Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebulan terakhir kawasan Gunung Lawu di Jawa Tengah mengalami beberapa kali kebakaran. Kebakaran pertama yang dilaporkan terjadi pada 8 September 2023, kemudian menyusul sekitar dua minggu setelahnya dan terbaru Jumat kemarin, 29 September 2023.
Kebakaran pertama telah melahap sekitar 8 hektare hutan. Sementara kebakaran kedua menghabiskan 3 hektare lahan lainnya di Gunung Lawu petak 39 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Manyul, Bagian Kesatuan Pengelola Hutan (BKPH) Lawu Utara Jogorogo, Ngawi.
Perkembangan terbaru, kawasan Gunung Lawu kebakaran lagi pada Jumat, 29 September 2023. Lokasi tepatnya sama yaitu di RPH Manyul. Dari berbagai unggahan di media sosial salah satunya akun @explorejogorogo, dilaporkan api membesar membuat langit di sekitar gunung menyala berwarna merah.
Advertisement
"Nampak dari kejauhan api menyala cukup terang dari Magetan, semoga lekas padam," tulis akunÂ
Diberitakan sebelumnya, api di kawasan wisata Bukit Mongkrang Hutan Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah sempat padam usai terbakar. Asisten Perhutani (Asper) BKPH Lawu Utara Sartono di Karanganyar, Jawa Tengah, mengatakan kebakaran tersebut masuk di petak 62-A2.
"Kurang lebih sekitar 30 menit sudah bisa dipadamkan. Kemudian tadi pagi ada dua titik memang, sebelah puncak dan bawah," katanya dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, dari hasil proses pemadaman yang dilakukan oleh masyarakat dan Perhutani dengan sistem gepyok akhirnya api dapat dipadamkan. "Dengan sistem gepyok sambil kami buat lingkaran, akhirnya bisa dipadamkan," katanya.Â
Â
Api Meramba, Pendakian Ditutup
Menurut keterangannya, kebakaran terjadi di tengah ilalang dengan lokasi yang berdekatan dengan tebing sehingga menyulitkan masyarakat untuk bergerak. Adapun, informasi awal adanya kebakaran tersebut berasal dari masyarakat yang melihat adanya kepulan asap.
"Terus (masyarakat) laporan ke kami langsung kami meluncur. Laporan sekitar pukul 13.00 WIB," katanya.
Ia mengatakan dari hasil pengamatan lapangan, lahan yang terbakar berada di tiga petak. Titik awal api berada di petak 44-2 dan 39-1, selanjutnya api merambat ke petak 62-A2 dengan total lahan yang terbakar seluas 7 hektare.
Mengenai penyebab kebakaran, pihaknya masih berkoordinasi dengan Polsek Tawangmangu. Meski demikian, ia memastikan dengan kejadian kali kedua kebakaran di lereng Gunung Lawu akan ada peningkatan patroli rutin untuk mencegah potensi terjadinya kebakaran.Â
Sementara itu, Administratur Perum Perhutani KPH Surakarta Herry Merkussiyanto Putro mengatakan jalur pendakian di kawasan Bukit Mongkrang ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.Â
Advertisement
Antisipasi Kasus Kebakaran
Penutupan dilakukan untuk mengantisipasi kasus kebakaran yang kini marak terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Terkait hal itu, pihaknya masih terus melakukan pengecekan untuk memastikan tidak ada lagi bara api yang bisa memicu kebakaran kembali terjadi.
Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds. Administratur KPH Lawu Ds Agus Ahmad Fadholi mengatakan setelah berbagai upaya dan kerja keras, api berhasil dipadamkan. Meski sudah padam, petugas terus melalukan pemantauan karena memasuki puncak musim kemarau, kawasan hutan di lereng Gunung Lawu sangat rawan terbakar, tambahnya.
Pihaknya bekerja sama dengan pemda melalui BPBD juga TNI dan Polri terus melakukan pemantauan dan sosialisasi ke warga untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan tepian hutan. Agus juga meminta anggota LMDH ataupun warga yang beraktivitas di dalam kawasan hutan untuk tidak melakukan pembakaran atau membuat perapian sekecil apapun yang dapat menyebabkan kebakaran hutan.Â
Hampir Setiap Tahun Kebakaran
Tim KPH Lawu Ds juga lebih intensif melakukan patroli rutin. Hal itu untuk mengantisipasi gangguan kebakaran hutan dan lahan.
"Saat patroli, biasanya timnya juga membuat ilaran dan sekatan. Sehingga, jika diketahui ada titik api, dapat segera dipadamkan dan tidak merambat ke daerah atau petak hutan lainnya," katanya.
Kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu terjadi hampir setiap tahun selama lima tahun terakhir namun tidak sampai meluas hingga ratusan hektare. Penyebabnya, baik disebabkan karena faktor alam maupun kelalaian manusia.
Adapun kebakaran hutan di Gunung Lawu terbesar terjadi pada tahun 2015, di mana bencana tersebut menewaskan sebanyak sembilan pendaki yang terjebak api saat melakukan pendakian. Mengutip dari kanal Surabaya Liputan6.com, Sabtu (30/9/2023), Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono meminta agar masyarakat tetap berhati-hati saat berkegiatan di wilayah hutan, karena hawa panas dapat mempercepat kebakaran.
"Kami imbau, agar masyarakat berhati-hati bila berkegiatan di dalam hutan, saat ini musim kemarau. Mari bersama jaga hutan dari kebakaran," tegas AKBP Argo.Â
Advertisement