Liputan6.com, Jakarta - Putra pengusaha parfum asal Inggris, Jo Malone, diberitakan menjadi salah satu pengorganisir Komite Solidaritas Palestina Kampus Harvard. Josh Willcox yang kini berusia 22 tahun itu beberapa kali menulis artikel opini yang diterbitkan oleh surat kabar kampus, Harvard Crimson.
Pada Januari 2023, Josh menulis opini yang mengecam Harvard Kennedy School karena memberikan beasiswa kepada Amos Yadlin, mantan perwira senior di militer Israel. Willcox yang mengambil konsentrasi bahasa dan peradaban Timur Dekat itu menyindir universitas untuk 'menyambut agen-agen kekerasan kolonial.'
Bulan berikutnya, Willcox ikut menulis opini bersama dua anggota Komite Solidaritas Palestina lainnya, Nadine Bahour dan Shraddha Joshi, yang mengutuk 'rasisme anti-Palestina Harvard dan bias institusional terhadap kebijakan Israel'. Sejak lama, Willcox mengecam 'penindasan brutal terhadap warga Palestina' yang dilakukan oleh 'rezim apartheid', yang mengadu pada Israel.
Advertisement
Willcox merupakan anak tunggal Malone dan suaminya Gary Willcox. Ia menjual perusahaan parfum Jo Malone London seharga jutaan dolar Amerika kepada raksasa kosmetik Estee Lauder pada 1999.
Perusahaan yang kini memiliki Jo Malone sebenarnya terafiliasi dengan Yahudi. Putra Estee Lauder, Ronald Lauder, menjabat sebagai Presiden Kongres Yahudi Dunia.
Sementara, Komite Solidaritas Palestina merupakan salah satu dari 34 kelompok yang membubuhkan nama mereka di surat terbuka yang oleh media NY Post disebut 'menghasut'. Surat itu berisi pernyataan bahwa 'serangan Hamas tidak terjadi dalam kondisi vakum.'
Mereka menyatakan bahwa 'selama dua dekade terakhir, jutaan warga Palestina di Gaza dipaksa hidup di penjara terbuka'. Hal itu memancing kemarahan warga AS yang sebagian besar merupakan pendukung Israel.
Â
Miliuner Ancam Putus Beasiswa bagi Mahasiswa Harvard yang Dukung Palestina
Setelah berita menyebar, seruan boikot produk Jo Malone mulai bermunculan di dunia maya. "Wont be buying Jo Malone anymore. He will inherit the fortune. Who knows what he will do with all that money! (Tak akan lagi membeli Jo Malone. Dia akan mewarisi kekayaannya. Siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan dengan seluruh uang itu!)," tulis seorang warganet di kolom komentar unggahan Instagram New York Post atas berita terkait.
"Boycott Jo Malone around the world! (Boikot Jo Malone di seluruh dunia)," komentar yang lain.Â
Tekanan terhadap mahasiswa Harvard yang mendukung Palestina juga datang dari miliuner Bill Ackman. Ia mendesak Harvard merilis daftar nama mahasiswa yang menjadi anggota kelompok tersebut agar mereka bisa ditolak ketika melamar pekerjaan. Tindakan tersebut menurut mantan Menteri Keuangan Larry Summers berlebihan.
Belum lagi dengan sebuah 'truk doxxing' yang terlihat berkeliling kampus Universitas Harvard pada Rabu, 11 Oktober 2023. Truk itu dipasangi papan reklame digital yang menampilkan nama dan foto mahasiswa yang diduga menandatangani surat tersebut.
Â
Advertisement
Reaksi Jo Malone
Menanggapi reaksi keras tersebut, beberapa kelompok meninggalkan afiliasi mereka dengan surat tersebut karena para mahasiswa dan profesor bersikeras bahwa tidak semua anggota mengetahui isi surat tersebut. Sementara, Malone ikut menanggapi hal tersebut tetapi menolak menyebutkan secara spesifik keterlibatan putranya dalam surat tersebut.
"Kami sekeluarga patah hati atas kejadian beberapa hari terakhir dan mengutuk keras segala bentuk kekerasan," kata Malone kepada Daily Mail dalam sebuah pernyataan.
"Serangan keji terhadap orang-orang yang tidak bersalah pada hari Sabtu di Israel melampaui apa yang harus ditanggung oleh setiap keluarga."
NY Post telah meminta komentar dari Josh Willcox, Malone, dan Komite Solidaritas Palestina. Mereka juga menghubungi Estee Lauder untuk memberikan komentar.
Orangtua Wilcox pindah dari London ke Dubai, tempat mereka menjalankan Jo Loves, sebuah perusahaan wewangian dan kosmetik. Malone tidak lagi memiliki ikatan dengan merek parfum tersebut. Tindakan keras yang sama juga dialami Mia Khalifa yang secara terbuka mendukung Palestina.Â
Mia Khalifa Dipecat Playboy
Sayangnya, keberpihakan Mia terhadap Palestina telah berdampak negatif pada karier profesionalnya, khususnya dalam hubungannya dengan majalah Playboy. Mia Khalifa telah kehilangan posisinya sebagai model untuk Playboy akibat komentarnya tentang perang yang melibatkan pasukan Israel dan Hamas.
Aktris asal Lebanon ini secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap perjuangan Palestina melalui media sosial. Playboy telah mengeluarkan pernyataan resmi untuk memberi tahu pelanggan mereka bahwa Mia sudah tidak lagi bekerja sama dengan mereka.
"Dengan ini, kami ingin mengumumkan keputusan kami untuk mengakhiri hubungan bisnis kami dengan Mia Khalifa, termasuk menghapus konten yang dibuat oleh Mia di platform kreator kami," terang pihak Playboy dalam pernyataannya, dilansir dari dari laman TMZ Rabu, 11 Oktober 2023.
Mia dianggap telah merayakan serangan yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel sejak akhir pekan lalu. Konten yang terkait dengan Khalifa sudah sepenuhnya dihapus dari laman resmi Playboy pada hari Selasa, waktu Amerika Serikat.
"Mia telah membuat komentar yang sangat meresahkan dan tercela dalam merayakan serangan Hamas terhadap Israel, yang berdampak pada kematian pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah," tulis seorang sumber.
Advertisement