Sukses

Tentara Wanita Israel Sindir Palestina Tak Berhak Tolak Eksistensi Negaranya, Dibalas Artis Lebanon Lewat Lagu Rap

Video yang dibuat tentara wanita itu diyakini merupakan sindiran terhadap Palestina yang dianggap tidak berhak menolak eksistensi Israel. Namun sindiran itu mendapat banyak penolakan.

Liputan6.com, Jakarta - Perang Israel-Hamas yang melibatkan Palestina masih belum menyiratkan tanda akan berakhir. Berbagai informas maupun video banyak beredar di meda sosial ternasuk di TikTok.  Hal itu juga dimanfaatkan seorang wanita yang diduga merupakan tentara Israel.

Ia baru-baru ini mengungah video tentang Israel dan Palestina. Wanita berambut panjang itu memakai seragam militer warna abu-abu dan rompi anti peluru warna hitam dengan gambar bendera Israel di bagian tengahnya.

Ia menuliskan "Kenapa bangsa Palestina punya hak untuk menolak (eksistensi Israel)”. Tentara wanita itu sempat melihat bendera Palestina tapi kemudian bergeser ke sisi bendera Israel sambil tersenyum.

Video itu diyakini merupakan sindiran terhadap Palestina yang dianggap tidak berhak menolak eksistensi Israel dan harus menerima konsekuensi tidak bisa punya wilayah yang sah. Video itu langsung ditanggapi oleh Moe Zein, seorang artis dan penyanyi berdarah Lebanon-Palestina.

Moe membagikan vdeo singkat lewat akun @moezeindtb di Youtube Shorts pada 9 Oktober 2023. Ia menunjukkan dukungannya pada Palestina dengan lagu rap tentang sejarah hubungan kedua negara.

Menurut Zein, Israel pada 1946 sudah punya wilayah sendiri, sedangkan Israel saat itu tidak punya wilayah yang jelas karena banyak warga Yahudi yang datang dari Eropa dan berbagai negara lainnya. Israel kemudian menyerbu Palestina dan mengakui sebagian besar wilayah Palestina sebagai wilayah.

Bagi Zein, tindakan itu adalah sebuah kejahatan kemanusiaan. Moe Zein juga menegaskan bahwa Yerusalem adalah wilayah Palestina dan itu adalah kebenaran yang tidak bisa dipungkiri. "Anda suka atau tidak, Yerusalem adalah wilayah Palestina, selamanya," tuturnya. Unggahan yang sudah dilihat lebih dari 70 ribu kali itu mendapat banyak komentar dari warganet yang sebagian besar mendukung Palestina.

 

2 dari 4 halaman

Warga Palestina Melarikan Diri dari Utara Jalur Gaza

Sementara itu kabar terbaru dari situs Channel News Asia (CNA) yang dikutip kanal Global Liputan6.com, Minggu (15/10/2023) melaporkan Israel bersiap pada Sabtu, 14 Oktober waktu setempat untuk melancarkan serangan darat di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, setelah memerintahkan warga Palestina yang tinggal di wilayah padat penduduk untuk melarikan diri ke selatan menuju perbatasan tertutup dengan Mesir.

Ribuan warga Palestina melarikan diri dari bagian utara Jalur Gaza pada hari Sabtu dari jalur serangan darat Israel yang diperkirakan akan terjadi, sementara Israel menggempur daerah tersebut dengan lebih banyak serangan udara dan mengatakan pihaknya tetap membuka dua jalan agar orang-orang dapat melarikan diri.

Sementara itu, penasihat keamanan nasional Israel memperingatkan kelompok militan Lebanon Hizbullah untuk tidak memulai perang di front kedua, dan mengancam "penghancuran Lebanon" jika hal itu terjadi.

Di setiap konflik besar, biasanya muncul juga beragam informasi yang tidak akurat untuk memojokkan salah satu pihak. Ini pun terjadi di perang Israel-Hamas. Pakar literasi digital berkata para jurnalis juga harus waspada terkait hal ini.

3 dari 4 halaman

Konflik Hamas-Israel Disebut Meledak di Internet

Dilansir dari VOA Indonesia, Sabtu, 14 Oktober 2023, disinformasi mengenai konflik Hamas-Israel disebut meledak di internet dengan kekuatan yang mengejutkan para analis. Alex Mahadevan, direktur organisasi nirlaba literasi digital MediaWise, mengaku masalah disinformasi ini lebih parah dari peristiwa-peristiwa sebelumnya.

"Ini lebih buruk dibandingkan sebelum atau setelah serangan terhadap Gedung Kongres Amerika pada 6 Januari 2021. Ini lebih buruk daripada puncak pandemi COVID-19 atau peluncuran vaksinasi. Sejujurnya, ini adalah misinformasi paling intens yang pernah saya lihat tersebar di media sosial sejauh yang saya ingat," ujar Alex Mahadevan.

Di antara unggahan yang menjadi viral di platform seperti TikTok dan X - yang sedang coba dibantah grup seperti MediaWise – adalah klip video yang mengklaim bahwa Ukraina menyelundupkan senjata ke Hamas. Video itu ditonton hampir satu juta kali. Padahal, postingan dan video itu bohong.

Video lain yang beredar menunjukkan anak-anak dikurung dan mengklaim bahwa mereka adalah warga Israel yang diculik Hamas. Namun, menurut pengawas, video itu diunggah di TikTok beberapa hari sebelum serangan Hamas pada Sabtu 7 Oktober.

 

4 dari 4 halaman

Kekosongan Informasi Konflik Israel-Palestina

Ada pula disinformasi yang menampilkan wartawan BBC. Media penyiaran Inggris itu menyatakan tidak ada koresponden bernama Verona Mark. Bahkan, acara bincang-bincang bernama American Inside pun tidak ada. Platform X kemudian memblokir akun @Verona_Mark karena dianggap telah melanggar aturan situs mikroblogging tersebut.

Dalam zona konflik aktif, jurnalis tidak selalu bisa mengakses wilayah yang paling parah terimbas, menimbulkan kekosongan informasi. Kekosongan itu sering kali diisi disinformasi. Hal itu disampaikan Sherif Mansour, koordinator program Timur Tengah dan Afrika Utara di Komite Perlindungan Jurnalis.

"Ini berarti banyak informasi yang keliru, propaganda online bisa melemahkan upaya memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu yang dibutuhkan masyarakat dan juga jutaan orang di seluruh dunia," terang Sherif Mansour.

Media sosial sebenarnya bisa membantu jurnalis menyiarkan kebenaran, namun juga memungkinkan berkembangnya berita bohong. Beberapa pakar media telah menunjukkan perubahan di X, sebelumnya Twitter, termasuk pengurangan karyawan, yang mengakibatkan penyebaran disinformasi.

 

Video Terkini