Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sindoro biasa disebut Sindara, atau Sundoro memiliki ketinggian puncak 3.136 mdpl. Gunung Sindoro merupakan sebuah gunung volkano aktif yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia, dengan Temanggung sebagai kota terdekat.
Gunung Sindoro terletak berdampingan dengan Gunung Sumbing. Gunung ini dapat terlihat jelas dari puncak sikunir dieng, Wonosobo. Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang.
Baca Juga
Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi. Sejarah letusan Gunung Sindara yang telah terjadi sebagian besar berjenis ringan sampai sedang (letusan freatik). Masih banyak hal mengenai Gunung Sindoro selain letak dan ketinggiannya, berikut enam fakta menarik Gunung Sindoro yang dirangkum Liputan6.com pada Kamis, 14 Septemeber 2023.
Advertisement
1. Asal Nama Gunung Sindoro
Gunung Sindoro berasal dari bahasa Sansekerta "Sundara" yang artinya indah. Bentuk lain untuk perempuan dari Sindoro adalah Sundari yang artinya cantik. Asal-usul nama itu diperkuat dengan catatan di naskah kuno, Manuskrip Bujangga Manik ketika dia sedang melewati dataran tinggi Dieng.
Kini gunung tersebut lebih akrab disebut Gunung Sindoro. Nama dari Gunung Sindoro menjadi inspirasi dari nama Kereta api Argo Sindoro, kereta api eksekutif argo yang melayani tujuan dari Semarang Tawang-Gambir. Raja kedua Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Sultan Hamengkubuwana II konon dilahirkan di lereng gunung ini pada 7 Maret 1750.
2. Sejarah Letusan Gunung Sindoro
Sejarah mengenai letusan yang terjadi di Gunung Sindoro tidak banyak diketahui, namun letusan baru mulai tercatat sejak Abad ke-19. Dari sejarah dan endapan hasil letusannya, diperkirakan letusan tipe strombolian mendominasi karakter letusan Gunung Sindoro.Â
Namun pada 2011 Gunung Sindoro sempat berstatus awas. Peningkatan aktivitas Gunung Sindoro teramati dengan meningkatnya aktivitas kegempaan dan visual, terutama Gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal.
Status Gunung Sindoro kembali diturunkan menjadi Aktif Normal (Level I) pada 30 Maret 2012. Setelahnya belum ada aktivitas yang terpantau berbahaya.
3. Pemandangan Gunung Lainnya dari Puncak
Â
Dilihat dari ukurannya, Sindoro merupakan jalur pendakian yang mudah dan bisa menjadi pengantar yang bagus untuk pendakian di Indonesia. Dari puncak terdapat pemandangan indah ke arah Sumbing, Merapi, Merbabu, Ungaran, Slamet, dataran tinggi Dieng, Gunung Prau, dan pantai utara Jawa. Pemandangan matahari terbit di Gunung Sindoro sangat luar biasa sehingga layak untuk didaki semalaman.
Â
Advertisement
4. Tak Disarankan Berkemah Dekat Puncak
Â
Berkemah di puncak tidak disarankan karena terdapat gas beracun di dekat kawah puncak. Kawah beracun ini telah terjadi sejak tahun 2011 dan seorang pendaki meninggal saat berkemah di dekat kawah pada tahun 2013.
Sebaiknya tunggu hingga jam 7 pagi untuk mengintip ke dalam kawah aktif, dan tidak berlama-lama di dekat gas. Di puncak, sebenarnya terdapat dua kawah dalam yang bersebelahan dan kawah ini telah berubah secara dramatis selama dekade terakhir seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung berapi.
Pada 2010, terdapat banyak pohon edelweis, rumput, dan banyak semak cantigi yaitu spesies vaccinium yang umum terdapat di puncak gunung berapi di Jawa. Namun setelah bertahun-tahun aktif, kawasan tersebut kini tampak lebih tandus, dengan lebih sedikit tanaman, dan lebih banyak pasir dan batuan, belum lagi fumarol aktif.
5. Cara ke Gunung Sindoro
Bus antara Purwokerto dan Semarang beroperasi melalui Kledung. Dari Yogyakarta, naik bus ke Magelang dan bus kedua ke Wonosobo. Kledung hanya berjarak kurang dari 3 jam dari Yogyakarta atau Semarang dengan mobil.
Jalur Sigedang berjarak sekitar 2,5 jam dari Pekalongan dan Semarang di mana terdapat stasiun kereta api. Weleri, yang terletak di antara kedua kota tersebut hanya berjarak 1,5 jam dari ujung jalan setapak di Sigedang dan Bansari, namun sangat sedikit kereta kelas eksekutif yang berhenti di sini.
Selain itu, perjalanan dari Weleri ke ujung jalur utara dan timur biasanya memerlukan beberapa kali perjalanan bus singkat sehingga meskipun merupakan rute akses terpendek dan terdekat, waktu yang dibutuhkan bisa sama lamanya dengan perjalanan menuju atau dari Purwokerto.
Â
6. Terdapat 6 Jalur Pendakian Resmi
Di Gunung Sindoro terdapat 6 jalur pendakian resmi. Pertama jalur Kledung yang berada di Temanggung dan berbatasan dengan Wonosobo ini merupakan jalur pendakian terpopuler Gunung Sindoro karena lokasi basecamp pendakiannya dekat dengan jalan provinsi.
Kedua jalur Alang-Alang Sewu yang berlokasi di Dusun Anggrunggondok, Kecamatan Kertek, Wonosobo. Jalur Alang-Alang Sewu ini bisa dijadikan alternatif apabila jalur Kledung terjadi antrean panjang.
Ketiga, jalur Ndoro Arum sering disebut sebagai Jalur Naga, lantaran di kedua sisi jalurnya terdapat jurang yang membuatnya mirip punggungan naga. Sebaiknya berhati-hati saat melewati jalur ini.
Selanjutnya yang keempat terdapat jalur Sigedang yang ada di sebelah selatan lereng Gunung Sindoro. Jalur Sigedang ini letaknya dekat Dataran Tinggi Dieng dan masuk ke Kabupaten Wonosobo. Di sekitar basecamp pendakian Sigedang ini dipenuhi hamparan kebun teh.
Kelima, jalur Bansari yang terletak di Kabupaten Temanggung dan paling dekat dengan daerah perkotaannya. Jalur ini bisa dijadikan alternatif jalur Kledung yang berada di Temanggung kalau jalurnya penuh.
Keenam, jalur Bedakah berada di sebelah kiri jalur Alang-Alang Sewu. Dalam hal lokasi, jalur Bedakah ini terbilang dekat dengan perkotaan Wonosobo. Tapi untuk urusan trasportasi, lebih mudah ke jalur Kledung.
Advertisement