Sukses

Geopark Kaldera Toba Dapat Kartu Kuning dari UNESCO, Apa Dampaknya bagi Sektor Pariwisata?

UNESCO memberi peringatan "kartu kuning" pada Geopark Kaldera Toba atas minimnya aksi yang dilakukan badan pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark (TCUGGp) Provinsi Sumatra Utara (Sumut).

Liputan6.com, Jakarta - UNESCO memberi peringatan "kartu kuning" pada Geopark Kaldera Toba atas minimnya aksi yang dilakukan badan pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark (TCUGGp) Provinsi Sumatra Utara (Sumut). Ini dijatuhkan berdasarkan hasil validasi ulang Geopark Kaldera Toba oleh tim asesor UNESCO pada 31 Juli–4 Agustus 2023.

Jadi, apa dampaknya bagi sektor pariwisata di sana? Tim Warisan Geologi dan Geopark Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Asep Kurnia Permana, menjelaskan, dalam upaya menjaga pengelolaan geopark yang berkelanjutan, UNESCO melakuakan revalidasi setiap empat tahun.

"Dalam hal UNESCO Global Geopark Kaldera diberikan kartu kuning, (ini) tentunya akan bedampak pada kegiatan pariwisata berkelanjutan di kawasan geopark, khususnya promosi pariwisata," sebutnya di weekly press briefing secara hybrid, Senin (2/10/2023).

Disebutkan pula bahwa peningkatan ekonomi di kawasan geopark sangat ditopang multipier effect jasa pariwisata, transportasi, akomodasi, kuliner, dan produk ekonomi kreatif. Di sisi lain, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut bahwa "kartu kuning" ini merupakan semacam alarm untuk lebih bersinergi.

"Karena sebetulnya apa yang di-highlight UNESCO itu, kami sedang menunggu teks lengkapnya, sudah kami lakukan, tapi belum terkomunikasikan, belum tersinergi dengan baik. Banyak sekali yang dilakukan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang belum tersinergikan dengan badan pengelola," papar Menparekraf.

Ia menyambung, "Ke depan akan lebih banyak integrasi antara kegiatan-kegiataan di badan otorita dengan badan pengelola. Integrasi ini akan melibatkan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan stakeholders terkait."

 

2 dari 4 halaman

Reorganisasi dan Penyegaran SDM

Narasi ini diaminkan Ketua Pelaksana Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Jimmy Panjaitan. Ia berkata pihaknya akan memperkuat sinergisitas supaya "bisa support Toba Kaldera." "Dalam waktu dekat Pemprov juga akan melakukan reorganisasi dan penyegaran SDM sesuai rekomendasi yang diberikan UNESCO," ucapnya.

Sandi melanjutkan, "Dari segi kerugian, belum ada yang kami catat, karena tentunya yang perlu kami pastikan bahwa komunikasi dan narasi keluar, kami serius menangani ini. Justru di Kaldera Toba ini ada peningkatan jumlah kunjungan daripada tahun lalu, didorong dengan beberapa event besar. Semoga dengan antisipasi yang baik tidak ada kerugian."

Sekali lagi Menparekraf menjelaskan bahwa belum ada surat resmi yang diterima dari UNESCO. "Kami menunggu narasi lengkap di awal tahun depan," sebutnya.

Sebelumnya, Sandi sempat mengatakan, langkah-langkah perbaikan harus segera disusun dan dijalankan agar Geopark Kaldera Toba ini tetap memiliki status UNESCO Global Geopark. Menurutnya, pihak UNESCO telah memberi rekomendasi apa yang harus dilakukan.

"Pengelola tinggal mengikuti petunjuk yang telah diberikan," katanya dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, 11 September 2023. "Ada empat rekomendasi dari UNESCO yang harus dilaksanakan paling lama dalam dua tahun ke depan."

3 dari 4 halaman

Rekomendasi UNESCO

Pertama, badan pengelola harus meningkatkan kegiatan edukasi berbasis riset. Kedua, harus segera dilakukan revitalisasi dan optimalisasi badan pengelola. Ketiga, harus dilaksanakan pembelajaran manajemen agar badan pengelola bisa memahami dan melaksanakan prinsip UGGp.

Terakhir, visibilitas, seperti gerbang, monumen, dan panel interpretasi, perlu diperbanyak agar pengunjung bisa tahu bahwa mereka sudah berada di kawasan Geopark Kaldera Toba. Saat ini, ada 195 global geopark di 48 negara yang jadi anggota UGGp.

Di Indonesia ada lima anggota UGGp, yakni Geopark Kaldera Batur, Gunung Sewu, Ciletuh-Palabuhanratu, Rinjani, dan Kaldera Toba. Danau Toba termasuk dalam daftar UNESCO Global Geopark sejak 31 Agustus 2020.

Di sisi lain, Sumbu Filosofi Yogyakarta baru saja ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia UNESCO dari Indonesia pada 18 September 2023. Penetapan ini terjadi saat Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia (WHC) di Riyadh, Arab Saudi.

Kabar baik terkait situs baru dalam daftar Warisan Dunia UNESCO ini disiarkan melalui akun Instagram resmi KBRI Riyadh, 19 September 2023. Dalam unggahan tersebut disampaikan sidang itu turut dihadiri Dubes RI untuk Arab Saudi, sekaligus Ketua Delegasi RI untuk sidang ke-45 WHC, Dr. Abdul Aziz Ahmad, dan Wakil Gubernur (Wagub) Daerah Istimewa Yogyakarta KGPAA Paku Alam X.

4 dari 4 halaman

Sumbu Filosofi Yogyakarta

Mengutip laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 19 September 2023, Sultan Hamengku Buwono I menata Kota Yogyakarta membentang arah utara-selatan dengan membangun Keraton Yogyakarta sebagai titik pusatnya.

Sultan juga mendirikan Tugu Golong Gilig (Pal Putih) di sisi utara keraton, dan Panggung Krapyak di sisi selatannya. Dari ketiga titik tersebut, bila ditarik suatu garis lurus akan membentuk sumbu imajiner yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta, yang berada di titik tengah, menggambarkan kehidupan manusia yang telah mapan-dewasa. Akhir filosofi paraning dumadi, yakni kehidupan langgeng di alam akhirat setelah kematian disimbolkan dengan Lampu Kyai Wiji di Gedhong Prabayeksa yang tak pernah padam sejak Sultan Hamengku Buwana I.

Secara simbolis, Sumbu Filosofi Yogyakarta melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya (Hablun min Allah), manusia dengan manusia (Hablun min Annas), serta manusia dengan alam termasuk lima anasir pembentuknya yaitu api (dahana) dari Gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi Ngayogyakarta, air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta), dan angkasa (ether).

Â