Liputan6.com, Jakarta - Gunung Binaiya atau Binaia adalah sebuah gunung yang terletak di Pulau Seram, Maluku, Indonesia. Gunung Binaiya merupakan gunung tertinggi di Provinsi Maluku dengan ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan masuk ke dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah.
Lokasi gunung ini membentang di Pulau Seram dan masuk ke dalam lingkup Taman Nasional Manusela yang mempunyai luas 189.000 hektar, atau sekitar 20 persen wilayah Pulau Seram. Gunung Binaiya masuk dalam 7 Puncak tertinggi di Indonesia bersama dengan Gunung Kerinci, Rinjani, Semeru, Latimojong, Jayawijaya dan Bukit Raya.
Baca Juga
Tentu dengan statusnya tersebut, menjadi hal wajib bagi pendaki untuk mencapai titik tertinggi di Maluku ini. Mengutip dari The 7 Summit Indonesia, Gunung Binaiya termasuk Pegunungan Karst seperti Jayawijaya dan bukan termasuk gunung api.Â
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Binaiya selain lokasinya. Berikut enam fakta menarik Gunung Binaiya yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (6/9/2023).
1. Waktu Pendakian 11 HariÂ
Tak seperti gunung lainnya yang didaki dari ketinggian tertentu, untuk naik ke puncak Gunung Binaiya dimulai dari bawah 0 mdpl hingga ke ketinggian 3.027 mdpl dari jalur selatan Piliana. Namun dari rute utara yaitu Desa Kanike yang jarak tempuhnya lebih jauh, pendakian dimulai dari ketinggian 186 mdpl.
Waktu pendakian untuk sampai ke puncaknya diperkirakan membutuhkan 11 hari perjalanan normal melalui jalur utara. Sedangkan rute selatan 8 hari perjalanan normal.
2. Punya 2 Jalur Pendakian
Akses rute normal untuk mencapai puncaknya dapat dimulai di sisi utara yakni dari Desa Piliana. Rute ini lebih singkat untuk mencapai puncak Gunung Binaiya.
Jika memilih melalui jalur utara, kaki Gunung Binaiya bisa dijangkau selama 2 hari perjalanan dengan melewati tiga desa yaitu Desa Huaulu, Desa Roho dan terakhir Desa Kanikeh yang menjadi kaki gunung Binaiya, ditambah pendakian gunung selama satu setengah hari.Â
Sementara jalur selatan, melewati jalur ini kita juga akan mendapati 3 desa dalam perjalanan yaitu Desa Moso, Desa Manusela dan Desa Kanikeh yang merupakan pertemuan jalur utara dan jalur selatan.
3. Pendakian Melewati Sungai dan Hutan
Pendaki akan melewati sungai besar berukuran 6 meter dengan arus deras. Pendaki juga akan melewati hutan hujan tropis yang sangat lebat dengan pepohonan yang tinggi menjulang ke atas, sinar matahari bahkan nyaris tak sampai.
Jenis hutannya pun beraneka rupa, mulai dari hutan ekosistem pantai, hutan rawa, hutan hujan, hingga hutan sub alpin. Medan yang bervariasi membuat Gunung Binaiya sangat menantang bagi pendaki.
Â
Â
Advertisement
4. Ragam Flora dan Fauna Unik
Pendaki akan melihat pemandangan sangat indah di Taman Nasional Manusela. Pemandangan ini antara lain berupa beberapa jenis burung yang dilindungi dan tumbuhan endemik, yakni pakis Binaiya.
Ketika mendaki, pendki juga dapat menemukan daun gatal yang menjadi andalan masyarakat di sekitar Gunung Binaiya. Mereka percaya kalau daun gatal dapat mengurangi rasa capek dan kram di tengah perjalanan. Cara menggunakannya cukup dengan mengusapkan lembar demi lembar daun gatal tersebut ke bagian-bagian yang terasa capek, yakni paha, betis, lengan, lutut, dan lainnya.Â
5. Upacara Adat Unik
Saat mendaki Gunung Binaiya, pendaki akan sampai di Kampung Kanike. Di sini ada upacara adat yang unik seperti makan sirih. Bahkan sebelum naik, pendaki akan diminta warga untuk melakukan sebuah ritual memotong ayam hitam yang dilakukan oleh kepala adat atau desa sambil didoakan agar perjalanan selama pendakian bisa selamat hingga kembali turun lagi.Â
Â
Â
6. Rute Jalur Pendakian
Dengan waktu pendakian selama sekitar 11 hari, pendaki yang melewati jalur selatan di Desa Pilana memulainya di titik yang dekat dari bibir pantai ini. Waktu tempuhnya 4 jam, dengan medan pendakian menanjak dan beberapa kali menyeberangi sungai.
Sungai yang cukup besar dan deras arusnya yaitu Sungai Yahe. Namun saat kemarau sungai ini hanya memiliki lebar 5 meter dengan kedalaman sebetis orang dewasa.
Di desa dekat Sungai Yahe, pendaki bisa menginap di rumah kepala desa yang disebut dengan Bapak Raja oleh warganya. Jalur setapak akan mengarakhan pada pegunungan Manusela memasuki hutan yang penuh dengan pohon sagu.Â
Dari Sungai Yahe perjalanan mengarah ke Lakuamano, memasuki hutan lembab dengan rotan berduri dan pohon-pohon besar. Lalu hari berikutnya melewati setler Aye Moto dengan ketinggian yang makin curam.
Pendaki juga akan melewati Aiu Lanusalai untuk mengisi persediaan air. Selanjutnya melewati Tekeuna, highcamp yang dipenuhi pohon dan akar melintang.
Pendaki kemudian akan sampai di Puncak Manukupa yang lebih landai hingga menemukan batu-batu karts yang cukup tajam. Lalu sampai di Camp Isilali dan menuju Puncak Gunung Bintang sekitar 3,5 jam. Dari sana berjalan lagi ke Camp Wayfuku yang sudah mendekati puncak Binaiya.
Advertisement