Sukses

Waktu Terbaik Berolahraga untuk Turunkan Berat Badan, Pagi atau Malam?

Sebuah riset terbaru menemukan korelasi antara waktu berolahraga dengan hasil penurunan berat badan. Namun, masih banyak variabel yang perlu diteliti lebih lanjut.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa waktu terbaik untuk berolahraga bagi yang hendak menurunkan berat badan adalah di pagi hari. Dilansir dari New York Post, Rabu, 20 September 2023, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obesity tersebut menemukan bahwa olahraga sedang hingga berat antara jam 7 pagi hingga jam 9 pagi adalah waktu paling tepat untuk menurunkan berat badan.

Para peneliti di Franklin Pierce University di New Hampshire, Amerika Serikat, menemukan bahwa terdapat korelasi antara olahraga dan penurunan berat badan. Hubungan paling kuat terjadi pada pagi hari dibandingkan pada siang hari atau malam hari.

"Ini adalah penelitian baru yang menarik yang konsisten dengan tips umum untuk mencapai tujuan olahraga yaitu, jadwalkan olahraga di pagi hari sebelum mengirim email, panggilan telepon, atau pertemuan yang mungkin mengganggu Anda," kata Profesor Rebecca Krukowski, Direktur Pusat Ekuitas Kesehatan Berbasis Komunitas di Fakultas Kedokteran Universitas Virginia, Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, yang tidak terkait dengan penelitian tersebut, mengatakan dalam sebuah rilis media.

Penelitian soal olahraga dan penurunan berat badan sebelumnya mengamati tentang efek frekuensi, intensitas, dan durasi olahraga. Para peneliti lalu ingin menentukan apakah waktu memiliki relevansi dengan hasil aktivitas fisik. Para peneliti juga ingin mengetahui, apakah pedoman saat ini yaitu 150 menit olahraga per minggu memiliki manfaat yang sama dalam menurunkan berat badan, jika dilakukan kapan saja sepanjang hari tanpa memperhatikan waktu tertentu.

2 dari 4 halaman

Hasil Penelitian

"Temuan kami menunjukkan bahwa pola aktivitas fisik sedang hingga berat pada pola diurnal (aktif pada siang hari) dapat menjadi dimensi penting lainnya untuk menggambarkan kompleksitas pergerakan manusia," kata Dr. Tongyu Ma, asisten profesor di Departemen Ilmu Kesehatan Franklin Pierce University. "Studi kami memberikan alat baru untuk mengeksplorasi pola aktivitas fisik diurnal dan menyelidiki dampaknya terhadap hasil kesehatan," jelasnya.

Penelitian tersebut memperhatikan informasi dari 5.285 orang menggunakan data Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional pada siklus 2003–-2004 dan 2005-–2006 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Pola gerak fisik dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pagi, siang, dan sore. Penelitian tersebut juga meminta para peserta untuk melaporkan pola makan mereka.

Hasil riset mengungkapkan bahwa kelompok yang berolahraga pada pagi hari memiliki pola makan yang lebih sehat, asupan energi harian per unit, dan berat badan yang lebih sedikit. Temuan tersebut juga menunjukkan bahwa mereka yang berolahraga di pagi hari memiliki indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang yang lebih rendah dibandingkan kelompok lainnya, meskipun kelompok ini adalah kelompok yang paling tidak banyak bergerak di antara ketiga kelompok tersebut.

3 dari 4 halaman

Faktor Biologis yang Mempengaruhi

Pada studi tersebut, kelompok peserta penelitian yang berolahraga pada pagi hari sebagian besar terdiri dari orang kulit putih non-Hispanik dengan pendidikan perguruan tinggi atau lebih tinggi dan tidak pernah menggunakan tembakau atau alkohol. Kelompok ini juga merupakan kelompok dengan persentase perempuan tertinggi, dan pesertanya, secara keseluruhan, berusia 10 hingga 13 tahun lebih tua dibandingkan dua kelompok lainnya.

Namun, Krukowski mencatat bahwa masih belum diketahui apakah mereka yang rutin berolahraga di pagi hari "berbeda secara sistematis" dalam cara belum diketahui pada penelitian tersebut, dibandingkan mereka yang berolahraga di sore hari.

"Misalnya, orang yang rutin berolahraga di pagi hari mungkin memiliki jadwal yang lebih dapat diprediksi, seperti kecil kemungkinannya untuk menjadi pekerja shift atau kecil kemungkinannya untuk memiliki tanggung jawab pengasuhan yang menghambat olahraga pagi hari," ujarnya.

Peneliti tersebut juga mengatakan, bahwa mungkin terdapat faktor biologis yang tidak ikut dipertimbangkan pada penelitian tersebut, yang menyebabkan kelompok orang yang aktif berolahraga pada pagi hari memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok lainnya.

"Jadwal yang dapat diprediksi dapat memiliki efek menguntungkan lainnya pada berat badan yang tidak diukur dalam penelitian ini, seperti durasi atau kualitas tidur dan tingkat stres," lanjut Krukowski. "Selain itu, morning lark’ (orang yang aktif pada pagi hari) yang secara konsisten bangun untuk berolahraga di pagi hari mungkin secara biologis berbeda dari rekan-rekan mereka yang night birds (aktif di malam hari)," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Jalan Kaki 2 Menit Setelah Makan Mampu Turunkan Gula Darah

Selain berolahraga di pagi hari, jalan kaki 2 menit setelah makan terbukti mampu untuk menurunkan gula darah. Berjalan kaki setelah makan telah menjadi tradisi turun-temurun di daerah Mediterania. Setelah menikmati hidangan, penduduk setempat seringkali berkeliling, menuju alun-alun kota untuk bercengkrama dan bersosialisasi dengan tetangga.

Melansir CNN pada Sabtu, 9 September 2023, berjalan-jalan setelah makan ternyata bukan hanya soal tradisi atau gaya hidup, tetapi bermanfaat kesehatan yang signifikan. Salah satunya adalah membantu menurunkan kadar gula darah. Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan manfaat ini, cukup berjalan kaki selama 2 sampai 5 menit saja setelah makan telah terbukti efektif, sesuai dengan penelitian yang dipublikasikan di jurnal Sports Medicine tahun 2022.

Penulis studi, Aidan Buffey, yang juga merupakan mahasiswa doktoral dari Universitas Limerick di Irlandia, mengungkapkan bahwa berdiri setelah makan pun dapat membantu, namun efeknya tidak sebesar dengan berjalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beristirahat dengan cara berdiri setelah makan bisa mengurangi kadar glukosa sekitar 9,51 persen dibandingkan dengan duduk dalam waktu yang lama.

Berjalan dengan intensitas ringan setelah makan bisa menurunkan kadar glukosa hingga 17,01 persen dibandingkan dengan duduk. Buffey menjelaskan melalui email kepada CNN, "Hal ini menunjukkan bahwa mengganti kebiasaan duduk lama dengan beristirahat sambil berdiri dan berjalan ringan sepanjang hari berdampak positif terhadap kadar glukosa dalam tubuh."