Sukses

Kemenparekraf Kutuk Konflik Israel-Hamas yang Makan Banyak Korban Jiwa dan Ungkap Dampaknya Terhadap Pariwisata

Sandiaga Uno mengatakan, Kemenparekraf mengutuk semua langkah berbagai pihak yang melakukan pelanggaran terhadap umat manusia dan mencederai keselamatan manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bela sungkawa terhadap korban konflik Israel-Hamas Palestina. Dia berharap pihak-pihak yang berselisih di Timur Tengah itu segera meredakan ketegangan.

Kami semua sangat prihatin, kami sangat gusar, dan bela sungkawa kepada seluruh korban," ucap Sandiaga Uno dalam 'The Weekly Brief with Sandi Uno' yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin (9/10/2023).

"Kami di Kemenparekraf mengutuk semua langkah berbagai pihak yang melakukan pelanggaran terhadap umat manusia dan mencederai keselamatan manusia," lanjutnya. Ia mengatakan pariwisata sangat tergantung dengan situasi keamanan yang stabil di berbagai belahan dunia.

Oleh karena itu, ia berharap agar masing-masing negara fokus berusaha meredakan ketegangan agar konflik tidak berkelanjutan. "Saya berharap situasi segera pulih, baik di Rusia-Ukraina, juga di Timur Tengah," kata Sandiaga.

Sampai Senin (9/10/2023), serangan Hamas telah menewaskan lebih dari 700 warga Israel, sementara serangan balasan Israel mencatatkan lebih dari 413 kematian di pihak Hamas-Palestina.

Sementara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan terus berkoordinasi dengan KBRI Amman, KBRI Kairo, dan KBRI Beirut untuk memonitor situasi di Palestina menyusul perang Hamas Vs Israel dan menyiapkan rencana kontingensi.

"Evakuasi menjadi salah satu bagian dari rencana kontingensi tersebut," ungkap Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kemlu RI Judha Nugraha, melalui keterangan tertulis pada Senin (9/10/2023), dikutip dari kanal Global Liputan6.com.

Berdasarkan pemutakhiran data terakhir, saat ini terdapat 45 WNI di Palestina, di mana 10 WNI berada di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat. Pada awal tercatat 13 WNI di Gaza, namun belakangan tiga di antaranya telah keluar wilayah Gaza ke Mesir dan Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pernyataan Kedubes Palestina di Jakarta

"Selain 45 WNI tersebut, ada 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel. Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban," tutur Judha.

Kemlu meminta para WNI di Palestina dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan perwakilan RI. Bagi WNI yang memiliki rencana kunjungan ke wilayah terkait, Judha menuturkan, agar menunda dan tidak melakukan perjalanan baik ke Palestina maupun Israel.

"Untuk kondisi darurat segera hubungi hotline KBRI Amman, KBRI Kairo, dan KBRI Lebanon," jelas Judha.

Pada Sabtu 7 Oktober 2023 Israel menyatakan keadaan perang setelah mengklaim serangan roket Gaza dari Hamas Palestina meluncurkan 5.000 roket dan serangan dengan pasukan darat. Sejak itu, bombardir roket dari Israel terus terjadi ke Jalur Gaza menargetkan Hamas.

"Deklarasi perang oleh Israel, negara penjajah, terhadap warga sipil yang telah mereka duduki dan tindas secara ilegal dan paksa selama beberapa dekade, merupakan kelanjutan dari catatan kriminalitas dan impunitas mereka," ungkap Kedutaan Besar (Kedubes) Palestina di Jakarta Indonesia melalui pernyataan tertulisnya yang diterima Senin (9/10/2023).

 

3 dari 4 halaman

Bantuan Komunitas Internasional

Hal itu, sambung pernyataan tersebut, ditegaskan oleh para pejabat Israel yang telah mengeluarkan seruan genosida dan penuh kebencian untuk melakukan pembersihan etnis secara terbuka dan tanpa rasa malu.

Palestina, melalui kedutaan besarnya di Jakarta Indonesia kemudian menyerukan komunitas internasional untuk memberikan bantuan kepada mereka. Rakyat Palestina, disebutkan pihak kedubes, akan terus membela diri, rumah, dan hak dasar untuk hidup dalam kebebasan dan bermartabat, bebas dari penjajahan, apartheid, dan penganiayaan.

Pihak Kedubes Palestina di Jakarta menggambarkan kehancuran yang menimpa warga sipil di Jalur Gaza sangatlah mengerikan. "Impunitas internasional yang diberikan kepada Israel merupakan penghinaan moral, politik, dan hukum terhadap kemanusiaan dan kesusilaan serta prinsip-prinsip hukum internasional," jelas pihak kedubes.

"Segala upaya untuk mengampuni dan menutupi kejahatan-kejahatan ini tidak dapat diterima dan sangat tercela," terang mereka.

Kedubes Palestina di Jakarta kemudian memaparkan bahwa Israel, sebagai penjajah, bertanggung jawab penuh atas situasi ini karena mereka bersikeras menahan rakyat Palestina dan merampas hak-hak mereka selama lebih dari setengah abad.

4 dari 4 halaman

Dampak Tidak Kunjung Tercapainya Kemerdekaan Palestina.

"Israel secara ilegal telah menggunakan kekerasan, ancaman, perampasan tanah, penganiayaan, hukuman kolektif, mengabaikan hak-hak dasar rakyat Palestina, dan melakukan kepentingan umum mereka dengan penggusuran rakyat Palestina, yang merupakan pelanggaran atas hak untuk menentukan nasib sendiri dan norma-norma hukum internasional lainnya yang seharusnya ditaati," terang mereka.

Kedubes Palestina kemudian mengungkap bahwa situasi saat ini merupakan dampak dari tidak kunjung tercapainya kemerdekaan Palestina. "Kami berada di situasi seperti ini akibat dari kegagalan dunia untuk mengembalikan hak-hak rakyat Palestina," kata pihak kedubes Palestina.

Pernyataan-pernyataan sederhana yang mengabaikan kehidupan dan hak-hak warga Palestina serta mendorong pelanggaran terhadap hal-hal tersebut harus dihentikan. Sebagai penjajah, sambung pihak kedubes Palestina di Jakarta, Israel tidak berhak dan tidak dibenarkan untuk menjadikan para warga sipil yang tak berdaya sebagai target di Gaza dan di wilayah Palestina lainnya.

"Serangan balasan terhadap warga sipil dengan menggunakan persenjataan lengkap merupakan tindakan ilegal di mata hukum kemanusian internasional dan harus dihentikan," tegas pihak kedubes.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini