Sukses

Jumlah Kedatangan Turis China Tak Sesuai Harapan, Thailand Bidik Wisatawan Kazakhstan

Pemerintah Thailand mengalihkan perhatiannya pada potensi kedatangan turis Kazakhstan setelah pemulihan kedatangan wisatawan China berjalan tak seperti yang diharapkan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Thailand mengalihkan perhatiannya pada potensi kedatangan turis Kazakhstan setelah upaya memulihkan jumlah kedatangan wisatawan China berjalan tak seperti yang diharapkan. Kedatangan turis asal China diperkirakan tidak akan langsung melonjak hingga 700 ribu kedatangan per bulan, meski ada instrumen bebas visa di Thailand untuk turis China.

Lambatnya pemulihan itu dipicu masalah keselamatan dan frekuensi penerbangan lebih rendah, yang saat ini berada pada setengah tingkat jumlah wisatawan sebelum pandemi tahun 2019. Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) menyatakan kapasitas kursi penerbangan China pada kuartal terakhir adalah sekitar 400 ribu kursi. Jumlah tersebut cuma setengah dari kapasitas pada periode yang sama pada 2019.

Mengutip dari laman Thai Tiger, Jumat (15/9/2023), operator pariwisata Phuket akhirnya mengarahkan perhatian mereka pada wisatawan Kazakhstan. Pemerintah setempat memberikan izin masuk bebas visa bagi turis dari Kazakhstan mulai 25 September 2023 hingga 29 Februari 2024. Agen perjalanan melihat pasar ini memiliki potensi yang tinggi.

Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Thailand, Sisdivachr Cheewarattanaporn, menyoroti tantangan dalam mencapai target pemerintah untuk mencapai lima juta kedatangan wisatawan Tiongkok setiap tahun, yang saat ini jumlahnya mencapai 350 ribu per bulan. Antara 1 Januari hingga 10 September 2023, tercatat 2,28 juta kedatangan dari Tiongkok.

Sisdivachr menyatakan bahwa keputusan cepat untuk menerapkan skema bebas visa akan membantu pasar pariwisata Thailand. Namun karena reputasi keselamatan Thailand di kalangan warganet China dan kurangnya penerbangan, ia memperkirakan kebijakan ini hanya akan meningkatkan pasar sebesar 50 persen.

2 dari 4 halaman

Tantangan Pencapaian Target

Thailand bukan berpangku tangan. Kunjungan Perdana Menteri Srettha Thavisin ke Tiongkok diminta agar dimanfaatkan untuk membahas kerja sama pariwisata dan meminta bantuan Beijing dalam mengendalikan berita palsu tentang pariwisata Thailand di media sosial Tiongkok.

Salah satunya soal kekhawatiran akan kesulitan yang dihadapi banyak warga Tiongkok ketika mengajukan permohonan paspor, sebuah tantangan lain yang tidak dapat diatasi oleh pemerintah Thailand tanpa bantuan dari Beijing. Seorang eksekutif TAT, yang meminta tidak disebutkan namanya, menyatakan bahwa kebijakan bebas visa akan berdampak terbatas jika jumlah kursi maskapai penerbangan tidak meningkat dari 400 ribu kursi pada kuartal terakhir.

TAT berkolaborasi dengan maskapai penerbangan untuk meningkatkan penerbangan ke Tiongkok dan mendorong faktor muatan menjadi 80--85 persen pada kuartal keempat, naik dari saat ini sebesar 40 persen. Di sisi lain, wisatawan Kazakhstan diperkirakan mencapai rekor tertinggi sebesar 180 ribu hingga 200 ribu pada tahun ini.

Siripakorn Cheawsamoot, wakil gubernur TAT untuk Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika, mengidentifikasi Kazakhstan sebagai pasar dengan pertumbuhan tercepat bagi Thailand.

3 dari 4 halaman

Kunjungan Wisatawan Kazakhstan Meningkat

Data dari Imigrasi Bandara Phuket mengungkapkan pengunjung dari Kazakhstan meningkat 580 persen menjadi 76.421 selama paruh pertama tahun ini. Wisatawan itu hanya dapat mengajukan visa turis selama 30 hari, tidak seperti wisatawan Tiongkok.

Hingga Minggu, 10 September 2023, jumlah wisatawan Kazakh yang datang ke Thailand tahun ini sebanyak 108.636 orang, naik dari 56.000 orang pada 2019. Pasar ini memiliki potensi tinggi, dengan pengeluaran wisatawan rata-rata 4.365 baht per orang per hari dan rata-rata lama menginap 14 hari.

Cheawsamoot memperkirakan skema bebas visa akan mendorong wisatawan Kazakh untuk memperpanjang masa tinggal mereka, terutama selama musim dingin mendatang ketika harga tiket pesawat tetap tinggi. Mulai Oktober 2023, jadwal penerbangan antara Thailand dan Kazakhstan akan meningkat menjadi 14 kali per minggu, dibagi rata antara Bangkok dan Phuket.

Phuket juga diperkirakan akan menerima 10 penerbangan sewaan lagi setiap minggunya dari kota-kota lapis pertama dan kedua di Kazakhstan pada musim dingin ini. Namun, terbatasnya slot di Bandara Internasional Phuket dapat menimbulkan tantangan, sehingga TAT meyakinkan beberapa maskapai penerbangan untuk menggunakan Bandara Krabi. Terkait hal itu, permasalahan perekonomian Tiongkok mengurangi jumlah wisatawan Tiongkok yang datang ke Thailand.

4 dari 4 halaman

Kebangkitan Pariwisata Pasca-Covid

Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) telah membuat proyeksi jumlah kunjungan turis pada 2023 sebesar 18 juta orang. Mereka optimistis dapat mencapai target setelah bulan lalu kunjungan wisman melampaui tujuh juta orang dan berangsur memenuhi 10 juta kedatangan tahun ini.

Sebelum pandemi COVID-19, Thailand mendapat 40 juta kunjungan turis per tahun. Dikutip dari The Thaiger, Jumat, 4 November 2022, Thailand mengarahkan sasaran wisatawan mancanegara ke pasar jarak pendek, seperti Asia Tenggara dan Pasifik Selatan, serta tidak terlalu berharap pada gelombang turis Cina yang datang ke Thailand dalam waktu dekat.

Dengan target pendapatan 2023 sebesar 971 miliar baht yang setara Rp402,8 triliun, pejabat TAT memperkirakan 600 miliar miliar baht berasal dari kunjungan wisatawan negara tetangga. Deputi Gubernur Pemasaran TAT untuk Asia dan Pasifik Selatan meramalkan 13 juta wisatawan dari tujuan jarak pendek akan tiba di Thailand tahun depan, sekitar 72 persen dari keseluruhan kedatangan.

Sementara tahun ini, negara tetangga seperti India dan Malaysia mendominasi kebangkitan pariwisata di Thailand. Lebih dari satu juta orang Malaysia memasuki Thailand pada 2023, mendominasi demografis terbesar. Penerbangan rute Malaysia telah mencapai 68 persen, adapun India memompa isi pesawat yang penuh dengan turis hingga 85 persen.

Video Terkini