Liputan6.com, Jakarta - Semua sekolah dasar di Seoul akan dilengkapi dengan perekam telepon untuk merekam panggilan dari orangtua murid. Sebelum aturan berlaku, layanan chatbot akan diperkenalkan di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas untuk menangani keluhan orangtua terhadap guru, kata kepala pendidikan Seoul pada Selasa, 19 September 2023.
Mengutip laman The Korean Times, Rabu (20/9/2023), rencana tersebut diumumkan oleh Cho Hee-yeon, pengawas Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul. Hal ini menjadi langkah terbaru untuk membantu guru yang mendapat perlakuan kasar dari orangtua siswa setelah beberapa guru bunuh diri akibat tekanan tersebut.
Baca Juga
Berdasarkan rencana, layanan chatbot percontohan akan mulai beroperasi pada Desember 2023 untuk menangani keluhan orangtua yang sederhana dan berulang selama 24 jam setiap hari ke sekolah. Sistem perekaman telepon akan diterapkan di seluruh sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di ibu kota Korea Selatan itu pada Maret 2024.
Advertisement
Keluhan orangtua lainnya yang memerlukan perhatian pribadi akan dialihkan ke call center dinas pendidikan atau layanan percakapan pribadi untuk penyelesaiannya. Sementara, orangtua yang memiliki permasalahan khusus di sekolah anaknya akan dipandu untuk mencari bantuan melalui nomor telepon utama sekolah, menurut kantor tersebut.Â
Pada akhir 2024, semua sekolah dasar di Seoul juga akan dilengkapi dengan perekam telepon. Mulai September 2024, para orangtua harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu melalui aplikasi seluler untuk bisa menemui guru dimaksud.
Sistem Pemantauan Video di Sekolah
Sistem pemantauan video juga akan dipasang di ruang pertemuan sekolah untuk mencegah terjadinya serangan verbal atau kekerasan yang dilakukan oleh orangtua. Sejalan dengan langkah-langkah tersebut, kantor pendidikan Seoul juga berencana untuk memperkenalkan sistem dukungan hukum.
Seorang pengacara akan ditunjuk di setiap sekolah untuk memberikan konseling dan nasihat hukum kepada guru yang secara hukum dituduh melakukan pelecehan terhadap siswa. Sebelumnya diberitakan, ribuan guru dan staf sekolah di Korea Selatan berunjuk rasa di Seoul pada Sabtu, 16 September 2023.
Mereka meminta perlindungan hukum yang lebih besar terhadap penindasan yang dilakukan para orangtua murid. Dikutip dari AP, Minggu, 17 September 2023, klaim tindak kekerasan dari orangtua murid menjadi masalah yang meningkat di negara yang terkenal dengan lingkungan sekolah yang sangat kompetitif tersebut. Demonstrasi akhir pekan di ibu kota akibat insiden kematian seorang guru yang ditemukan tewas di kelas tempatnya mengajar pada Juli 2023.
Advertisement
Guru Dapat Tekanan
Guru tersebut dilaporkan mengungkapkan tekanan emosional yang disebabkan oleh keluhan dari orangtua yang diduga bertindak kekerasan. Para guru yang protes mengatakan bahwa undang-undang yang berlaku sekarang ini mempersulit mereka untuk mengambil kendali atas kelas mereka.
Undang-undang tersebut dikatakan mereka juga membiarkan guru berada di bawah kekuasaan orangtua yang sombong. Orangtua murid tersebut juga dikatakan dapat dengan mudah menuduh mereka melakukan pelecehan emosional terhadap anak-anak.
Anggota parlemen Korea Selatan saat ini sedang memperdebatkan rancangan undang-undang yang akan memenuhi beberapa tuntutan para guru untuk mendapatkan kekebalan dari klaim pelecehan anak. Tetapi, beberapa ahli telah menyuarakan keprihatinan mengenai potensi perubahan tersebut.
Mereka mengatakan bahwa usulan tersebut bisa semakin melemahkan perlindungan bagi anak-anak, yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun di lingkungan yang sangat kompetitif. Di Korea Selatan, lulus dari universitas elit dipandang penting untuk prospek karier dan pernikahan.
Tuduhan Pelecehan Anak
Menurut data Kementerian Pendidikan dan Layanan Asuransi Kesehatan Nasional yang diberikan kepada anggota parlemen oposisi liberal Kim Woni pekan lalu, lebih dari 820 siswa sekolah dasar, menengah, dan menengah atas meninggal karena bunuh diri sekitar 2018 hingga 2022.Â
Dengan memakai pakaian hitam, ribuan guru dan staf sekolah memenuhi jalan dekat Majelis Nasional. Mereka meneriakkan slogan-slogan dan mengangkat poster bertuliskan, "Berikan perlindungan guru dari klaim pelecehan emosional terhadap anak."
Para pengunjuk rasa mengatakan lebih dari 9 ribu guru sudah dilaporkan oleh orangtua mereka karena melakukan pelecehan terhadap anak dalam delapan tahun terakhir. "Saya berharap RUU yang tengah dibahas sekarang (oleh anggota parlemen) akan disahkan sesegera mungkin agar menjamin hak hidup guru dan memberdayakan guru untuk memberikan pendidikan yang baik," sebut Ahn Ji Hye, seorang guru dan salah satu penyelenggara protes.
Polisi dilaporkan memperkirakan sekitar 20 ribu orang hadir dalam unjuk rasa pada Sabtu, 16 September 2023. Di tengah meningkatnya kemarahan para guru, pemerintah konservatif Korea Selatan meluncurkan satuan tugas di awal September 2023 ini agar mengeksplorasi undang-undang baru terkait pendidikan yang bakal mencerminkan pendapat para guru dalam upaya melindungi mereka dari tuduhan pelecehan anak.
Advertisement