Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral video di media sosial yang memperlihatkan anak balita diajak mendaki gunung oleh orangtuanya. Balita tersebut diketahui diajak ikut mendaki Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian sekitar 3.805 mdpl.
Video balita naik gunung tersebut beredar luas di sejumlah akun media sosial dan menjadi viral. Salah satunya diunggah oleh akun Instagram @kabarbintaro pada Minggu, 10 September 2023. Dalam video terlihat seorang anak mengenakan jaket berwarna merah muda sedang dipandu ayahnya mendaki Gunung Kerinci.
Baca Juga
Sang ayah yang diketahui bernama Rudy dengan nama akun Instagram @rudyksty kemudian memberikan tanggapannya terkait dengan membawa sang putri yang bernama Anna ikut naik gunung. Menurut Rudy, sebanyak 95 persen orang yang mendaki gunung bersamanya mendukung apa yang dilakukannya tersebut.
Advertisement
Meski begiu, warganet di media sosial justru banyak yang menghujatnya karena membawa balita naik gunung. Rudy pun tak ambil pusing dan mengaku tidak memaksakan diri untuk sampai di puncak dengan sang anak. Pasalnya, keselamatan adalah hal yang utama untuk keluarganya dan pulang dengan selamat adalah prioritasnya.
"Haloo semua.…. saya bapaknya Baby Anna. Kalo ketemu di gunung 95% pasti mendukung. Kalo ketemu di sosmed 95% menghujat. Tidak apa2, bebas,” terang Rudy.
"Yang jelas kami tidak memaksakan sampai di puncak, safety bagi kami tetap yang utama. Dan kembali sampai di rumah dengan selamat adalah prioritas utama," sambungnya.
Sudah Ajak Anak Naik Gunung Sejak Usia 4 Bulan
Rudy menjelaskan bahwa anaknya tersebut sudah mulai diajak untuk mendaki gunung sejak usianya masih 4 bulan. Hal itu dilakukannya setiap bulan hingga saat ini dengan menaiki sebanyak 17 gunung dan 5 bukit.
"Sekedar info baby Anna saya ajak mendaki dgn istri dari umur 4 bulan dan setiap bulan mendaki sampai sekarang. Kalo tidak salah sudah naik 17 gunung dan 5 bukit termasuk Gunung Agung dan Rinjani waktu baby Anna umur 6 bulan,” tulisnya lagi.
Meski dihujat banyak warganet, sebagai ayah Rudy mengaku tak masalah jika dibilang gila. Pasalnya, sejak sang istri sedang hamil 6 bulan pun ia pun membolehkannya untuk naik gunung karena mengidam.
Selama ini ia mengaku hanya berikhtiar untuk keselamatannya dan keluarga, sisanya Allah yang mengatur. "Sepertinya saya sudah gila semenjak mengiyakan istri hamil 6 bulan baby Anna ngidamnya naik Gunung Lawu. Keselamatan dan keamanan datangnya dari Allah, kami tetap ikhtiar untuk selalu safety,” pungkasnya.
Advertisement
Pendaki Gunung Bawa Anak Berusia 3 TahunTersesat
Di tahun lalu, seorang balita berusia tiga tahun bernama Muhammad Gifari menjadi satu dari delapan pendaki yang tersesat saat mendaki Gunung Soputan, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Peristiwa itu terjadi pada Minggu, 25 September 2022. Beruntung, Tim SAR gabungan menemukan delapan pendaki yang tersesat saat akan turun dari Gunung Soputan pada Senin, 26 September 2022, dalam keadaan selamat.
Melansir Antara, Gifari yang baru berusia tiga tahun ikut tersesat selama dua hari di gunung saat dibawa mendaki oleh orangtuanya. Ia pun mengalami hipotermia sehingga langsung mendapatkan perawatan khusus. Sedangkan pendaki lainnya termasuk orangtua balita tersebut ditemukan dalam kondisi sehat.
Hipoterma sendiri merupakan penurunan suhu tubuh secara drastis yang berpotensi berbahaya. Penyebab yang paling umum adalah berada di lingkungan bersuhu dingin dalam waktu yang lama.
Heboh balita kena hipotermia saat mendaki gunung mendapatkan tanggapan luas dari warganet. Kabar ini pun sampai dikomentari oleh penyanyi Fiersa Besari yang juga seorang penggia kegiatan alam. Lalu muncul pertanyaan usia berapa bayi atau balita boleh naik gunung?
Utamakan Melindungi Anak
Fiersa yang senang mendaki gunung, juga menyatakan pendapatnya bahwa ia sempat bercita-cita membawa anak mendaki. Akan tetapi, setelah punya anak, ia mengaku impian itu hilang seketika karena ia lebih ingin melindungi anak daripada untuk memuaskan keinginannya.
"Dulu, sebelum punya anak, saya juga bercita-cita membawa anak mendaki. Tapi, ketika Neng Kinasih lahir, impian itu hilang seketika. Mungkin karena saya over protective. Anak harus saya lindungi, bukan malah memuaskan ego pribadi," tulis Fiersa Besari dalam cuitannya di Twitter, Selasa, 27 September 2022.
Menurut ayah satu anak itu, meski mendaki gunung bersama kedua orangtuanya, namun tidak lantas menghilangkan risiko bahaya tinggi dari kegiatan luar ruangan seperti ke gunung. "Patut diingat, kegiatan di alam terbuka memiliki risiko besar. Membawa balita ke hutan, berarti harus siap dengan segala kemungkinan buruk. Sekiranya tidak siap, jangan," lanjut Fiersa.
Banyak yang menanggapi status Fiersa ini dengan anjuran agar mengajak anak ke tempat hiburan yang lebih aman saja. "Minimal ajak camping aja cukup sih kalo alesan bawa anak mendaki supaya anak daper pengalaman mengenal alam..," komentar seorang warganet.
Advertisement