika mengetahui pendirian pabrik PepsiCo ini akan menghasilkan ribuan lapangan kerja baru, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dan dapat memberdayakan para petani lokal dan masyarakat sekitar Jawa Barat," tutur Ridwan Kamil.

Video Terkini