Liputan6.com, Jakarta - Rapat Kerja Nasional atau Rakernas ke-4 PDIP sudah resmi dibuka oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Jumat (29/9/2023).
Dalam pidato pembukaan rakernas PDIP, Megawati menyampaikan beberapa hal dan isu seputar masalah pangan di Indonesia. Ada satu hal yang menarik dan sepertinya mengusik tanda tanya sebagian orang, yaitu tentang buku Mustikarasa.
Baca Juga
Awalnya, Presiden ke-5 RI ini membicarakan tentang warisan Bung Karno terhadap dunia kuliner Indonesia yang sangat peduli pada bahan pangan lokal. Saat masih berkuasa, Sukarno ingin Indonesia tidak lagi bergantung pada bahan pangan impor dan lebih mengutamakan produksi lokal, baik hasil pertanian maupun perikanan. Selain membuat Indonesia tidak bergantung pada bahan pangan impor, bahan pangan lokal dianggap lebih menyehatkan.
Advertisement
"Ini bukan karena Bung Karno ayah saya. Beliau memang ayah saya dan orangnya visioner, pandangannya ke depan. Makanya Bung Karno bikin buku Mustikarasa yang memuat resep-resep makanan Nusantara, Itu perlu waktu enam tahun pembuatannya dan bukunya tebal sekali," ucap anak kedua Bung Karno dan Fatmawati itu, dikutip dari live streaming kanal Youtube Enam+, Jumat (29/9/2023).
"Kalau sekarang kan sudah ada chef dan lebih modern kalau bikin resep. Nah, waktu itu pengumpulan bahan-bahannya dilakukan sendiri oleh Bung Karno dan timnya. Mereka keliling Indonesia buat mengumpulkan resep-resep masakan," tambahnya.
Resep Masakan dan Kandungan Gizi
Wanita kelahiran 76 tahun lalu itu meminta Presiden Jokowi yang hadir dalam kesempatan tersebut bersama Wapres KH Ma’ruf Amin, untuk kembali mempopulerkan buku Mustikarasa. Tujuannya, agar masyarakat Indonesia terutama generasi muda lebih mengenal masakan khas Indonesia dan memakai bahan pangan lokal.
"Jadi bukunya bukan hanya memuat resepnya secara lengkap, tapi ada juga keterangan berapa kandungan gizinya, berapa kandungan proteinnya. Mestinya generasi sekarang juga bisa karena teknologi sudah lebih maju, yah itu tergantung dari keinginan atau niatnya saja," tuturnya.
Dikutip dari laman resmi Perpustaakaan Nasional RI dan sejumlah sumber lainnya, Bung Karno meninggalkan suatu warisan buku resep masakan nusantara. Buku tersebut berjudul Mustikarasa yang diterbitkan pada 1967.
Ide membuat buku itu berawal dari tugas Bung Karno setelah Indonesia merdeka, yaitu mengkampanyekan kesatuan dalam kedaulatan dan kebhinekaan. Salah satunya dengan kuliner nusantara. Indonesia begitu kaya dalam bidang kuliner tapi tidak pernah didokumentasikan secara nasional.
Walaupun pada zaman kolonial Pemerintah Hindia Belanda pernah meluncurkan buku Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek karya JMJ Catenius van der Meyden (1902), buku itu bukan diproduksi maupun ditujukan untuk orang Indonesia.
Advertisement
1.600 Resep di Mustikarasa
Buku tersebut merangkum 1.300 kuliner di Hindia Belanda, yang diperuntukkan untuk perempuan Belanda. Barulah pada 1961, Bung Karno mengutus salah satu istrinya, Hartini untuk merangkum buku Mustikarasa dan sempat diterbitkan pada 1967 oleh Departemen Pertanian.
Ada lebih dari 1.600 resep yang dicatat dalam buku tersebut. Pencatatan resep melalui berbagai cara yang tersedia pada masa itu seperti surat, telepon, dan kartu pos. Di dalam buku ini, terdapat berbagai resep dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk resep makanan yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat Indonesia, seperti penggunaan daging babi dan darah yang dianggap haram untuk masyarakat Muslim.
Buku setebal 1.123 halaman ini terdiri dari sembilan bagian yang mengupas kekayaan kuliner Indonesia. Perinciannya adalah sebagai berikut:
Bagian 1 Menguraikan yang berkaitan dengan masakan,
Bagian 2 Makanan pokok,
Bagian 3, Lauk pauk basah berkuah,
Bagian 4 Lauk pauk basah tidak berkuah,
Bagian 5 Lauk gorengan,
Bagian 6 Lauk bakar,
Bagian 7 Aneka sambal,
Bagian 8 Aneka jajanan,
Bagian 9 Minuman.
Indonesia Ketergantungan Konsumsi Gandum
Selain membahas tentang resep, buku ini juga ada kaitannya dengan krisis pangan yang terjadi pada masa itu Pada 2016, buku ini kembali dicetak ulang oleh penerbit lain, yaitu penerbit Komunitas Bambu.
Masih dalam pembukaan Rakernas PDIP, Megawati juga sempat mengkritik kebijakan pemerintah yang mengimpor gandum dan membuat ketergantungan gandum di Indonesia. Menurutnya, pemerintah seharusnya dapat mengembangkan sumber pangan lainnya selain beras melalui riset inovasi.
Mega menuturkan angka impor gandum ada di empat persen di 1970 dan melesat ke 28 persen di tahun 2022. Akibatnya, Mega memprediksi, Indonesia akan mengalami ketergantungan dan konsumsi gandum meningkat 50 persen pada 2030. Bahkan, saat ini pemerintah menerapkan bea masuk nol untuk impor gandum yang masuk ke Indonesia.
"Saya bukan anti-gandum. Saya senang hamburger, mie, tapi mengingat gandum tidak bisa ditanam di sini guna mengurangi ketergantungannya, bukannya kita memiliki sumber pangan lainnya," ucap Mega.
Dia mencontohkan sumber pangan lainnya selain beras adalah anjali, singkong, sorgum, sagu, jagung, porang, talas, ubi jalar, dan pisang.
Advertisement