Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang menyangka Nicholas Saputra ternyata punya ketertarikan pada perhiasan. Bintang film Ada Apa Dengan Cinta? itu bahkan didapuk jadi direktur kreatif sekaligus duta brand Mondial untuk merancang koleksi khusus perayaan ulang tahun ke-44 label perhiasan lokal tersebut.
Nico, sapaan akrabnya, mengaku sejak lama sudah tertarik pada perhiasan, terutama yang berbahan batu mulia. Kesukaannya itu dipengaruhi ayahnya yang kerap memakai cincin maupun kalung.
Baca Juga
Ia pun memuaskan dahaganya akan batu mulia saat melancong ke berbagai tempat. Koleksi pertamanya saat itu adalah batu safir yang diperolehnya dari Sri Lanka.
Advertisement
"Mereka punya banyak jenis precious stone dan terkenal dengan safir yang punya kualitas bagus. Ceylon sapphire, you can see it from distance," ucapnya di sela peluncuran koleksi MONDIAL Precious x Nicholas Saputra di Jakarta, Sabtu, 16 September 2023.
Koleksi batu mulianya makin berwarna dengan jenis lain, termasuk rubi. Ia juga terkadang membeli batu permata lokal, seperti Aceh yang terkenal dengan black jade dan batu kecubungnya, atau juga di Kalimantan. Beberapa ia jadikan perhiasan.
"Saya punya banyak koleksi, tapi paling satu-dua yang jadi cincin," ujarnya.
Bagi Nico, perhiasan bersifat sangat personal, tergantung kepribadian masing-masing. Perhiasan utamanya merupakan pelengkap busana sekaligus sarana mengekspresikan diri, ketimbang sebagai koleksi atau media investasi.
"Saya biasanya pakai kalung, cincin, dan bros," kata Nico.
Usung Bentuk Geometris
Nicholas mulai didekati Mondial untuk bekerja sama sekitar dua tahun lalu. Ia menyambut baik dengan syarat material yang dipakai adalah precious stone, bukan berlian seperti yang selama ini dipakai Mondial. Pembahasan sempat terjeda karena situasi pandemi.
"Saya punya passion in design dan precious stone. Saya mau it's about precious stone karena itu sesuatu yang saya sukai," tuturnya.
Syarat pun diterima. Nico dan Mondial kemudian membahas konsep dan desain bersama secara intens mulai Januari 2023. Di koleksi perdana, Nico menginginkan desainnya menggunakan bentuk geometris dasar, yakni lingkaran, kotak, dan segitiga.
"Kalau omongin desain, reference-nya banyak banget, bisa realis atau agak abstrak. Tapi, kita balik lagi ke desain itu terdiri dari garis dan bentuk simpel geometri. Dari tiga hal yang dianggap kaku, saya pengin challenge untuk menghasilkan sesuatu yang menarik," ia menyebut.
Nico juga meminta agar koleksi yang akan dibuat itu menggunakan batu rubi dan safir. Permintaannya itu terbilang menantang karena batu rubi berkualitas baik dinilai sulit dicari. Mondial bekerja sama dengan pemasok untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Advertisement
24 Varian
Nico merancang tak hanya perhiasan pria, tetapi juga wanita. Dibantu desainer Mondial, mereka menghasilkan 24 varian, termasuk The Medallion.
Perhiasan itu berupa bros berbentuk seperti prisma dengan ujung meruncing dengan material terdiri dari rubi, safir, dan berlian. Ia mengaku perhiasan tersebut jadi salah satu favoritnya karena bentuknya yang tak biasa. Aksesori itu termasuk yang terakhir didesainnya.
"Saya rasa salah satu hal yang laki-laki suka atau pakai (perhiasan) itu adalah yang simpel. Pakai cincin atau kalung. Tapi, bros ini masih jarang di market, lebih banyak (desainnya) untuk perempuan," kata dia.
"Bros ini punya karakteristik yang tegas, simpel, tapi punya keunikan. Ketika cowok pakai, bisa mewakili personality-nya," imbuhnya.
General Manager MONDIAL Leslie Christian Saputra menambahkan bahwa sejauh ini, bros tersebut baru diproduksi dua unit. Perhiasan itu disebutnya sebagai 'hero collection' karena menggunakan safir langka seberat 7,6 karat, dibalut berlian dan rubi merah.
"Ada shape tidak lazim juga. Biasanya, precious stone itu round shape, tapi sesuai keunikan dari produk ini, ada segitiga," katanya.
Tantangan Gunakan Batu Mulia
Sementara, Gemologist dan Chief Merchandising Officer Central Mega Kencana, Tanya Alissia, menerangkan bahwa koleksi terbaru mereka merupakan strategi untuk tetap memikat para konsumen. Precious stone menjadi barang baru yang berbeda dari koleksi sebelumnya yang didominasi berlian.
Konsekuensinya, para gemologis Mondial wajib lihai mengecek kualitas safir dan rubi yang digunakan. Mereka dipaksa mengasah mata dan menggunakan teknik pengecekan manual untuk memastikannya. Hal itu berbeda dengan berlian yang proses pengecekannya kini lebih mudah karena dibantu teknologi.
"Kita dapat tambahan tugas memastikan kualitas precious stone kita. Kita enggak punya ruang berbuat sedikit pun kesalahan. Di laboratorium, ada tugas berat untuk memastikan precious stone yang kualitasnya tinggi dan natural, enggak sintetik," ujarnya.
Selain kualitas, timnya juga harus memastikan desain perhiasan yang harmonis. Jangan sampai desainnya malah menghilangkan keindahan batu mulia. Untuk itu, tim desain harus menguasai teknik pemasangan yang baik, terlebih Nico juga punya latar belakang arsitektur yang membuatnya paham desain.
"He (Nico) knows what he talking about. Tugas kami memastikan desain itu terjadi dan accentuate the nature of this precious stone," katanya.
Advertisement