Liputan6.com, Jakarta - LRT atau Lintas Raya Terpadu/Light Rail Transit Jabodebek sedang menjadi sorotan setelah sejumlah penumpang mengeluhkan beberapa fasilitas moda transportasi tersebut, salah satunya ketinggian pintunya yang dinilai terlalu pendek.
Pihak pengelola LRT Jabodebek telah memberikan tanggapan terhadap keluhan ini. Menurut pernyataan resminya yang beredar di sejumlah akun media sosial seperti akun Instagram @mood.jakarta, desain ukuran kereta maupun pintu kereta didasarkan pada rata-rata tinggi badan orang Indonesia yaitu sekitar 160 cm.
Baca Juga
Kuswardojo selaku Kepala Humas LRT Jabodebek, mengungkapkan jika ada warga negara asing (WNA) mengalami kesulitan ketika memasuki dan menggunakan layanan LRT. Ia pun memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami beberapa penumpang.
Advertisement
"Jadi memang terkait sarana yang ada, memang sudah didesain oleh teman-teman dari INKA. Bahwa sarana kereta untuk commuter itu memang seperti itu, standarnya seperti itu. Tingginya sudah disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Indonesia," jelas Kuswardojo, di Stasiun Dukuh Atas, Selasa, 29 Agustus 2023, dikutip dari akun Instagram @moodjakarta, Rabu, 30 Agustus 2023.
Mengomentari unggahan tersebut, warganet banyak yang merasa bingung terhadap pernyataan yang disampaikan pihak pengelola kereta LRT. Jabodebek "Dikira semua orang 160 cm apa yak," komentar seorang warganet.
"Sebagain engineer apalagi mendesain untuk fasilitas public masa pakai standar rata2.. sebaiknya pakai standar keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Jangan karna pengen hemat semua dikecilin 😂 mentang-mentang zaman lagi krisis,” ujar warganet lainnya.
LRT Tak Bisa Langsung Sempurna
"Sedang menggembar-gemburkan lawan stunting, tapi pembangunan ala pemerintah bikin orang stunting. Tombol rungkad --->>>>>🤣,” tulis warganet lainnya.
"Gpp namanya juga baru mulai, dulu china jepang pas baru mulai juga ga langsung perfect.. yg penting kemaun kita bikin karya sendiri.. perfect didapat sambil jalan sambil belajar.,” kata warganet lainnya yang mencoba bersikap netral.
Kritik seputar ketinggian pintu kereta ini muncul setelah beberapa penumpang mengalami kesulitan saat masuk dan keluar dari gerbong, terutama mereka yang memiliki tinggi badan di atas rata-rata. Banyak yang mengeluhkan bahwa pintu yang terlalu rendah membuat mereka harus membungkuk atau menunduk saat melewati pintu masuk kereta LRT, sehingga bisa mengganggu kenyamanan perjalanan.
Persoalan kenyaman ini dikeluhkan oleh beberapa warganet yang telah menjajal fasilitas umum tersebut. Salah satunya adalah pemilik akun Twitter @gerbongbagas pada 27 Agustus 2023i. Ia mengeluhkan pintu kereta LRT Jabodebek yang pendek sangat membuatnya merasa tidak nyaman.
Advertisement
Pintu dan Tempat Duduk LRT
"Mohon maaf ini pintu keretanya pendek dan tidak ramah untuk orang setinggi 180 cm," tulis akun tersebut pada Selasa, 29 Agustus 2023. "Masuk-keluar kereta mesti nunduk, pindah antar sambungan kereta nunduk, entah ngukur dimensinya pakai standar mana. Kereta MRTJ & LRTJ kyknya gak sependek ini tingginya," lanjutnya.
Saat berada di dalam rangkaian kereta, ia merasa fasilitas tempat duduk atau kursi penumpang sangat terbatas, menurutnya satu kursi yang disediakan hanya cukup menampung empat orang dewasa. "Di kanan-kiri kursi ada sisa space kosong yg lumayan luas, mungkin masih bisa diisi kursi lagi? Sandaran kursi tingginya cuma seperut agak membuat kurang nyaman saat menyender,” ungkapnya.
Presiden Jokowi (Joko Widodo) ikut angkat bicara soal adanya keluhan dan gangguan operasional LRT Jabodebek. Jokowi meminta agar masyarakat tak menjelek-jelekkan atau membully LRT Jabodebek yang merupakan produk buatan dalam negeri.
"Jangan membully produk kita sendiri. Siapa lagi yang mau bangga kalau enggak kita sebagai pemakai? Ya ndak?," kata Presiden Jokowi kepada wartawan di ICE BSD Tangerang, Kamis (31/8/2023), dilansir dari kanal News Liputan6.com.Dia menjelaskan bahwa ini kali pertamanya Indonesia memiliki LRT yang dioperasikan melalui operation control center atau tanpa masinis.
Jokowi : Kekurangan LRT akan Dievaluasi
Dia menjelaskan bahwa ini kali pertamanya Indonesia memiliki LRT yang dioperasikan melalui operation control center atau tanpa masinis. Jokowi mengatakan, kekurangan yang akan dari pengoperasian LRT Jabodebek akan diveluasi oleh PT INKA dan Kereta Api Indonesia (KAI).
Jokowi membandingkan LRT Jabodebek dengan kereta dimiliki Prancis yakni Train à Grande Vitesse (TGV) dan kereta Jepang, Shinkansen. Dia menekankan kecanggihan dua kereta tersebut juga melewati proses panjang.
"Dipikir kayak TGV, Shinkansen itu langsung jadi langsung bagus? Itu bertahun-tahun, berpuluh tahun," ucap Jokowi. "Bahwa kadang ada macetnya ya perbaiki, bahwa ada kekurangan desain, perbaiki. memang harus seperti itu. Di Jepang apa buat mobil langsung juga bagus seperti sekarang ini? Berpuluh tahun. Shinkansen juga berpuluh tahun. TGV juga sama seperti itu," sambung dia.
Jokowi menyampaikan yang terpenting sudah ada perusahaan dalam negeri yang berani memulai membuat moda transportasi massal seperti LRT Jabodebek. Untuk itu, dia mengajak masyarakat tak membully kekurangan dari LRT Jabodebek.
Advertisement