Sukses

Misi Kurangi Sampah Fesyen, Matahari dan APR Kolaborasi Ajak Konsumen Daur Ulang Baju

Matahari meluncurkan program “Daur Ulang Bajumu” berkolaborasi dengan APR (Asia Pacific Rayon) sebagai partner. APR sendiri merupakan produsen viscose-rayon di Indonesia yang memiliki komitmen untuk menggunakan material daur ulang sebesar 20 persen dalam produksi serat rayonnya hingga 2030.

Liputan6.com, Jakarta - Sampah fesyen merupakan industri yang paling berpolusi kedua di dunia, merujuk pada data UN Conference of Trade and Development (UNCTD) 2019. Sekitar 10 persen dari emisi karbon yang memengaruhi krisis iklim dihasilkan dari industri fesyen.

Kontribusi para pelaku industri fesyen tentu akan membawa dampak besar, salah satunya diinisiasi oleh Matahari dengan meluncurkan program "Daur Ulang Bajumu" yang berkolaborasi dengan APR (Asia Pacific Rayon) sebagai partner. APR sendiri adalah produsen viscose-rayon di Indonesia yang memiliki komitmen untuk menggunakan material daur ulang sebesar 20 persen dalam produksi serat rayonnya hingga 2030.

Sebagai perusahaan ritel fesyen, melalui program Daur Ulang Bajumu ini, Matahari akan memfasilitasi konsumen Matahari agar dapat mendaur ulang pakaian mereka yang tidak terpakai dengan menyediakan boks daur ulang pakaian di gerai-gerai Matahari. Caranya sangat mudah, konsumen tinggal datang ke gerai Matahari membawa pakaian bekasnya, lalu memasukkannya dalam Drop Box yang tersedia.

Terry O’Connor, CEO Matahari dalam keterangan rilisnya mengungkapkan, "Kami bangga mengumumkan kerjasama kami dengan APR (Asia Pacific Rayon) untuk program Daur Ulang Bajumu.

Ia menyambung, sebagai pelaku industri terdepan di bidang fesyen dan tekstil, langkah ini penting dalam mengurangi sampah fesyen di Indonesia dan sejalan dengan upaya keberlanjutan perusahaan untuk berkontribusi pada industri fesyen yang sirkular dan ramah lingkungan. Kerjasama dengan APR sebagai produsen utama rayon viscose, kami harap dapat melengkapi komitmen bersama Matahari terhadap keberlanjutan."

2 dari 4 halaman

Pakaian Bekas Dipilah

Selama periode 1 September 2023 hingga 30 November 2023, konsumen yang memasukkan pakaian bekasnya ke drop box akan mendapat voucher belanja Matahari berupa potongan harga 25 persen yang bisa dibelanjakan untuk produk-produk berharga normal di Matahari.

Saat ini drop box Daur Ulang Bajumu telah tersedia di 46 gerai Matahari yang tersebar di Jabodetabek, Medan, Surabaya, Bandung, dan masih akan terus bertambah. Pakaian-pakaian bekas dari konsumen akan dipilah terlebih dahulu oleh APR.

Material yang memenuhi spesifikasi kandungan tertentu akan didaur ulang oleh APR untuk menjadi serat benang yang dapat digunakan dalam produksi pakaian dengan kualitas setara. Sementara itu, material berbahan kain lainnya akan didaur ulang oleh mitra yang ditunjuk oleh APR untuk dimanfaatkan dalam produk tekstil seperti lap pembersih, travel mat, keset kaki, maupun produk rumah tangga berbahan kain lainnya.

Program "Daur Ulang Bajumu" sejalan dengan komitmen keberlanjutan APR dalam APR2030 yang berkomitmen untuk menggunakan 20 persen bahan baku tekstil daur ulang dalam produk serat rayonnya hingga 2030. 

3 dari 4 halaman

Uji Coba Program

 

Sejalan dengan Matahari, APR berharap kolaborasi dengan Matahari dapat terus berjalan untuk terus mendukung dan mewujudkan industri tekstil dan fashion yang lebih sirkular. "Kami melihat Matahari sebagai perusahaan ritel fesyen terbesar di Indonesia yang mempunyai komitmen dan visi yang sama terkait keberlanjutan. Dengan kolaborasi ini kami berharap dapat bersama mewujudkan industri fesyen yang lebih sirkular dan sustainable," kata Presiden Direktur APR, Basrie Kamba.

Program daur ulang pakaian dengan APR telah diujicobakan pada November tahun 2022 lalu. Pada tahap pertama tersebut, program ini fokus pada Denim Trade-In untuk merek Nevada yang dilaksanakan di tiga gerai Matahari dan mendapatkan respons yang positif dari masyarakat, terutama dari konsumen di kota-kota besar.

Aksi daur ulang pakaian ini merupakan salah satu dari sekian banyak inisiatif berkelanjutan Matahari untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab. Sebelumnya, Matahari telah memulai aksi pengurangan limbah plastik dan penggunaan kembali dengan menawarkan paper bagcassava bag, atau reusable bag sebagai tas belanja. Matahari juga telah menyediakan koleksi pakaian yang terbuat dari campuran limbah botol plastik. 

4 dari 4 halaman

Ancaman Fast Fashion

Sejumlah bahan pakaian tidak mudah terurai secara alami, seperti polyester dan nilon yang membutuhkan waktu terurai antara 20 hingga 200 tahun. Meski begitu, terdapat pula bahan alami seperti kain katun dan linen.

Selain itu, limbah fesyen juga termasuk limbah cairan. Industri fesyen, kata Dewi, menyumbang 20 persen limbah cairan di dunia. Pewarnaan tekstil menjadi polutan air terbesar kedua di dunia karena sisa air dari proses pewarnaan kerap dibuang ke selokan dan sungai.

Berbagai usaha dilakukan sejumlah pihak untuk mengurangi limbah fesyen. Program Director for Sustainable Governance Strategic Kemitraan Dewi Rizki dan Runner Up Pertama Putri Indonesia Bengkulu 2022 Dinda Ayudita membagikan sejumlah fakta menarik mengenai limbah fesyen di balik produksi dan konsumsi industri fast fashion.

Dengan harganya yang terbilang murah dan modelnya sedang tren, banyak anak muda yang tertarik untuk membeli pakaian dari merek-merek fast fashion tersebut. Dahulu rata-rata merek merilis dua koleksi, yaitu koleksi musim panas dan musim dingin.

Namun, sekarang frekuensinya bisa jauh lebih tinggi. Ada merek global yang merilis hingga belasan koleksi per tahun. Bahkan, mengeluarkan hingga lebih dari 40 koleksi.

Memahami ancaman di balik fast fashion, Dinda sendiri selalu memilih model dan warna pakaian yang everlasting. Contohnya, blazer warna hitam yang bisa dipadankan dengan dalaman dan aksesori warna apa saja.