Sukses

Duo NDX AKA Pernah Jadi Kuli Bangunan dan Tukang Parkir, Kini Manggung Berhonor Puluhan Juta Rupiah

Perjuangan NDX AKA untuk bisa eksis di dunia musik didapat dengan kerja keras dan mungkin tidak diduga banyak orang. Pasalnya, dua personel mereka ,dulunya adalah kuli bangunan dan tukang parkir di Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring melejitnya popularitas musik dangdut koplo, nama grup NDX AKA atau NDX A.K.A Yogyakarta juga semakin menanjak. Grup pengusung musik hiphop dangdut semakin serin tampil di berbagai festival musik dan lagu-lagunya juga banyak disukai.

Dilansir dari laman resmi UGM dan Kapanlagi, grup asal Jogja ini sudah punya puluhan bahkan ratusan ribu penggemar yang diberi nama Familia untuk fans pria dan Lady Fams untuk fans wanita. Kesuksesan yang diraih NDX tidaklah mudah. Perjuangan mereka untuk bisa eksis di dunia musik didapat dengan kerja keras dan mungkin tidak diduga banyak orang.

Dua personel mereka, yakni Yonanda Frisna Damara (DNX) dan Fajar Ari (PJR Michropone), dulunya adalah kuli bangunan dan tukang parkir di Lempuyangan. Nama NDX AKA merupakan kepanjangan dari salah satu personel mereka, Yonanda atau Nanda.

'ND' merujuk pada nama Nanda, sedangkan 'X' adalah extreme karena aliran musik hiphop dangdut yang dianggap ekstrem untuk disatukan. Sedangkan, 'A.K.A' adalah singkatan dari As Known As atau alias.

Duo yang dibentuk pada 11 September 2011 di Imogiri, Yogyakarta ini pernah mendapat bayaran hanya Rp75 ribu di panggung pertama mereka. Mereka pernah mengalami kejadian kurang nyaman saat akan tampil di sebuah acara, seperti tidak adanya keterangan akomodasi dari pihak penyelenggara yang mengharuskan mereka tidur di ruko atau masjid terdekat.

"Dulu main pertama kali di acara desa di belakang TVRI. Itu dikasih honor Rp75 ribu. Ya saya terima aja, itu besar menurut saya," ungkap Nanda saat ditemui usai mengisi acara Book & Music Festival MocoSik di JEC, beberapa waktu lalu.

Hingga saat ini, NDX telah merekam puluhan lagu yang didominasi oleh lagu berbahasa Jawa. Ada juga beberapa lagu yang merupakan cover dari lagu-lagu milik Deddy Dores, Nike Ardila, dan penyanyi lawas lainnya.

  

2 dari 4 halaman

NDX Tolak 6 Label Besar

Semua lagu yang mereka rekam dimasukkan dalam situs lagu Reverbnation. Bukan uang yang mereka cari tapi ada visi yang mereka usung. Hal inilah yang sempat membuat mereka menolak tawaran enam label besar Jakarta.

"Kalau di Reverbnation memang nggak dapet royalti. Tapi nggak apa-apa. Biar masyarakat menengah ke bawah bisa mendengarkan lagu kami secara gratis," lanjut Nanda.

Hiphop dangdut mereka pilih karena Nanda dan Fajar punya ketertarikan terhadap dua genre musik tersebut. Lagu-lagu mereka pun banyak mengambil tema patah hati yang merupakan pengalaman pribadi masing-masing personel.

Inspirasi pembuatan lagu mereka datang dari hal-hal sederhana di sekitar mereka. Hal ini tampak dalam lagu Ditinggal Nikah yang menceritakan kisah hidup mereka yang serba kekurangan dan berpenampilan pas-pasan.

"Kami memang suka hip hop sama dangdut. Lalu, lagu kami banyak soal patah hati. Jadi, lagu patah hati kalau dinyanyikan dengan gaya ini bisa tetap joget," terang Nanda.

Tahun 2014 menjadi titik balik perjalanan mereka. Lewat lagu Bojoku Digondol Bojone, nama NDX pun dikenal di Jogja, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Lagu-lagu lain seperti Terminal Giwangan, Kimcil Kepolen, Sayang, dan beberapa lagu lainnya ternyata banyak disukai penyuka musik di pulau Jawa.

3 dari 4 halaman

Honor NDX AKA Meningkat dan Raih Penghargaan

Liriknya yang jujur dan apa adanya menjadi senjata NDX. Dari bayaran puluhan ribu rupiah di panggung pertamanya, Nanda dan Fajar kini menjadi jutawan. Bayaran mereka kabarnya sudah mencapai puluhan juta rupiah bahkan bisa sampai ratusan juta rupiah sekali manggung di luar kota. Jadwal panggung mereka pun bisa sekitar 12 kali dalam sebulan.

Pada 2018, mereka mendapatkan penghargaan dari Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, kemudian mendapat penghargaan Tokoh Muda Inspiratif dari Bupati Sleman. Lagu mereka Apa Kabar Mantan? masuk nominasi sebagai Lagu dengan Bahasa Daerah Paling Ngetop di SCTV Music Award 2022, dan yang paling membanggakan, grup ini mendapatkan penghargaan AMI Awards untuk 'Duo/Grup/Dangdut/Dangdut Kontemporer Terbaik'.

NDX AKA juga sempat tampil di Java Pop Festival. Event musik bergengsi ini digelar pada tanggal 8-9 Juli 2023 di Stadin Madya Gelora Bung Karno., Jakarta. Selain NDX AKA, Java Pop Festival bakal diramaikan dengan penampilan banyak musisi papan atas pop jawa, mulai dari Dara Ayu, Evan Loss, Guyon Waton, Happy Asmara, Jogja Hip Hop FoundaÆŸ on, Nabila Maharani, Ndarboy Genk, hingga Woro Widowati.

4 dari 4 halaman

NDX AKA Mengenang Didi Kempot

Saat Didi Kempot meninggal dunia pada 2020 lalu, kabar itu ikut mengejutkan NDX AKA. Untuk mengenang kepergian Didi Kempot, Yonanda Frisna Damara selaku personel NDX AKA menciptakan lagu spesial.

"Iya mas. Tadi sore jam 5 sambil nunggu buka, saya terinspirasi persembahkan lagu khusus untuk alm. Pakde. Beliau sangat menginspirasi NDX. Saya mau sekali keliling dunia nyanyi pakai bahasa Jawa sama beliau," katanya saat dihubungi Selasa (5/5/2020), dikutip dari kanal Showbiz Liputan6.com, 6 Mei 2020.

Ia mengakui bahwa karya-karya Didi Kempot begitu berpengaruh tak hanya bagi NDX AKA saja, tetapi juga kepada dirinya secara pribadi. Judulnya itu 'Selamat Jalan Pakde Didi Kempot'. Liriknya bahasa Jawa. Kurang lebih tentang bagaimana saya kagum sama lagu-lagunya. Gimana saya juga tumbuh lewat lagu sakit hatinya. Terima kasih karena ketika saya galau ditemanin lagu sakit hatinya beliau," terangnya.

Ia menegaskan bahwa lagu persembahannya ini tidak dikomersialkan. Apabila pihak keluarga meminta lagu ini dibuat secara lengkap, ia dengan senang hati menyambut permintaan tersebut.

"Sudah saya upload di YouTube dengan tidak di-monetize. Jadi memang ini benar-benar persembahan saya untuk Pakde. Kalau ada keluarganya yang ingin lagu ini dibuat secara full pun, saya terbuka," sambungnya.

Â