Sukses

8 Bandara di Prancis Sempat Dikosongkan Gara-Gara Ancaman Bom

Sebanyak delapan bandara di Prancis terpaksa dievakuasi pada Rabu, 18 Oktober 2023 karena alasan keamanan. Bandara Beauvais dekat Paris mengatakan bandara tersebut telah dievakuasi menyusul adanya ancaman dari anonim yang diterima oleh beberapa bandara di Perancis.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak delapan bandara di Prancis terpaksa ditutup pada Rabu, 18 Oktober 2023, karena alasan keamanan. Bandara Beauvais dekat Paris mengatakan bandara tersebut telah ditutup menyusul adanya ancaman dari anonim yang diterima oleh beberapa bandara di Perancis.

Dikutip dari CNN, Kamis, 19 Oktober 2023, pihak bandara kemudian mengatakan dalam proses pembukaan kembali. Di Prancis timur, Bandara Strasbourg menyatakan ditutup karena ancaman bom. Afiliasi CNN, BFMTV, melaporkan, mengutip sumber polisi, Bandara Nantes di Prancis barat juga telah dikosongkan karena alasan yang sama.

Bandara Biarritz dan Toulouse di barat daya, Lille di utara dan Lyon-Bron di tenggara mengatakan operasi dilanjutkan setelah operasi polisi. Keempatnya ditutup pada Rabu pagi, 18 Oktober 2023, karena ketakutan akan ancaman bom.

Operasi di Bandara Nice di Prancis selatan telah dilanjutkan setelah penutupan karena ada barang yang tidak dijaga pada hari sebelumnya. Sementara itu, Istana Versailles dekat Paris mengevakuasi pengunjung demi alasan keamanan untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari seminggu, tujuan wisata populer tersebut mengatakan di situs webnya pada Rabu.

Istana dibuka kembali untuk pengunjung pada Rabu malam. Tempat tersebut terpaksa ditutup untuk umum pada Selasa, 17 Oktober 2023, karena adanya barang yang mencurigakan, dan pada akhir pekan dievakuasi karena ancaman bom.

Pada Sabtu, 14 Oktober 2023, Museum Louvre di Paris, Prancis, ditutup karena alasan keamanan tetapi dibuka kembali keesokan harinya. Prancis menaikkan tingkat kewaspadaan keamanannya ke level tertinggi menyusul serangan pisau di sebuah sekolah di kota Arras di utara pekan lalu.

2 dari 4 halaman

Prancis Dihantui Teror

Dikutip dari Global Liputan6.com, dua tempat wisata terbesar dan paling terkenal di Prancis disterilkan dan ditutup pada Sabtu, 14 Oktober 2023 sebagai respons terhadap ancaman serangan. "Sekitar 15.000 pengunjung diminta meninggalkan Louvre di pusat Kota Paris setelah pihak museum menerima pesan tertulis yang menyatakan bahwa ada risiko terhadap museum dan pengunjungnya," kata juru bicara museum kepada kantor berita Prancis AFP, seperti dilansir Minggu, 15 Oktober 2023.

Ia awalnya tidak menjelaskan secara rinci ancaman tersebut, namun lembaga penyiaran Prancis, BFMTV, mengutip sumber polisi mengatakan bahwa museum tersebut menerima ancaman bom. Alarm dilaporkan berbunyi di seluruh museum dan di pusat perbelanjaan bawah tanah di bawah piramidanya, dan pada saat bersamaan pengunjung bergegas ke pintu keluar.

Louvre, yang merupakan rumah bagi mahakarya seperti Mona Lisa, didatangi antara 30 ribu dan 40 ribu pengunjung setiap harinya. Kemudian pada Sabtu sore, Istana Versailles di pinggiran Paris juga dievakuasi setelah petugas keamanan menerima ancaman bom tanpa nama.

3 dari 4 halaman

7 Ribu Tentara Dikerahkan untuk Tingkatkan Keamanan

Ancaman bom yang melanda Louvre dan Istana Versailles terjadi saat Prancis dalam kewaspadaan keamanan tinggi menyusul serangan pisau di Sekolah Menengah Lycee Gambetta di Kota Arras yang menewaskan satu orang dan melukai tiga lainnya pada Jumat, 13 Oktober 2023. Pelaku serangan dilaporkan adalah seorang ekstremis yang merupakan mantan siswa di sekolah tersebut.

Pada Sabtu, kantor Kepresidenan Prancis mengumumkan akan mengerahkan hingga 7 ribu tentara untuk meningkatkan keamanan di seluruh negeri. Laporan Reuters menyebutkan, tentara akan dikerahkan mulai Senin malam, 16 Oktober 2023, hingga pemberitahuan lebih lanjut sebagai bagian dari operasi keamanan yang sedang berlangsung di pusat kota besar dan lokasi wisata.

"Postur ancaman darurat serangan memungkinkan pemerintah sementara waktu memobilisasi militer untuk melindungi tempat-tempat umum dan tindakan lainnya," sebut kantor Kepresidenan Prancis.

Otoritas kontraterorisme sedang menyelidiki penikaman tersebut. Tersangka, yang baru-baru ini berada di bawah pengawasan badan intelijen terkait radikalisasi, dan beberapa orang lainnya telah ditahan.

4 dari 4 halaman

Macron Desak Persatuan Prancis

Dilansir AP, dokumen pengadilan menunjukkan bahwa dia berasal dari wilayah Ingushetia di Pegunungan Kaukasus, Rusia, yang bertetangga dengan Chechnya. Pihak berwenang awalnya mengidentifikasi pria usia 20 tahun itu sebagai orang Chechnya. Motif sebenarnya penyerang masih belum jelas dan dia dilaporkan menolak berbicara dengan penyelidik.

Menurut Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, intelijen Prancis menunjukkan adanya hubungan antara perang di Timur Tengah dan keputusan tersangka untuk menyerang. Ia mengatakan pihak berwenang telah menahan 12 orang di dekat sekolah atau tempat ibadah sejak perang Hamas vs Israel di mulai pada Sabtu 7 Oktober 2023, beberapa di antaranya bersenjata dan bersiap mengambil tindakan.

Prancis telah meningkatkan keamanan di ratusan situs Yahudi di seluruh negeri pada pekan ini. Bagi banyak orang di Prancis, serangan tersebut serupa dengan pembunuhan guru lainnya, Samuel Paty, sekitar tiga tahun lalu di dekat sekolahnya di wilayah Paris. Dia dipenggal oleh seorang Chechnya radikal yang kemudian tewas dibunuh polisi.

Ketika mengumumkan bahwa sekolah akan dibuka kembali pada Sabtu, Presiden Emmanuel Macron mendesak rakyat Prancis untuk tetap bersatu. "Pilihan telah dibuat untuk tidak menyerah pada teror," kata dia. "Kita tidak boleh membiarkan apapun memecah belah kita dan kita harus ingat bahwa sekolah dan transmisi pengetahuan adalah inti dari perjuangan melawan ketidaktahuan."