Sukses

Lagi, Guru di Korea Selatan Meninggal Bunuh Diri Gara-Gara Keluhan Orangtua Murid

Kasus guru meninggal dunia karena bunuh diri kembali terjadi di Korea Selatan. Menurut polisi di pusat kota Daejeon pada Jumat, 8 September 2023, guru perempuan itu bunuh diri setelah dilaporkan mendapat keluhan menyakitkan dari orangtua murid.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus guru meninggal dunia karena bunuh diri kembali terjadi di Korea Selatan. Menurut polisi di pusat kota Daejeon pada Jumat, 8 September 2023, guru perempuan itu bunuh diri setelah dilaporkan mendapat keluhan menyakitkan dari orangtua murid.

Dikutip dari The Korea Times, Jumat, 8 September 2023, guru berusia 40 tahun-an itu mengembuskan napas terakhir di rumah sakit Daejeon pada Kamis, 7 September 2023. Polisi menyebut, guru tersebut ditemukan terluka setelah upaya bunuh diri di rumahnya dua hari sebelumnya.

Keluarganya mengatakan guru itu mengalami masa-masa sulit karena keluhan jahat mengenai pelecehan anak dan masalah lain. Menurut serikat guru setempat, guru itu telah menjalani perawatan psikiatris untuk jangka waktu yang lama.

Guru tersebut juga mengalami masa-masa sulit, baru-baru ini, setelah mendengar kasus bunuh diri seorang guru sekolah dasar di Seoul selatan. Serikat pekerja menerangkan bahwa insiden itu membuatnya mengingat apa yang terjadi pada dirinya di masa lalu.

Pihak serikat menambahkan bahwa guru itu dilaporkan menderita keluhan dari beberapa orangtua pada 2019. Saat itu, ia terlibat kasus dugaan pelecehan anak, namun dibebaskan dari dakwaan pada 2020.

Menyusul kematian beberapa guru di Negeri Ginseng, baru-baru ini, pemerintah setempat berupaya mengambil berbagai langkah. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan hak dan wewenang guru di kelas.

Ya sayangnya, insiden guru bunuh diri tersebut bukanlah yang pertama terjadi di Korea Selatan. Sebelumnya, seorang guru sekolah dasar yang diketahui berusia 23 tahun ditemukan meninggal dunia di ruang kelasnya di Seoul pada 18 Juli 2023. Penyebabnya disebut karena bunuh diri.

2 dari 4 halaman

100 Guru Bunuh Diri di Korea Selatan dalam 5 Tahun

Mengutip The Korea Times, 31 Juli 2023, polisi dan otoritas pendidikan masih menyelidiki kasus diduga bunuh diri tersebut. Namun, kematiannya memicu para guru lain di seluruh negeri mengungkit tentang lingkungan kerja keras yang dihadapi mereka akibat keluhan para orangtua yang berlebihan.

Mereka juga mendesak reformasi pada legislatif untuk meningkatkan perlindungan bagi para guru. Lebih dari 30 ribu guru dari berbagai tempat di Korea Selatan pada Sabtu, 29 Juli 2023, berkumpul dan menggelar protes skala besar untuk mengutuk kondisi kerja yang dihadapi. Protes tersebut merupakan aksi kolektif akhir pekan kedua yang digelar para guru sejak 22 Juli 2023.

Di bawah panas terik, para peserta berpakaian hitam guna menunjukkan rasa hormat pada mendiang guru mendesak pihak berwenang mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi hak-hak guru. Juga, menuntut otoritas terkait mengubah undang-undang terkait hukuman pelecehan anak, yang menurut mereka dapat menjerat guru yang tidak bersalah dan menghalangi kegiatan pendidikan mereka.

3 dari 4 halaman

Temuan Data Statistik

Di tengah duka dan desakan mereformasi sektor pendidikan, data statistik yang dirilis pemerintah pada Minggu, 30 Juli 2023, menunjukkan bahwa 100 guru dari sekolah negeri di seluruh Korea Selatan melakukan bunuh diri sejak 2018 hingga Juni 2023. Data itu didapat anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif Chung Kyung Hee dari Kementerian Pendidikan.

Dari data tersebut, disebut bahwa mayoritas pelaku bunuh diri berprofesi sebagai guru SD dengan 57 orang, disusul guru SMA 28 orang, dan guru SMP 15 orang. Ya, guru sekolah dasar merupakan persentase terbesar dari total 441.795 guru yang terlibat kasus bunuh diri di seluruh Korea.

Dari 30 kematian yang penyebabnya diidentifikasi, lebih dari setengahnya dikaitkan dengan depresi dan gangguan panik. Penyebab lain termasuk perselisihan keluarga, keputusasaan terkait kesehatan, tekanan wajib militer, dan masalah pribadi.

Jumlah bunuh diri guru terus meningkat dari 14 di tahun 2018 jadi 22 pada 2022. Pada paruh pertama tahun ini, jumlahnya sudah 11 orang, mengisyaratkan bahwa angka tahunan bisa lebih tinggi pada akhir tahun.

4 dari 4 halaman

Peminat Layanan Konseling Meningkat

Berdasarkan wilayah, 40 persen kematian terjadi di Seoul dan Provinsi Gyeonggi, yang memiliki sekolah, siswa, dan guru yang relatif lebih banyak. Di bagian lain negara itu, Busan mengalami sembilan kematian akibat bunuh diri, diikuti wilayah lain berkisar antara delapan hingga tiga kematian. Kantor pendidikan di Gwangju, Jeju, dan Provinsi Chungcheong Utara melaporkan tidak ada kematian guru karena bunuh diri dalam periode tersebut.

Sementara itu, sektor pendidikan di Korea Selatan menghadapi kekurangan sumber daya manusia. Mereka juga berjuang mengatasi krisis kesehatan mental yang didorong tekanan pekerjaan yang semakin meningkat yang dihadapi para guru.

Menurut Institut Pengembangan Pendidikan Korea, jumlah kunjungan guru ke pusat psikoterapi yang dioperasikan kantor pendidikan daerah mencapai rekor tertinggi, 36.367 orang, selama semester pertama tahun lalu. Sebanyak 17 dinas pendidikan daerah masing-masing menjalankan pusat untuk membantu melindungi hak-hak guru dan memberi mereka bantuan psikologis.

Permintaan untuk layanan semacam itu meningkat tajam, menunjukkan lonjakan 74,5 persen dari 19.310 pada 2020 jadi 33.704 pada 2021. Namun, hanya 26 konselor profesional yang aktif di pusat-pusat ini di seluruh negeri pada Juni 2023.

 

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit.

Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/ apps/details?id=com.tldigital. sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.   

Video Terkini