Liputan6.com, Jakarta - Gelombang euforia street dance kembali memuncak. Puluhan komunitas street dancer dari seluruh Indonesia bersaing kembali di gelaran The Floor Throne. Acara tahunan ciptaan Étoile Dance Center ini, yang sudah memasuki edisi kedelapan, bukan hanya menyasar komunitas street dancer, tetapi juga ingin menulari semangat masyarakat luas dengan pesona street dance.
Setelah kesuksesan The Floor Throne Volume 7 yang diadakan tahun lalu, yang berhasil mempertemukan pelaku street dance dari berbagai daerah bahkan mancanegara setelah lama terpisah akibat pandemi, Étoile Dance Center mengadakan kembali The Floor Throne Vol. 8 yang digelar pada Sabtu, 23 September 2023 di 80 Proof Ultra, BSD, Kabupaten Tangerang, Banten.
Dengan total 160 dancer yang merupakan bagian dari beberapa grup yang hadir, persaingan berlangsung sengit. Étoile Dance Center, yang setiap tahunnya menampilkan juri yang berbeda, menjanjikan eksposur internasional bagi para pemenang yang menunjukkan dominasi di ranah lokal.
Advertisement
Ada empat kategori yang disuguhkan dalam lomba kali ini, termasuk Dance Competition, Solo/Duo Competition, 1vs1 Openstyle Battle, hingga Crew VS Crew Openstyle Battle. Dengan hadiah mencapai Rp34 juta, para dancer menampilkan performa terbaiknya untuk mengklaim takhta street dance di Indonesia.
"Kegiatan ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat luas tentang scene street dance bahkan diharapkan mampu membuka mata banyak pihak tentang menjadi penari profesional merupakan pilihan karier bagi anak muda di masa depan," ungkap Archangela Lina Lukman, CEO Étoile Dance Center saat jumpa pers di Tangerang, Sabtu, 23 September 2023.
Usung Tema 'Now or Never'
Beatricea Larisa, selaku Ketua Pelaksana The Floor Throne edisi ke-8, memberikan semangat baru bagi seluruh pecinta dance di Indonesia melalui tema "Now or Never". Tema tersebut diangkat untuk memberikan pesan bahwa saat inilah waktunya para dancer menunjukkan kemampuannya. Beatricea menegaskan bahwa dengan semakin meningkatnya antusiasme peserta dari tahun ke tahun, momentum ini seharusnya tidak disia-siakan.
"Tema Now or Never menjadi penting bukan saja untuk para dancer menunjukkan keterampilannya di hadapan juri, tetapi juga dorongan pada seluruh dance enthusiast di Indonesia untuk berani mengambil inisiatif bersama mengembangkan scene dance Tanah Air," ungkapnya pada kesempatan yang sama.
Tema ini juga sejalan dengan tagline The Floor Throne yang telah konsisten setiap tahunnya: "Claim the Throne". Lambang takhta dalam tagline tersebut mencerminkan simbol prestasi tertinggi dan kemenangan bagi para dancer yang berkompetisi.
"Sebab, The Floor Throne bukan saja ajang kompetisi street dance tetapi medium bagi seluruh komunitas untuk memperkuat jejaring, belajar bersama, dan meraih tujuan besar bersama mengembangkan dan menguatkan scene dance di Indonesia," katanya.
The Floor Throne ke-8 juga semakin spesial dengan tidak membatasi partisipasi berdasarkan umur. Ini bisa terlihat pada kategori Dance Competition dimana banyak anak-anak yang berpastisipasi dan menunjukkan kepiawaaiannya dalam menari dan berkompetisi.
Advertisement
Menghadirkan Juri-Juri Internasional
Memasuki edisi kedelapannya, ajang ini kembali menggandeng juri OG (Old Generation) dari berbagai belahan dunia. Salah satu sorotan dari The Floor Throne Vol. 8 tentu saja daftar juri yang mengesankan. Pada kategori Competition, hadir Todd Williamson yang dikenal sebagai koreografer dari beberapa KPOP Idol seperti aespa & Le Sserafim, serta penyanyi papan atas dunia, Ciara. Selain Todd, Julian Deguzman yang pernah berkolaborasi dengan NCT127 dalam koreografi "Kick It", dan Arief Surahman turut mengambil bagian sebagai juri.
"Sebagaimana tujuan awal dibentuknya The Floor Throne sebagai medium untuk para dancer dari berbagai komunitas berkumpul bertukar ide, ilmu, dan pengalaman, serta segala hal menyangkut dunia tari, maka ragam acara untuk mengembangkan tujuan besar mempertemukan komunitas dance dari dalam dan luar negeri selalu diadakan di samping menggelar lomba," kata Yoshida Tatsuo, Founder The Floor Throne dalam keterangan tertulisnya.
Sementara untuk kategori Battle, panel juri dihuni oleh sosok-sosok besar di industri dance. Mulai dari Henry Link Brian, anggota dari grup legendaris Elite Force Crew yang dikenal sebagai salah satu koreografer hip-hop pertama di Amerika Serikat, Kang Dokyun, poppers andalan dari Korea Selatan, hingga Danzel Marsono, perwakilan Indonesia yang kini tengah mendobrak scene dance di Amerika Serikat.
Daftar Pemenang The Floor Throne Volume 8
Namun, tak hanya kompetisi, peserta dan penonton juga diberikan sesi workshop yang menjadi kesempatan emas untuk belajar langsung dari para maestro dance tersebut. Workshop ini diharapkan menjadi platform interaksi dan transfer pengetahuan, sehingga para dancer Indonesia dapat terus mengasah kemampuan mereka sambil memahami filosofi di balik setiap gerakan.
Sementara itu, berikut daftar grup dance yang berkompetisi di kategori Dance Competition berdasarkan pantauan Liputan6.com:
1. Jakarta City Waackers
2. Efflorescence
3. 02DC Junior
4. Double Shots
5. BDA All Star
6. Westjv
7. Rocket Crew
8. The Joproject
9. The Hawkins
10. Nouvelle
11. Zigzag Crew
12. Power of Lock
13. Beat Dance Team
14. Wassabi
15. The Lil Bounce
16. RAZ
17. Elites
Berikut adalah daftar Pemenang The Floor Throne Volume 8:
Kategori 1 VS 1 Openstyle Battle
Whyll-Try
Kategori Crew VS Crew Battle
Juara 1: Hustler MVMNT
Juara 2: Special Region
Kategori Dance Competition
Juara 1: Power of Lock
Juara 2: Westjv
Kategori Solo/Duo Showcase
Juara 1: Gaboy
Juara 2: Albert Alessandro
Dalam kategori Dance Competition, salah satu grup yaitu Efflorescence mempersembahkan penampilan dengan tema perundungan. Mereka menggunakan interpretasi dan eksekusi memukau terhadap tema tersebut. Salah satu elemen yang dimasukkan dalam penampilan mereka adalah penggunaan kain putih tipis sebagai simbol ketidakberdayaan, kerentanan, dan harapan. Kain itu ditarik, dilempar, dan dibiarkan mengalir selama penampilan.
Advertisement