Liputan6.com, Jakarta - Irfan Hakim baru saja mengumumkan kelahiran binturong, hewan peliharaannya. Hal ini jadi sorotan karena kondisi fisik bayi binturong itu disebut "spesial."
"ANEH....!!! Masya Alloh...Bayi binturong lahir dengan kondisi 'tidak biasa'...Bermata 1, dan bertanduk.. dan seperti sudah bertaring. Serem banget 🙈🙈🙈," tulis Irfan Hakim di akun Instagram pribadinya, Jumat (6/10/2023).Â
Ia pun menyambung bahwa pasti ada alasan kedokteran yang logis. "Tapi ada juga yang melihat dari sisi mistis... duh.. 🙈Yang jelas Alloh maha besar. Maha pencipta makhluk dengan segala bentuk," paparnya.Â
Advertisement
Namun di akhir tulisan, Irfan menyayangkan sang sang bayi binturong tidak selamat. Di kanal YouTube pribadinya, Irfan pun mengungkap seluk-beluk kelahiran bayi binturong yang tidak biasa tersebut. Warganet pun berkomentar dengan beragam dugaan.
"Sumpah kirain cuma clicbait, eh beneran," tulis salah satunya. "Salut, ini baru kecintaan karena hati bukan karena kerjaan, udah pulang kerja mau sampai rumah balik lagi dengan bahagia karena denger ada lahiran," komentar yang lain.
"Binturong ini kayaknya sama kayak kucing kali yah, kalo udah sekali lahiran itu bakal lancar terus. Bahkan ngga sampe seminggu umur anaknya kalo kawin lagi, dia langsung hamil lagi," sambung warganet.
"Luar biasa dokter hewan dan team menyelamatkan Lusi," tulis yang lain.
"Kok cepet banget, udah lahiran lagi.. jarang-jarang nonton konten deHakims, eh tiba-tiba binturong lahiran kedua kali," komentar warganet lagi.Â
Mengenal Hewan Binturong
Mengutip laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup, Jumat (6/10/2023), Binturong atau Binturung dalam bahasa latin disebut Arctictis. Binturong merupakan sejenis musang bertubuh besar.
Ekor Binturong dapat berfungsi sebagai kaki kelima guna berpegangan pada dahan. Hal ini menyebabkan binturong memiliki keahlian memanjat pohon dengan sangat baik. Binturong tersebar di berbagai wilayah di Asia, termasuk Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, India, Indonesia ada di Jawa bagian barat, Kalimantan, Sumatera), Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Populasi Binturong cenderung mengalami penurunan, sehingga organisasi konservasi dan lingkungan masuk dalam IUCN Redlist kategori Vulnerable (VU; Rentan). Bahkan, hewan ini terdaftar dalam (CITES) Apendiks III.
Menurut Undang-Undang, Binturong termasuk salah satu satwa yang dilindungi. Berkurangnya populasi Binturong disebabkan perburuan dan rusaknya hutan sebagai akibat penggundulan hutan dan kebakaran hutan.
Advertisement
Binturong Hampir Punah
Binturong diburu untuk diperdagangkan dalam pasar gelap sebagai hewan peliharaan dan diambil kulitnya yang berbulu tebal. Binturong juga hampir punah karena bagian-bagian tubuhnya dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.Â
Binturong termasuk hewan aboreal dan jarang untuk turun ke tanah. Hal ini lantaran makanan binturong lebih banyak terdapat di pepohonan daripada di tanah.
Makanan hewan ini adalah burung-burung kecil, telur, dan hewan-hewan kecil lain, serta buah-buahan yang telah masak di pohon. Pergerakan lambat ini disebabkan ukuran yang besar dan berat, karena itu menyebabkan pergerakan binturong begitu lambat.
Pergerakan yang lambat dan tenang ini dapat memudahkan pengamat melakukan pengamatannya dengan lebih baik dan jelas. Mengutip laman Taman Safari, Jumat, secara visual, binturong punya wajah mirip rubah, tapi tubuhnya menyerupai beruang kecil dan punya ekor panjang seperti monyet.
Keunikan Satwa Binturong
Walau memiliki kemiripan dengan satwa-satwa tersebut, sebenarnya binturong adalah satwa unik yang punya ciri tersendiri. Hewan berukuran sedang ini memiliki asal-usul yang sama dengan luwak dan musang, yaitu family Viverridae.
Panjang kepala dan tubuhnya tercatat antara 60--95 cm, sementara beratnya sekitar 6--14 kg, bahkan sampai 20 kg. Ekor binturong berukuran hampir sepanjang tubuhnya, ibarat tubuh kedua yang membantu mereka memanjat dan berpindah dari satu pohon ke pohon lain.
Dikenal sebagai satwa nokturnal yang lebih suka hidup menyendiri, ia juga memiliki peran penting di hutan. Pasalnya, binturong menyebarkan benih ara yang dihasilkan kotoran mereka saat mengonsumsi buah ara, mengingat buah ara tidak dapat berkecambah tanpa bantuan dari luar.
Advertisement